Liputan6.com, Jakarta - Lima rudal balistik yang ditembakkan oleh China tampaknya mendarat di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, kata menteri pertahanan Jepang Nobuo Kishi pada Kamis (4/8). Rudal-rudal itu bagian dari latihan militer yang diluncurkan China.
Latihan militer China itu, yang terbesar di Selat Taiwan, dimulai sesuai jadwal pada tengah hari dan termasuk penembakan ke perairan utara, selatan dan timur Taiwan, menaikkan ketegangan di daerah itu ke level tertinggi dalam 25 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Kishi mengatakan kepada wartawan bahwa ini pertama kali lima rudal China jatuh di ZEE Jepang, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (5/8/2022).
Zona itu membentang 200 mil laut dari batas luar laut teritorial Jepang. Rudal Korea Utara dulu pernah jatuh di bagian lain ZEE Jepang, termasuk beberapa dalam rangkaian peluncuran sebelumnya tahun ini.
Latihan itu dilakukan dua hari setelah Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan, pejabat tertinggi yang berkunjung dalam 25 tahun, dan hanya beberapa jam setelah China mengatakan pertemuan yang direncanakan antara menteri luar negerinya dan menteri luar negeri Jepang telah dibatalkan karena China tidak senang atas pernyataan G7 yang mendesak Beijing agar menyelesaikan ketegangan di Taiwan secara damai
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menlu AS Antony Blinken Menentang Upaya Kekerasan China Terhadap Taiwan
Menteri Luar Negeri Antony Blinken menekankan Amerika Serikat senantiasa memiliki kepentingan yang tetap untuk perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
"Kami menentang segala upaya sepihak untuk mengubah status quo, terutama dengan kekerasan. Kami tetap berkomitmen terhadap kebijakan 'satu China', dipandu oleh komitmen kami di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan (Taiwan Relations Act), tiga Komunike bersama (Three Communiqués), dan Enam Jaminan (Six Assurances)," kata Blinken dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-AS.
"Dan saya ingin menekankan bahwa tidak ada yang berubah dengan posisi kami, dan saya sangat berharap bahwa Beijing tidak akan dengan sengaja menciptakan krisis atau mencari dalih untuk meningkatkan aktivitas militernya yang agresif."
Blinken juga menyebutkan bahwa negara-negara di seluruh dunia, percaya bahwa eskalasi tidak menguntungkan siapa pun dan dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan yang tidak memenuhi kepentingan siapa pun, termasuk anggota ASEAN dan termasuk juga China.
"Dalam beberapa hari terakhir ini, Kami telah menghubungi untuk melibatkan rekan-rekan RRC kami pada setiap tingkat pemerintahan guna menyampaikan pesan ini. Menjaga stabilitas lintas selat adalah kepentingan semua negara di kawasan, termasuk semua rekan kami di ASEAN."
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
TETO Serukan Indonesia Kecam Aksi Militer China di Sekitar Taiwan, Ini Alasannya
Setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada tanggal 2 Agustus 2022, Taiwan dikabarkan terus menerima ancaman militer dari China.
China disebutkan telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut mulai dari tanggal 4 Agustus sampai tanggal 7 Agustus dengan tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya. Total 6 wilayah perairan dan udara Taiwan.
"Latihan militer ini telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dari Taiwan, dan beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan," ujar John Chen Representative Taipei Economic and Trade Office in Indonesia atau perwakilan kantor dagang Taiwan di Indonesia (TETO) dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Jumat (5/8/2022).
"Aksi ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan selat Taiwan, serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut dari berbagai negara yang akan melintas di kawasan tersebut," jelas John Chen.
Pada kesempatan ini, sambung John Chen, ia menyampaikan keinginannya menjelaskan bahwa Taiwan selalu bersedia untuk berinteraksi dengan negara-negara lain di dunia, dan dengan tulus menyambut semua teman internasional yang mendukung gagasan kebebasan dan demokrasi untuk berkunjung ke Taiwan.
"Sudah sepatutnya negara lain tidak ikut campur dalam hubungan persahabatan Taiwan dengan negara lain," tegas John Chen.
Perdamaian di Selat Taiwan Penting
Selain itu, lanjut John Chen, perdamaian di Selat Taiwan sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas regional dan global, dan pada saat bersamaan juga akan mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar diaspora Indonesia di Taiwan.
"Oleh karena itu, saya dengan ini menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional, serta menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer," tegasnya.
"Saya juga menghimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas tatanan internasional," imbuhnya.
Advertisement