Liputan6.com, Jakarta Bagi banyak orang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tentu saja menjadi hal yang biasa. Akan tetapi, banyak pula yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan harian meski di usia yang tak lagi muda.
Bahkan, ada juga memilih cara yang terbilang nekat agar kebutuhan harian terutama makanan bisa terpenuhi. Hal ini pula yang dilakukan oleh seorang pria asal Thailand.
Advertisement
Dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Jumat (5/8/2022), seorang pria berusia 60 tahun menjadi sorotan banyak netizen. Pasalnya, pria asal Thailand tersebut kedapatan mencuri tiga buah sabun batang di sebuah apotek.
Hal ini pun membuat dirinya harus diamankan oleh pihak kepolisian. Bahkan, dirinya rela untuk mendekam di penjara karena aksinya tersebut. Namun, rupanya alasan pria tersebut mencuri tiga buah sabun batang menjadi perhatian banyak publik.
Tak bersedia ditolong dan dibebaskan
Aksi yang dilakukan oleh pria 60 tahun ini diketahui terjadi di sebuah apotek yang ada di Provinsi Chonburi, selatan Bangkok. Insiden tersebut dilaporkan terjadi pada 29 Juli 2022 lalu. Pria yang diketahui bernama Phichit ini pun diketahui kedapatan mencuri tiga buah sabun batang senilai 17 Bath atau sekitar Rp 7.000.
Tentu saja perbuatannya tersebut terbilang nekat. Pasalnya, dirinya bisa dikenakan denda sebesar 30 kali lipat dari barang curian ataupun mendapat hukuman penjara. Namun, dalam hal tersebut staf yang bertugas bersedia untuk melepaskannya.
Bahkan ada pula pengunjung yang menawarkan bantuan untuk membayar denda tersebut. Akan tetapi, Phichit justru bersikeras meminta staf untuk memanggil polisi. Dirinya bahkan menuntut agar ditangkap karena kejahatan yang dilakukan. Hal ini pun membuat pihak apotek akhirnya memanggil aparat negara.
Advertisement
Alasannya bikin miris
Usai pihak kepolisian datang ke lokasi kejadian, Phichit pun langsung diinterogasi. Pria tersebut memberikan alasan yang cukup mengejutkan sekaligus miris saat ditanya oleh polisi.
Pasalnya, dirinya mengaku lebih suka menghabiskan waktu di penjara. Hal ini dikarenakan dirinya bisa mendapatkan makan tiga kali sehari secara gratis. Tak hanya itu saja, ia juga mengaku bisa bersosialisasi dengan banyak orang di dalam penjara dibandingkan harus hidup di jalanan yang rentan akan risiko kelaparan karena tak memiliki pekerjaan.