Viral Transaksi QRIS di Kasir Jadi Sasaran Empuk Penipuan

Banyak kasir yang menerima pembayaran QRIS. Padahal sesungguhnya mereka tidak bisa melakukan pengecekan dana apakah sudah masuk.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Agu 2022, 18:00 WIB
Karyawan BI melakukan transaksi menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di kantor BI, Jakarta, Sabtu (17/8/2019). QRIS merupakan transformasi digital pada Sistem Pembayaran Indonesia sangat membantu percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia. (Liputan6.com/HO/Rizal)

Liputan6.com, Jakarta - Proses transaksi menggunakan QRIS Code di kasir jadi salah satu metode pembayaran digital yang marak digunakan oleh para kelompok cashless. Namun, metode QRIS ini juga berpotensi merugikan pihak penjual, dan bisa jadi sasaran empuk para penipu karena adanya celah.

Salah seorang pengguna Twitter @MrOngDedy menceritakan, dirinya pernah melakukan modus penipuan QRIS di sebuah apotek. Hanya butuh waktu kurang dari 10 detik, ia berhasil mendapat bill atas transaksi palsu tersebut. Unggahannya ini pun viral.

"Kasir ngasi barangnya. Gue balik ke mobil. Udah. Transaksi senilai Rp415.900 dan I didnt pay a dime! Of course, gue balik & bayar beneran," dikuti dari cuitan akun @MrOngDedy, Minggu (7/8/2022).

Dedy Ong menyebut, banyak kasir yang menerima pembayaran QRIS. Padahal sesungguhnya mereka tidak bisa melakukan pengecekan dana apakah sudah masuk, atau tidak secara realtime.

"It's a big mistake! Mereka ini sasaran empuk para penipu sih. Biasanya yang bisa lihat dana masuk itu hanya owner. Para kasir ini diminta foto bukti transfer doang," serunya.

Menuruti dia, sangat mudah untuk bikin bukti transfer QRIS yang palsu dengan nominal tertentu, dengan nama toko target penipuan.

Dia lantas menawarkan beberapa solusi bagi pebisnis yang mengakomodasi pembayaran via QRIS Code. Pertama, kasir bisa menunggu konfirmasi dari owner dulu, baru menyerahkan barang pesanan.

Selanjutnya, para kasir disarankan untuk memakai aplikasi yang bisa mengecek transaksi QRIS secara realtime.

"Buat pebisnis yang nerima QRIS tapi ga bisa tau dananya masuk atau engga, saran gue: stop accepting QRIS dulu deh," tegas Dedy Ong.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kata Netizen

Pelaku UMKM bertransaksi menggunakan QR Code BCA mobile pada pameran Adi Wastra Nusantara di Jakarta (11/2/2022). Bertepatan dengan momen Hari Ulang Tahun BCA yang ke-65, BCA mendukung UMKM di Indonesia melalui tiga pilar utama yaitu Pilar Pembayaran, Pembinaan, dan Pembiayaan. (Liputan6.com/HO/Eko)

Unggahan Dedy Ong ini diunggah ulang atau di-retweets hingga 4.314 kali dan mendapat 385 komentar hingga 7 Agusus 2022 siang. Selain itu, unggahan ini juga disukai hingga 13 ribu orang.

Beberapa netisen pun membalas unggahan tersebut. Salah satunya pemilik akun @lokas****. Ia menuliskan bahwa beberapa kali membayar transaksi menggunakan QRIS tapi tidak melihat kasih mengecek apakah transaksi sudah berhasil atau belum

"Baru tau. Pantesan beberapa kali transaksi QRIS kasirnya cuma iya2 aja pas saya bilang udah terbayar. Gak keliatan ngecek apa dulu gitu 😲😲"

Sedangkan netizen lain yaitu @timmy***** menulis bahwa beberapa bank sudah memberikan pengamanan dengan notifikasi.

"ada merchant yg misalnya bayar dg QRIS pakai MBCA langsung bunyi notifikasi, mestinya begini ya,"


Gubernur BI: 90 Persen Pengguna QRIS Adalah UMKM

Pemakaian QRIS BRI untuk kemudahan bertransaksi secara digital.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap jumlah pengguna QR Indonesia Standard (QRIS) telah mencapai 18,3 juta merchant. Dimana 90 persen diantaranya adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dengan adanya perkembangan yang cukup cepat, ia pun menaruh target adanya penambahan merchant yang bergabung dengan QRIS. Khususnya, kata dia, di sektor UMKM yang disebut sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.

“QRIS 18,7 merchant dan pengguna tersambung itu 90 persen adalah UMKM dan Insyaallah tahun ini 30 juta dan semoga dalam tiga tahun ke depan seluruh UMKM itu 65 juta sudah terdigitalkan,” katanya dalam Leader’s Talk, Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), Senin (11/7/2022).

Lebih jauh dari capaian tersebut, Perry mengungkap digitalisasi yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia mampu menyelamatkan Indonesia yang ekonominya tertekan akibat Covid-19. Salah satu upaya lainnya adalah adanya percepatan transaksi sektor ritel.

“Kita tahun lalu juga meluncurkan jalan tol untuk transaksi ritel, yaitu fast payment, dan alhamdulillah kemarin waktu lebaran itu menjadi penyelamat (ekonomi) karena covid-19,” katanya.

Di samping itu, ia juga mengungkap sejumlah upaya dalam melakukan digitalisasi di dalam negeri. Ia mengaku ini berkat dukungan pemerintah dan sejumlah pelaku industri yang turut serta mendorong digitalisasi.

“demikian juga berbagai upaya yang dukungan kami dengan industri melakukan elektronifikasi bansos, elektronifikasi keuangan daerah,” katanya.

 


Kerja Sama Tingkat ASEAN

Perry menuturkan rencananya lebih lanjut mengenai digitalisasi. Bahkan, ia mengungkap rencana kerja sama dengan negara-negara Association of Southeast Asian Nation (ASEAN).

“Semoga tahun ini dan tahun depan kita mulai kerja sama dengan ASEAN. Tahun ini kita akan bersama bersepakat di ASEAN 5 untuk cross-border QRIS, kerja sama 5 negara fast payment, demikian juga dengan local currency settlement,” terangnya.

Sejumlah tahapan penting juga telah dan akan dilewati oleh Indonesia. Mulai dari sinergi dan akselrasi ekonomi digital, kemudian memperkuat sinergi dan kolaborasi antar negara.

Ia mengungkap tujuannya untuk mencapai target sesuai tema Presidensi G20 Indonesia. Yakni Recover Together, Recover Stronger.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya