Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) bergerak di zona hijau dan mencatat kenaikan signifikan pada Jumat, 5 Agustus 2022. Penguatan saham HRTA terjadi setelah rilis laporan keuangan semester I 2022 yang positif.
Mengutip data RTI, saham HRTA melonjak 10 persen ke posisi Rp 220 per saham. Saham HRTA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 202 per saham. Saham HRTA berada di level tertinggi Rp 220 dan terendah Rp 200 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.294 kali dengan volume perdagangan 484.541 saham. Nilai transaksi Rp 10,3 miliar.
Advertisement
Penguatan saham HRTA ini juga terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menghijau. IHSG naik 0,39 persen ke posisi 7.084,65. Indeks LQ45 menanjak 0,40 persen ke posisi 1.007,80. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.
Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.090,76 dan terendah 7.045,98. Sebanyak 275 saham menguat dan 237 saham melemah. 171 saham diam di tempat.
Selama sepekan, harga saham HRTA juga menguat. Pada 1-5 Agustus 2022, saham HRTA naik 6,8 persen ke posisi Rp 220 per saham. Saham HRTA berada di level tertinggi Rp 220 dan terendah Rp 200 per saham. Total volume perdagangan 74.623.000 saham dan nilai transaksi Rp 15,6 miliar. Total frekuensi perdagangan 3.731 kali.
Pada 2022, saham Hartadinata Abadi sudah menguat 3,77 persen ke posisi Rp 220 per saham. Saham HRTA berada di level tertinggi Rp 226 dan terendah Rp 199 per saham. Total volume perdagangan 689.077.000 saham dan nilai transaksi Rp 144,8 miliar. Total frekuensi perdagangan 65.571 kali.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mengungkapkan kinerja sepanjang semester I 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 133,24 miliar.
Laba itu naik 41,37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 94,73 miliar. Capaian itu sejalan dengan pendapatan Hartadinata Abadi yang tumbuh 31,18 persen menjadi Rp 3,22 triliun pada semester I 2022 dari Rp 2,45 triliun pada semester I 2022.
Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,85 triliun dari Rp 2,21 triliun. Sehingga pada semester I 2022 perseroan mengantongi laba kotor Rp 366,49 miliar, naik 52,74 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 239,95 miliar.
Dari sisi beban usaha dari penjualan pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 8,78 miliar, serta beban administrasi dan umum tercatat sebesar Rp 73,09 miliar.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Selanjutnya
Perseroan juga mencatatkan pendapatan usaha lainnya sebesar Rp 129,15 juta. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 284,76 miliar, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 199,91 miliar.
Pada saat bersamaan, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 957,59 juta. Sementara beban keuangan tercatat sebesar Rp 106,65 miliar, dan bagi hasil utang sukuk mudharabah Rp 7,61 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 133,55 miliar. Naik 40,76 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 94,88 miliar.
Dari sisi aset sampai dengan akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 3,87 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 3,48 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 3,64 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 229,51 miliar.
Liabilitas hingga akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 2,26 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,96 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,05 triliun, dan liabilitas jangka panjang Rp 1,21 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi Rp 1,6 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,52 triliun.
Realisasi Belanja Modal
Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah merealisasikan belanja modal Rp 15 miliar dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar pada 2022.
Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk, Ong Denny menuturkan, belanja modal pada 2022 digunakan untuk mesin dan pengembangan toko. Dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar, yang terserap baru Rp 15 miliar.
Untuk mengantisipasi harga emas yang naik, PT Hartadinata Abadi Tbk juga berupaya memperkuat posisi untuk persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan. Ong Denny menuturkan, harga emas ke depan dapat dibilang masih stabil di kisaran USD 1.800-USD 1.900 per troy ounce. Kisaran harga itu menurut Denny cukup baik dukung kinerja perseroan saat ini.
“Banyak yang prediksi harga emas akan kembali melonjak seiring inflasi sehingga kami anggap perlu juga perkuat posisi dari persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan, ia menambahkan.
Mengutip paparan publik perseroan, realisasi pembukaan toko sendiri mencapai 10 toko atau setara dengan 71 persen dari target 14 toko baru menjadi 78 toko hingga awal Juni 2022. Pada akhir 2022, perseroan menargetkan penambahan jaringan toko sendiri menjadi 82 toko.
Adapun distribusi perhiasan emas perseroan dari toko milik sendiri antara lain ACC, ACC Premium, Celine Jewellrey, dan Claudia Perpect Jewelry.
Advertisement