Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfasilitasi kepulangan empat nelayan Indonesia yang ditahan oleh Aparat Maritim Thailand. Pemulangan ini bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Aceh.
Kepulangan keempat nelayan Aceh Timur tersebut dilakukan pada 3 Agustus 2022, pukul 13.35 WIB dan langsung disambut oleh Komandan Pangkalan PSDKP, Lampulo di Bandara International Sultan Iskandar Muda Di Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh.
Advertisement
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Laksamana Muda TNI Adin Nurawaluddin menjelaskan, pemulangan empat nelayan asal Aceh Timur tersebut merupakan bentuk nyata KKP hadir untuk nelayan Indonesia.
“Sebagaimana amanat yang kami emban, selain menjaga laut Indonesia. Negara dituntut untuk hadir di tengah nelayan Indonesia, terutama saat mereka mengalami masalah seperti saat ini,” ujar Adin dalam keterangan tertulis, Minggu (7/8/2022).
Para nelayan tersebut ditangkap oleh Otoritas Perairan Thailand pada Jumat, 28 Januari 2022 dan dipulangkan dari Songkla Thailand ke Jakarta pada tanggal 29 Juli 2022. Kemudian dilakukan karantina sebelum diberangkatkan ke daerah asal, yakni Aceh Besar.
“Para nelayan tersebut kami pulangkan dengan serangkaian prosedur terkait protokol kesehatan covid-19. Mereka yang dipulangkan berasal dari kapal Motor (KM) Sinar Makmur 05 dan KM Bahagia 05 asal Aceh Timur,” lanjut Adin.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sinergi Internal dan Eksternal
Diketahui, setelah menyambut kedatangan keempat orang nelayan tersebut, Komandan Pangkalan PSDKP Lampulo, menyerahkan kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Aliman untuk langsung diantar ke kediaman masing-masing.
“Semua upaya yang kita lakukan dengan bekerja sama antar instansi seperti Dinas Kelautan dan Perikanan tentunya sejalan dengan arahan Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan yang selalu meminta kepada jajaran PSDKP untuk terus menjalin sinergi baik internal dan eksternal guna memberikan perlindungan kepada para nelayan Indonesia dan menjadi benteng KKP dalam menjaga sumber daya kelautan dan perikanan,” pungkasnya.
Sebagai informasi para nelayan yang dipulangkan ke Indonesia merupakan warga Seuneubok Baroh, kecamatan Darul Aman dan Tanjung Mulia, Kecamatan Nurussalam, Aceh.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
KKP Bakal Kembangkan Kampung Nelayan Pintar di 34 Lokasi
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah merencanakan pembuatan kampung nelayan yang memiliki daya tarik, tidak hanya budidaya ikan melainkan juga pariwisata.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan pada perkembangan smart fisheries village pihaknya sudah menyiapkan model program tersebut. Ia meminta kepada pihak industri untuk melakukan lebih lanjut model dan investasi dalam program ini.
Ia menjelaskan program ini tentu akan melibatkan masyarakat dan juga bekerja sama dengan stakeholder yang bersangkutan.
“Saya minta kepada kepala jajaran SDM, tetapi ini kemudian bukan hanya jadi model tetapi kita juga bisa sampaikan kepada pihak industri mereka melakukan jadi kita siapkan model,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam acara Rapat Kerja Teknis BPSDMKP, Selasa (2/8/2022).
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), I Nyoman Radiarta, mengatakan untuk smart fisheries village pada tahun 2022 akan dibuka di 34 lokasi. Sementara untuk saat ini difokuskan pada lokasi di Panambangan.
“Kita masih membentuk satu model jadi kita fokus di Panambangan,” ucap Nyoman Radiarta.
Ia berharap pada pada akhir tahun ini semua pengembangan smart fisheries village sudah selesai. “Kita akan gerak bersama akhir tahun ini sudah jadi,” jelasnya.
Lebih lanjut, untuk potensi ekonomi dalam smart fisheries village tidak hanya dalam aktivitas perikanan pembudidayaan saja tetapi kampung smart ini akan ada pariwisata, ekowisata hingga kuliner.