Liputan6.com, Jakarta Cover lagu di media sosial sedang jadi sorotan dan mengundang pro kontra. Maklum saja banyak yang menerimanya dengan santai-santai saja, namun tak sedikit pula yang mengecam karena dianggap tidak kreatif sekedar membawakan karya orang lain.
Namun satu hal yang pasti, segala bentuk karya cipta dari musisi tanah air sudah seharusnya tetap dihargai. Salah satu musisi cover yang sudah berkarir sejak tahun 2016 adalah Aviwkila.
Advertisement
Grup musik yang digawangi oleh Uki dan Ajeng ini mengawali karirnya sebagai musisi cover di platform Instagram dengan rutin mengunggah konten cover 15 detik. Mereka konsisten berkarir hingga saat ini dan sudah merilis original song hasil ciptaan mereka sendiri.
Pandangan
Pernah mengalami dua situasi sebagai penyanyi cover dan pencipta lagu, Aviwkila memiliki pandangannya sendiri terkait dengan stigma lagu cover dan original.
"Sebenarnya kalau pencipta lagu dan musisi cover sama-sama memahami tentang legalitas konten maupun hak-hak lainnya, harusnya kita semua bisa membangun ekosistem musik yang lebih suportif kok," tutur Uki dan Ajeng pada acara Cakap-Cakap yang diinisiasi oleh tim Cover Clearance by Sosialoka.
Advertisement
Komentar Pencipta
Hal ini juga ditanggapi oleh Mario G. Klau, pencipta lagu sekaligus jebolan salah satu ajang pencarian bakat yang sukses menciptakan beberapa lagu seperti Tak Ingin Usai yang dipopulerkan oleh Keisya Levronka dan juga Pesan Terakkhir yang dipopulerkan oleh Lyodra Ginting.
"Sebagai pencipta lagu dan juga musisi cover, aku senang saat musisi juga mendukung karya yang kami produksi di platform maupun media sosial. Kita bisa saling support juga lewat situ," ujar Mario menanggapi pendapat Aviwkila tentang stigma Lagu Cover dan Original.