Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan generasi milenial semakin sulit memiliki rumah atau hunian karena kenaikan harga properti yang tidak sebanding dengan pendapatan mereka.
Sulitnya memiliki hunian di Indonesia membuat PT. Hocky Anwa Lestari memberikan kemudahan untuk para milenial yang ingin memiliki hunian nyaman, dengan lokasi strategis. Pasalnya para milenial bisa mendapatkan 2 bedroom custom unit apartemen di Anwa Residence Apertemen at Bintaro hanya seharga 499 jutaan.
Advertisement
“Statement dari Menteri Sri Mulyani mengatakan bahwa milenial terancam tidak bisa memiliki hunian, karena semakin tingginya harga properti. Kami sebagai developer Indonesia ingin membantu para milenial untuk bisa memiliki hunian yang nyaman, aman, serta memiliki hunian dengan lokasi yang trategis. Sehingga para milenial tidak perlu merasa khawatir, akan masa depannya dalam mendapatkan hunian," ucap Direktur PT. Hocky Anwa Lestari, Kelly Maria Emmanuella Andwa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (6/8/2022).
Tingginya harga properti memang membuat para milenial kesulitan dalam mengumpulkan uang muka atau yang lebih dikenal dengan Down Payment.
Semakin strategisnya hunian tentunya memiliki harga yang semakin tinggi, Anwa Residence Apartemen at Bintaro memiliki lokasi yang sangat strategis dekat dengan stasiun jurangmangu, pintu tol pondok aren dan juga mall Bintaro Xchange.
Tidak hanya memiliki lokasi yang strategis, Anwa Residence Apartemen at Bintaro juga dilengkapi dengan fasilitas lengkap. Seperti infinity pool, mini waterpark, gym center, children playground, podium parking, shopping arcade, jogging track dan juga Aston Bintaro Boutique Hotel.
“Dengan lokasi yang strategis dan fasilitas lengkap, Anwa Residence Apartemen at Bintaro mendukung para milenial untuk mendapatkan hunian mereka dengan harga 499 jutaan 2 bedroom custom unit. Tentunya ini menjadi angin segar para milenial,” tambah Kelly.
Anwa Residence Apartemen at Bintaro tidak hanya cocok sebagai hunian para milenial saja, tetapi cocok juga dijadikan sebagai investasi di masa depan. Untuk bisa memiliki apartemen sestrategis ini, para milenial bisa mengunjungi marketing gallery Anwa di Jl. Cendrawasih Raya No.25 – Bintaro.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sri Mulyani Sebut Harga Rumah Makin Mahal, Banyak yang Pilih Tinggal di Mertua
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pandemi telah membuat semua sektor terpuruk, tak terkecuali sektor perumahan. Tanpa disadari, sektor ini mengalami dampak yang besar.
Tercermin dari penurunan pertumbuhan kinerja yang selama 2 tahun berturut-turut menurun. Pada tahun 2019 pertumbuhannya masih 11,84 persen. Kemudian di tahun 2020 menurun jadi hanya 4,34 persen. Kemudian pada tahun 2021 sedikit mengalami perbaikan dengan pertumbuhan 5,74 persen.
"Tak terkecuali sektor perumahan yang kredit grossnya berkurang," kata Sri Mulyani dalam pembukaan Securitization Summit 2022, Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Di sisi lain, harga-harga juga makin mahal. Harga tanah sebagai bahan pokoknya selalu naik, terutama di perkotaan. Belum lagi bahan bakunya yang juga ikut naik. Terlebih saat ini di tengah peningkatan inflasi di hampir semua negara.
"Harga rumah ini cenderung naik dan membuat masyarakat akan sulit beli rumah. Ini jadi salah satu implikasi dari situasi dunia dan pengaruhnya ke perumahan," kata dia.
Sebelum terjadi pandemi, sektor perumahan memang menjanjikan dengan kontribusi terhadap PDB hingga 13 persen. Meski begitu, harga rumah masih terlalu tinggi terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sehingga jauh sebelum pandemi sektor ini sudah memiliki masalahnya tersendiri.
"Kita buat skema kredit rumah rakyat bersubsidi, tapi dari sisi suplai dan demainnya ini yang memang bermasalah sejak awal," kata dia.
Advertisement
Bangunan Rumah
Suplai yang dimaksud yakni produksi dan bangunan rumah, sedangkan demand masyarakat yang membutuhkan rumah.
Sri Mulyani mengatakan pasar baru akan tercipta jika keduanya bertemu pada titik yang sama.
Namun sayangnya tingginya kebutuhan rumah tidak diimbangi dengan kemampuan daya beli dan permodalan bagi para produsen perumahan.
Apalagi generasi muda saat ini banyak yang membutuhkan rumah namun tidak memiliki kemampuan untuk membeli karena harganya yang lebih tinggi dari kemampuan.
"Jadi mereka cukup tinggal di mertua atau sewa. Kalau mertuanya punya rumah juga, kalau enggak punya rumah, masalah lagi. Jadi ini menggulung generasi," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com