Daftar Franchise Terpopuler Versi TikTok

Media sosial TikTok merupakan bentuk baru marketing campaign yang memiliki pola ideal untuk saat ini, termasuk bagi Franchise.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2022, 16:45 WIB
(Sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi banyak melahirkan kebiasaan dan trend baru di media sosial yang banyak menyediakan aplikasi digital saat ini. Salah satu aplikasi yang melahirkan trend baru di media sosial adalah TikTok.

Aplikasi ini menjadi populer belakangan ini. Hampir semua masyarakat yang menggunakan media sosial mengenal, memanfaatkan dan menikmati TikTok sebagai entertainment dan brand campaign.

Tercatat, pengguna aktif bulanan TikTok di Indonesia saja mencapai angka fantastis yakni 99,1 juta orang pada April 2022. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai pengguna terbesar kedua setelah Amerika Serikat dengan jumlah 136,4 juta

Brasil menempati urutan ketiga sebesar 73,6 juta, lalu Rusia 51,3 juta, Meksiko di angka 50,5 juta, kemudian Vietnam 45,8 juta, Filipina 40,4 juta dan Thailand 38,4 juta.

Pengguna Tiktok di Indonesia rata-rata berusia 18 tahun keatas dengan 66 persen pengguna adalah perempuan dan 34 persen adalah laki-laki. Angka ini tentu saja sangat besar dan potensial dimanfaatkan oleh seorang pemasar untuk promosi dan atau membangun awareness sebuah brand.

TikTok pun menjadi aplikasi platform media sosial terpopuler yang berisikan kumpulan video berdurasi paling lama 3 menit. Meski baru 5 tahun diluncurkan, brand valuasi Tiktok meningkat tajam. Saa ini menurut marketers brand valuasi Tiktok mencapai 59 billion US Dollar.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar menyebutkan bahwa media sosial TikTok merupakan bentuk baru marketing campaign yang memiliki pola ideal untuk saat ini.

"Saya kira sosial media saat ini menjadi marketing tools yang cukup efektif sehingga harusnya bisa lebih bisa menjangkau pasar lebih luas lagi dibandingkan cara-cara konvensional dahulu. Saya pun mendorong para pelaku franchise memaksimalkan potensi ini agar tetap bisa bersaing," bebernya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (6/8/2022).

Ia mencontohkan bagaimana jaman dahulu produk-produk lawas yang sampai saat ini masih eksis karena mampu mengaplikasikan skema marketing yang tepat.

Maka di jaman sekarang harus lebih dalam lagi penetrasinya.Ditambah lagi, menurut beberapa penelitian baik yang dilakukan oleh Nielsen pada 2021 lalu secara umum aplikasi Tiktok dibanding aplikasi yang lain itu memiliki beberapa keunggulan, antara lain adalah kontennya dapat menarik perhatian dan membuat kesan terhadap suatu brand menjadi lebih kuat.

Selain itu, TikTok juga lebih efektif untuk membangun relevansi dan mendukung perilaku berbelanja konsumen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Survei

(Sumber: iStockphoto)

Survei Popular Brand on Tiktok 2022 dilakukan pada bulan Juli 2022 terhadap merek atau brand yang mempunyai dan menggunakan aplikasi TikTok. Merek-merek yang disurvei terdiri dari merek dalam kategori franchise, BO maupun non franchise dan BO (merek general).

Adapun metodenya adalah survei di aplikasi TikTok. Kemudian untuk penilaiannya, menggunakan 4 parameter penilaian yakni, pertama Jumlah follower.

Setiap brand yang memiliki jumlah follower paling banyak di aplikasi TikTok itu berarti merek tersebut memiliki jangkauan secara luas. Semakin luas tingkat maka tinkat popularitas di publik juga akan semakin tinggi. Kedua, jumlah total like dan rata-rata like per 10 feed. Semakin banyak jumlah like berarti konten video sebuah merek disukai banyak orang. Itu artinya konten dari branding cukup menarik buat publik.

Ketiga, rata-rata jumlah view per 10 feed. Semakin banyak view itu berarti konten maupun pesan yang disampaikan oleh merek lewat video tiktok banyak yang menonton. Semakin banyak yang menonton peluang pesan tersebut nancep di publik dan viral makin besar.

Serta yang terakhir adalah frekuensi serta keaktifan feed. Ini untuk melihat konsistensi sebuah merek menggunakan aplikasi tiktok. Semakin merek sering buat video di tiktok semakin tinggi peluang meningkatnya jumlah follower dan like. Ujungnya popularitas di publik juga makin tinggi.

Dari penilaian tersebut maka berikut ini merek-merek Franchise dan Business Opportunity yang meraih Popular Brand on Tiktok 2022.

Mereka antara lain Kopi Chusayo, Depo Air Hidup, Dogs Ministry, Tora Sudiro dengan brand Foodpedia, Handika Pratama dengan brand Selera Bahari, Nasi Kulit Malam Minggu.

Kemudian, Dwi Andhika dengan brand Tentang Kopi, Dwi Andhika dengan Barberpedia, Ethica, Chika Jessica dengan brand Eatpedia, Dwi Andhika dengan brand Minang Sepakat, Handika Pratama dengan brand Warkop Naik Kelas, Mr. Crispy, Kebab Turki Baba Rafi, dan Menantea.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Buka Forum Waralaba, Mendag Ungkap Industri Franchise Serap 628 Ribu Tenaga Kerja di 2020

Pameran pameran Indonesia Franchise & SME Expo (IFSE) ditujukan untuk menarik semakin banyak pengunjung melihat peluang usaha yang ditawarkan oleh industri waralaba Indonesia, Jakarta, Jumat (25/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dampak pandemi COVID-19 terhadap dunia usaha, masih dirasakan hingga saat ini, termasuk pada sektor waralaba. Kondisi ini membuat para pelaku usaha waralaba harus mampu beradaptasi dengan kondisi new normal, di mana masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah.

Meskipun demikian, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan, pelaku usaha harus tetap optimistis karena pada 2020, bisnis waralaba di Indonesia masih tetap dapat berkontribusi dalam penyerapan 628 ribu tenaga kerja dan mencatat omzet tidak kurang dari Rp 54,4 miliar.

Hal itu Mendag Lutfi sampaikan dalam sebuah pesan video yang disiarkan di acara Indonesia Franchise Forum, disiarkan secara virtual pada Selasa (7/12/2021).

"Pemerintah juga terus mendorong pengembangan bisnis waralaba dalam negeri, karena potensi pasar Indonesia yang besar dan menjanjikan," kata Mendag Lutfi.

"Saya sangat bangga bahwa saat ini Indonesia tidak lagi menjadi pasar bagi waralaba asing, karena waralaba lokal sudah menjadi tuan rumah dan menguasai pasar dalam negeri bahkan mulai merambah ke pasar regional," lanjutnya.

Mendag pun optimis dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, asosiasi waralaba di Indonesia dapat menguasai, menembus, dan bersaing di pasar global.

 

  

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya