Liputan6.com, Jakarta Polisi menyelidiki insiden tewasnya dua pekerja akibat tertimpa material bangunan ketika melangsungkan pembongkaran revitalisasi bangunan Gelanggang Olah Raga (GOR) Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan pada Minggu (31/7/2022).
Kapolsek Mampang Prapatan Kompol Supriadi mengatakan, pihaknya bakal memanggil pihak Dispora DKI Jakarta guna meminta keterangan proses lelang pengerjaan proyek tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Kita panggil untuk dimintai keterangan terkait proses lelangnya," kata Supriadi saat dihubungi, Jumat (5/8/2022).
Selain memanggil pihak Dispora DKI, kata Supriadi, pihaknya juga bakal meminta untuk tim Puslabfor Polri meneliti peristiwa ambruknya material yang membuat tewasnya dua pekerja.
"Kemudian, ini kita panggil puslabfor untuk pastikan apakah ada kelalaian atau bagaimana," ucap dia.
Karena masih mencari adakah unsur pidana, Supriadi mengatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki kasus dan belum ada penetapan tersangka. Meskipun dalam peristiwa ini telah ada kesepakatan damai antara pihak korban dan pelaksana proyek.
"Untuk sementara sekarang tersangka belum ada, nanti kalau memang ada kelalaian kita ini," sebutnya.
"Memang ini kan sudah ada kesepakatan damai juga dari kedua belah pihak, tidak ada tuntutan juga dari keluarga korban. Ini supaya jadi pembelajaran bahwa demi keselamatan pekerja juga yg harus diperhatikan," tambah dia.
Tanggung Jawab Kontraktor
Sementara, Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga DKI, Rusdiyanto menegaskan bahwa tembok GOR Mampang, Jakarta Selatan, memang sengaja dirobohkan. Sedangkan korban meninggal dari peristiwa tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.
"Bangunan lama lagi proses penghapusan. Penghapusan itu artinya bangunan lama dihapus dan itu ditenderkan sudah ada pemenang lelangnya. Korban pekerjanya, korban yang menang tender nih, jadi menjadi kewajiban si perusahaan itu," kata Rusdiyanto saat dikonfirmasi, Jumat (5/8/2022).
Dia mengatakan, atas kejadian ini Dinas Pemuda dan Olahraga tidak lagi memiliki keterkaitan atas insiden yang menyebabkan dua korban jiwa tersebut.
Jika dilihat dalam perspektif hukum, Rusdiyanto juga meyakini tidak ada tanggung jawab Dinas Pemuda dan Olahraga, sebab seluruh konsekuensi pengerjaan penghapusan bangunan, ada di pihak kontraktor pemenang tender.
Kendati demikian, Rusdiyanto tak menampik ada pihak dari Dinas Pemuda dan Olahraga yang dipanggil polisi untuk dimintai keterangan.
"Hanya dimintai keterangan sih, proses lelangnya seperti apa, penghapusan aset DKI, proses lelangnya itu ada di badan aset, bukan Dispora," ujarnya.
"Jadi bukan karena bangunannya roboh, memang sengaja dihapus," sambungnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kejadian Berawal
Sebelumnya, pembongkaran bangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Kecamatan Mampang Jakarta Selatan memakan korban jiwa. Dua pekerja dilaporkan meninggal dunia tertimpa material bangunan pada Minggu (31/7/2022).
Kapolsek Mampang Prapatan Kompol Supriyadi menerangkan, empat orang sedang bekerja di lantai dua gedung pada pukul 13.40 WIB. Dua di antaranya yakni Atmaja (48) dan Isman Nur Latief (23) hendak merobohkan tembok.
"Itu mau dibongkar total. Tahu-tahu angin kencang terus temboknya rubuh dan timpa mereka. Jadi ketiban reruntuhan bukan jatuh," kata dia saat dihubungi, Senin (1/8/2022).
Supriyadi menerangkan, dua orang korban dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Mampang. Namun, nahas nyawa tak tertolong.
"Yang ketimpa dua orang, itu meninggal dunia," ujar dia.
Selain memakan korban jiwa, Supriyadi mengatakan, satu mobil mengalami kerusakan akibat kejadian itu. Kendaraan itu terpakir di sekitar area bangunan.
"Iya ada satu unit mobil yang parkir itu tertimpa," ujar dia.
Terkait kejadian ini, pihak keluarga korban sebenarnya telah menerima dengan lapangan dada dan menganggap kematian korban karena musibah. Namun, pihak kepolisian tetap mendalami dugaan unsur kelalaian yang mengakibatkan kedua korban meninggal dunia.
"Iya kita dalami ke sana (kelalaian) walaupun ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi karena ada korban jiwa kita tetap dalami sebagai pembelajaran ini kedepannya bahwa pekerjaan ini taruhannya nyawa. Perlu ada standarnya," ujar dia.
Sejauh ini, sebanyak tujuh dimintai keterangan sebagai saksi. Menurut dia, yang digali perihal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
"Saksi sudah kita periksa ada sekitar 7 orang termasuk pemborong. Kita dalami, kasus sedang penyelidikan," ujar dia.
Reporter: Bachtiarudin Alam & Yunita/Merdeka.com