Luis Suarez Pernah Jadi Pencuci Mobil untuk Beli Makan

Bukan tanpa alasan Suarez meninggalkan sepak bola Eropa dan kembali ke klub masa kecilnya, Nacional.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 05 Agu 2022, 17:00 WIB
Luis Suarez akhirnya memilih berlabuh ke klub masa kecilnya, Nacional usai kontraknya di Atletico Madrid tak diperpanjang dan gagal mendapatkan klub peminat di Eropa. Pemain yang dijuluki El Pistolero tersebut tercatat bergabung dengan klub ini sejak masih di tim U-19. Ia kemudian promosi ke tim utama dan akhirnya pindah ke Eropa menuju Groningen, klub Liga Belanda. Setelah satu musim, ia kemudian merapat ke Ajax Amsterdan dan akhirnya menjajal klub-klub top Eropa seperti Liverpool, Barcelona, dan Atletico Madrid. (AFP/Pablo Porciuncula)

Liputan6.com, Jakarta Luis Suarez membulatkan tekadnya untuk pulang kampung. Setelah 16 tahun bertualang di Eropa, pemain asal Uruguay itu memilih memperkuat klub masa kecilnya, Nacional.

Bukan tanpa alasan Suarez memilih langkah ini. Sebaliknya, dia rela meninggalkan ingar-bingar sepak bola Benua Biru demi mendapat jam bermain yang dibutuhkannya agar bisa tampil membela timnas Uruguay di Piala Dunia Qatar 2022.

Suarez pulang bersama istri dan anak-anaknya. Mereka terbang menggunakan jet pribadi yang dipinjamkan Lionel Messi. Pemain asal Argentina yang dijuluki La Pulga itu sangat mendukung langkah Suarez kembali ke negaranya.

Seperti dilansir dari AS, pilihan Suarez terbilang tepat. Sebab kepulangannya disambut hangat para pendukung Nacional. Mereka tidak hanya menunggu Suarez dan keluarga di bandara. Sebagian warga yang berada di tepi jalan ikut melambaikan tangan ke arah mobil Suarez saat melintas.

"Banyak orang berspekulasi kalau Nacional adalah pilihan terakhirku. Tapi ketika Anda mendapatkan begit banyak luapan kasih sayang dan ingin kembali ke asal Anda, saya harus kembali," ujar Suarez dalam wawancara ekslusif pertama dengan stasiun televisi Uruguay, Channel 10.

"Melihat banyak orang dan anak-anak berteriak kepadamu di tepi jalan. 'Terima kasih sudah kembali'. Itu menggetarkan Anda dan ini adalah respons kalau keputusan saya tepat."

Suarez pertama kali memperkuat Nacional pada tahun 2005 lalu. Pemain berusia 35 tahun itu naik kasta ke tim utama setelah tampil gemilang bersama tim usia muda sejak 2001.

Namun masa bakti Suarez bersama Nacional tidak berlangsung lama. Setelah semusim, dia memutuskan pindah ke klub Groningen yang menjadi jembatan ke pentas Eropa.

 


Bersinar Terang

Luis Suarez melanjutkan kariernya di Nacional, klub asal Uruguay, dan mendapatkan sambutan luar biasa dari para penggemar. (Dok. Twitter/Luis Suarez)

 

Kariernya semakin bersinar saat direkrut Ajax Amsterdam tahun 2007. Bersama Ajax, Suarez memenangkan trofi Eredivisie dan KNVB Cup masing-masing sekali.

Dia juga pernah dinobatkan sebagai Ajax Player of the Year pada 2008-09. Dia juga memenangkan Dutch Footballer of the Year pada tahun berikutnya.

Suarez kemudian pindah ke Liverpool dan menetap selama tiga setengah musim. Usai mengantar The Reds memenangkan trofi Piala Liga Inggris, Suarez kemudian pindah ke Barcelona pada tahun 2014 hingga 2020.

Dia mencetak 198 gol dalam 283 penampilan bersama tim Catalan di semua kompetisi. Bersama Barcelona, Suarez pernah meraih empat gelar juara La Liga Spanyol. Dia juga memenangkan trofi Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub masing-masing satu kali.

Suarez juga pernah memenangkan gelar pichichi atau top skorer Liga Spanyol 2015-2016. Dia mencetak 40 gol dalam 35 pertandingan, unggul lima gol atas bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo.

 


Ditendang Barcelona

Luis Suarez. Kebersamaan keduanya di Barcelona dimulai pada 2014 usai Luis Suarez hijrah dari Liverpool. Mereka berhasil meraih 13 trofi selama 5 tahun bermain bersama. Mereka juga sering liburan bersama dengan membawa pasangan masing-masing, seperti ke Ibiza pada 2018. (Foto: AFP/Lluis Gene)

Setelah dibuang oleh pelatih Ronald Koeman, Suarez kemudian pindah ke Atletico Madrid pada musim panas 2020. Dalam debutnya bersama skuad racikan Diego Simeone itu, dia memenangkan trofi La Liga Spanyol.

"Hal terbaik yang bisa terjadi pada Anda adalah pergi bermain dari Amerika Selatan ke Belanda, mereka mengoreksi Anda, mereka mengajari Anda untuk menjadi dewasa, Anda menjadi seorang profesional, itu adalah hal terbaik yang terjadi pada saya," cerita Luis Suarez.

"Inggris adalah liga terbaik di dunia," bebernya.

 


Kerja Keras Sejak Kecil

Pada kesempatan tersebut, pemilik nama lengkap Luis Alberto Suarez Diaz tersebut itu mengaku tidak mendapatkan kesuksesan begitu saja. Sebaliknya, Suarez harus bekerja keras dan melewati berbagai hal hanya demi bertahan hidup.

"Saat saya berusia 10 tahun, saya berlatih pukul 20.00. Saya pergi sebelum pukul 18.00 dengan berjalan kaki agar tidak perlu bayar tiket perjalanan," kata Suarez.

"Saya merawat mobil-mobil untuk bisa makan, saya juga mengumpulkan kartu telepon dan menjualnya," beber Suarez.

"Saya telah melalui masa-masa ketika saya menderita, saya tidak mau perhitungan dan dia (istrinya) membantu saya."

Infografis Luis Suarez (Liputan6.com/Trie yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya