Liputan6.com, Yogyakarta - Mahasiswa KKN UGM menggandeng Alfian Julyanto Sihotang, satu-satunya pengusaha kopi dan pemilik kedai kopi di Kecamatan Harian, Samosir Sumatra Utara. Melalui kegiatan ini, mereka berupaya meningkatkan potensi kopi untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurut Koordinator Mahasiswa KKN UGM Unit Harian, Ayu Wulandari, Kabupaten Samosir memiliki potensi kopi yang sangat besar hanya saja belum begitu dikenal masyarakat.
“Padahal kopi yang dibudidayakan di daerah ini memiliki cita rasa yang khas dan sangat enak,” ujarnya saat menerima kunjungan Rektor UGM Ova Emilia ke lokasi KKN UGM di Harian Samosir Sumatra Utara, Kamis (4/8/2022).
Baca Juga
Advertisement
Melalui program ini, mahasiswa KKN UGM melakukan inovasi produk dan melakukan rebranding, serta membantu mengenalkan produk kopi Samosir secara lebih luas. Sejauh ini, kopi Samosir telah dipasarkan di Samosir, Semarang, Jakarta, Jambi, dan Medan.
“Melalui kegiatan KKN ini dilakukan pemasaran secara lebih luas lagi dan menerapkan inovasi baru dalam pengemasan kopi berbentuk drip bag coffee,” ucap Ayu.
Ia menargetkan, pemasaran utama menyasar hotel maupun penginapan di sekitar Samosir. Selain inovasi kemasan dalam bentuk drip bag coffe 15 gram, para mahasiswa KKN UGM juga membuatnya dalam bentuk bingkisan. Mereka berharap dengan inovasi kopi berbentuk drip bag cofffe dapat semakin mengangkat dan mengenalkan kopi Samosir secara lebih luas.
Sementara, Alfian Julyanto Sihotang mengelola lahan budidaya kopi seluas 20x20 meter persegi. Tak hanya menanam sendiri, ia pun melakukan pembinaan kepada lima petani kopi di Kecamatan Tambak, Samosir mulai dari persiapan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen, hingga roasting sejak 2020.
“Pembinaan ini dilakukan secara gratis mulai dari penyiapan hingga pasca panen,” tuturnya.
Keberadaan kopi Samosir mendapatkan respons positif dari konsumen maupun masyarakat. Bahkan ia pun sempat mendapatkan tawaran kerja sama untuk memasok biji kopi oleh salah satu perusahaan kedai kopi besar dunia.
Kendati demikian, ia belum menyanggupi karena baru bisa memproduksi kopi Samosir dalam skala kecil, sekitar 1,5 ton sekali panen.