Liputan6.com, Probolinggo Pencegahan stunting harus segera dilakukan karena generasi muda yang produktif dan unggul dapat tercipta jika mereka bebas dari stunting. Pencegahan stunting juga harus mengedukasi generasi muda produktif dan unggul, untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.
Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Wiryanta dalam diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Kepoin GenBest: Kenali Nutrisi Penting, Generasi Keren Sadar Stunting, di Probolinggo, Kamis (4/8).
Advertisement
Wiryanta mengatakan bahwa penurunan angka prevalensi stunting sangat penting karena terkait dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainability Development Goals (SDGS) yang ketiga yaitu kehidupan sehat dan sejahtera.
"Artinya, ketika kita merdeka dari stunting, kita merdeka untuk mencapai kehidupan yang sehat dan mencapai kesejahteraan," ujarnya.
Wiryanta juga menjelaskan saat ini pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting turun menjadi 14% di tahun 2024. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4%, atau turun 6,4% dari angka 30,8% pada 2018.
"Tentu saja dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, kita harus bekerja keras untuk menurunkan angka prevalensi stunting tersebut," jelasnya.
Ahli gizi yang juga Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) Rita Ramayulis yang hadir sebagai narasumber mengungkapkan untuk mencegah stunting, gizi dan nutrisi dalam tubuh harus selalu terpenuhi. Menurutnya, ada enam zat gizi yang harus terpenuhi setiap hari karena dibutuhkan tubuh dalam melakukan fungsinya.
"Zat gizi dibagi menjadi makro dan mikro. Makro misalnya karbohidrat, protein, lemak dan air. Keempatnya harus kita konsumsi sesuai dengan kebutuhan. Kemudian, zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral," jelasnya.
Narasumber lain, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Mohamad Yoto mengatakan ada banyak faktor penyebab stunting, salah satunya pemahaman dan perilaku hidup sehat.
"Ternyata yang didapati stunting bukan hanya terjadi pada masyarakat yang tergolong tidak cukup secara sosial ekonomi. Salah satu kendalanya adalah pemahaman dan kemauan kuat untuk menjalankan gaya hidup sehat," katanya.
Forum Kepoin GenBest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.
(*)