Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berkomitmen untuk ikut serta di Pilpres 2024 dengan menjadi calon presiden atau capres di hajatan lima tahunan tersebut. Karena itu Cak Imin memohon doa kepada apara kiai sepuh agar langkahnya maju sebagai capres di 2024 nanti diberikan kelancaran, kesuksesan dan keberkahan.
Permohonan doa tersebut Cak Imin sampaikan, saat menghadiri haul akbar para sesepuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur pada Sabtu malam 6 Agustus 2022.
Advertisement
”Saya bukan kampanye, tetapi saya meminta doa. Pertama agar perjuangan politik ahlussunnah waljamaah ini mulus lancar sukses. Tak perlu saya jelaskan politik ahlussunnah waljamaah itu seperti apa karena sudah terbukti nyata dan konkret. Politik yang bisa menyelamatkan yang menjaga pilar keumatan Indonesia,” kata Cak Imin.
Lebih lanjut, Cak Imin mengaku, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengatakan kalau tidak ada peran para santri, pesantren Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB sebagai pilar kesatuan dan persatuan maka langkahnya memimpin bangsa ini akan sangat berat.
”Dalam kesempatan ini, saya minta doa, minta diistighosahkan, nyuwun (minta) ditirakati, semoga politik ahlussunnah waljamaah tidak hanya jadi pendorong, tidak hanya jadi penopang, tapi penentu khususnya di Pilpres 2024. Politik ahlussunnahwal jamaah di bawah komando saya, insyallah bisa menjadi penentu,” ucapnya.
Cak Imin menyebut, manfaat dan peran politik ahlussunnah waljamaah sudah nyata sejak era pra kemerdekaan. Bahkan, lahirnya ide demokratisasi dan reformasi muncul dari politik ahlussunnah waljamaah yang dipelopori oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Saat itu sebelum era Reformasi, gagasan Gus Dur sempat ditentang para ulama NU.
”Pertama kali yang menyuarakan demokratisasi dan reformasi adalah Gus Dur yang didukung seluruh bangsa. Insyallah kekuatan politik ahlussunnah waljamaah nggak bisa dibendung. Begitu kata Gus Dur,” ujarnya.
Terbukti, sejak era Reformasi, kekuatan politik ahlussunnah waljamaah mampu mengkonsolidasi dan merapatkan barisan seluruh bangsa. Bahkan, siapapun capres atau cawapres yang didukung NU dan PKB, pasti menang.
”Dari zaman 98 dan Pemilu 1999, berkat politik ahlussunnah waljamaah, pemerintah mau tidak mau harus ikut politik Islam rahmatan lilalami karena mampu menyatukan, memenangkan dan mensukseskan progam-program pemerintah. Di masa-masa sulit bisa lancar menghadapi krisis,” tuturnya.
Cak Imin Minta Bantuan Warga NU dan Kader PKB
Berkat politik ahlussunnah waljamaah melalui PKB, saat ini kader-kader NU di berbagai level sukses menempati jabatan-jabatan politik mulai DPRD kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat, termasuk sebagai kepala daerah, bupati, wali kota, gubernur termasuk wakil presiden.
”Terjadi kenaikan mobilitas kenaikan kelas warga ahlussunnahwal jamaah sejak 10 hingga 20 tahun dan ikut menentukan pemerintahan dari pusat hingga daerah. Pesantren yang santrinya banyak, perhatiannya pun akan semakin banyak,” katanya.
Wakil Ketua DPR RI itu pun menyampaikan kepercayaan dirinya maju dalam Pilpres 2024 mendatang. Dia meminta seluruh keluarga besar PKB dan NU membantunya dalam menghadapi Pilpres 2024.
”Mohon doa seluruh masyayih yang hadir. Mari kita rapatkan barisan dan kuatkan tekad bulat kita agar kiata semua bisa menjadi kekuatan penopang dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada,” imbuhnya.
Hadir pula puluhan ribu jamaah dan para kiai serta ulama khos antara lain mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Kafabihi Mahrus, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo KH Agoes Ali Mashuri (Gus Ali) Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Ponpes Al-Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), tuan rumah Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso KH KH Nurul Huda Djazuli, para kiai muda (gawagis), dan sejumlah ulama dan kiai lain dari berbagai wilayah di Indonesia.
Hadir pula Menteri Desa PDTT Gus Halim Iskandar, Wakil Ketua MPR RI Jaziulul Fawaid, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, dan sejumlah tokoh lainnya.
Advertisement
PKB Siap Mengalah dengan Gerindra dan Jadikan Prabowo Capres 2024
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda menyatakan tak mempermasalahkan apabila Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres di Pilpres 2024 yang akan diusung dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Syaiful Huda menyebut, dilihat dari jumlah kursi di parlemen, Gerindra memang lebih banyak dari PKB. Sehingga ia menilai wajar apabila nanti penetapan kursi Capres diambil Gerindra. Dengan begitu, Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin nantinya bisa menjadi cawapres.
"Ya kalau koalisi PKB Gerindra, tentu fatsun politiknya Gerindra secara kursi 78. Artinya, ketika koalisi dibangun tentu juga berbasis pada fatsun politik. PKB 58 kursi. Jadi kalau Gerindra ngambil kursi capres ya itu wajar dan PKB ngambil posisi cawapres sangat wajar. Karena bagian dari fatsun politik," kata Huda pada wartawan, Kamis 28 Juli 2022.
Hingga saat ini, Huda menegaskan tak ada nama lain selain Cak Imin yang akan didukung PKB untuk Pilpres 2024 nanti. Pasalnya semua kader PKB mendorong agar Cak Imin bisa ikut dalam kontestasi hajatan demokrasi lima tahunan tersebut.
"Ya kalau sampai hari ini kita enggak ada figur lain PKB," kata Huda.
Meski belum ada pengumuman resmi dari koalisi PKB-Gerindra, namun ia memastikan tak ada figur lain dari koalisi tersebut selain Prabowo-Cak Imin.
Bahkan Huda mengungkapkan, dari dua partai tersebut antara Gerindra dengan PKB tidak ada tokoh lain yang dijagokan oleh masing-masing kader selain nama Prabowo Subianto dan Cak Imin.
"Ya tentu sampai hari ini kan dari berbagai pertemuan kita tidak ada (deklarasi capres-cawapres), belum ada figur lain selain pak Prabowo dan Gus Muhaimin," tandasnya.
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com