Liputan6.com, Jakarta - PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk (WIKA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilakukan secara hybrid di Jakarta, Jum’at (5/8/2022). Selain mekanisme daring, RUPSLB juga berlangsung secara fisik dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan mencegah penyebaran Covid19.
RUPSLB menyetujui pengangkatan Hadjar Seti Adji sebagai Direktur Human Capital dan Pengembangan Usaha Perseroan menggantikan Direktur sebelumnya yang mendapatkan penugasan di BUMN yang lain. Dengan demikian Pengurus Perseroan menjadi sebagai berikut: Direktur Utama : Agung Budi Waskito
Advertisement
Direktur Operasi I : Hananto Aji
Direktur Operasi II : Harum Akhmad Zuhdi
Direktur Operasi III : Rudy Hartono
Direktur Human Capital dan Pengembangan : Hadjar Seti Adji
Direktur QHSE : Ayu Widya Kiswari
Direktur Keuangan : Adityo Kusumo
Kontrak Baru WIKA Capai Rp13,8 Triliun
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menyampaikan, bahwa kehadiran Hadjar Seti Adji menjadi bentuk penyegaran untuk tetap menjaga performa Perseroan dalam rangka menjawab kepercayaan dari pemegang saham dan publik.Kepercayaan tersebut tercermin pada raihan kontrak baru WIKA hingga Juni 2022 sebesar Rp13,8 Triliun atau naik 31,4% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Perolehan tersebut disumbangkan sebagian besar oleh sektor infrastruktur dan bangunan gedung, disusul oleh industri penunjang konstruksi, energi dan industrial plant, serta realty dan property.Dalam deretan kontrak baru yang diraih Perseroan hingga Juni 2022 terdapat proyek Preservasi Jalan dan Jembatan di Bali yang dipercayakan oleh Kementerian PUPR.
Proyek ini berfungsi sebagai infrastruktur pendukung perhelatan G20 pada Oktober 2022 mendatang.Agung BW mengungkapkan bahwa proyek Preservasi Jalan dan Jembatan di Bali menjadi bentuk kepercayaan Pemerintah melalui Kementerian PUPR pada WIKA dalam mengerjakan infrastruktur yang akan dilewati oleh para kepala negara pada event berkelas dunia.
Selain Preservasi Jalan dan Jembatan di Bali, WIKA juga tengah mengerjakan sejumlah proyek pendukung G20 diantaranya pembangunan jalan dan jembatan Labuan Bajo – Tana Mori juga melakukan revitalisasi ruangan VVIP pada Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta dan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Bali.
Berbagai proyek yang telah diraih akan menjadi modal untuk keberlangsungan usaha Perseroan ke depan.Sementara itu, selaras dengan model bisnis Perseroan, pada Kuartal II ini Perseroan telah berhasil melakukan divestasi terhadap dua entitas asosiasinya, yaitu PT Jasamarga Kunciran Cengkareng dan PT Prima Terminal Petikemas.
Agung BW menambahkan, langkah tersebut sebagai bentuk capital recycling yang dapat membuat ruang lebih bagi Perseroan dalam pemenuhan investasi mendatang sekaligus menambah kas Perseroan sebagai modal kerja yang baru sehingga dapat lebih fokus pada core business-nya.