Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran setiap hotel tentu mengusung beragam sentuhan dan kesan tersendiri. Begitu pula dengan salah satu hotel yang dibangun di Simpang Lima Semarang yang dibalut warna khas ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, grup perhotelan Accor memperkenalkan hotel ibis Styles pertama di Semarang. Hotel ini menghadirkan arsitektur hingga sejarah yang kaya yang identik dengan Semarang.
Advertisement
Chief Executive Officer, Accor Southeast Asia, Japan and South Korea Garth Simmons menyampaikan pihaknya senang dan bangga memperkenalkan ibis Styles Semarang Simpang Lima. Ia yakin pembukaan ini membawa nuansa segar ke ibu kota Jawa Tengah yang akan menarik para tamu, penduduk lokal, dan masyarakat Semarang.
"ibis Styles menampilkan konsep desain yang unik, dibangun berdasarkan tema yang tepat dan pendekatan yang percaya diri dan optimis, untuk menghadirkan keramahan yang sederhana, trendi, dan ekonomis. Kami berharap ini akan menjadi tujuan favorit bagi tamu bisnis dan liburan," katanya.
Mengangkat tema yang ikonik, ibis Styles Semarang Simpang Lima menampilkan desain warna biru di hampir setiap bagian hotel. Terinspirasi oleh Rawa Pening, sebuah danau eksotis di Kabupaten Semarang.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tipe Kamar
ibis Styles Semarang Simpang Lima berlokasi di Jalan Pahlawan No. 2/2A Simpang Lima Semarang. Hotel terhubung dengan Mal Ciplaz Semarang dan terletak di lantai paling atas.
Lawang Sewu, bangunan bersejarah yang terkenal dengan 1.000 pintu, hanya berjarak lima menit dari hotel. Simpang Lima diakui sebagai lokasi utama di Semarang, beberapa kantor utama pemerintah dan bangunan komersial penting terletak di area ini, menjadikan ibis Styles Semarang Simpang Lima hotel bergaya namun terjangkau di lokasi utama.
127 kamar dirancang dengan dengan warna biru muda yang terinspirasi oleh pesona Rawa Pening. Tersedia empat tipe kamar yang berbeda untuk memenuhi keinginan setiap tamu, dari Classic, Superior, Deluxe, hingga Family Room.
Setiap kamar menampilkan karya seni hidup yang menggambarkan para nelayan di Rawa Pening. Pola herringbone parket memberi kehangatan dan gaya setiap ruangan, berpadu sempurna dengan nuansa biru yang menenangkan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Fasilitas
Walk-in shower bergaya dengan cermin berbentuk danau di meja rias membantu para tamu siap untuk agenda sosial apa pun. Koneksi internet 24/7 dirancang agar para tamu tetap terhubung. Kulkas mini, televisi, dan brankas juga tersedia untuk kenyamanan para tamu.
Sajian untuk setiap selera disajikan di restoran sTREATs, tempat makan sepanjang hari, khas ibis Styles. Para tamu dapat menciptakan kenangan dengan sarapan yang menyegarkan, makan siang yang lezat, atau makan malam yang akrab.
Bertujuan menjadi hotel pilihan untuk pertemuan bisnis, ibis Styles Semarang Simpang Lima menawarkan ruang serbaguna yang dapat menampung hingga 150 orang. Tempatnya dapat dibagi menjadi tiga ruang serbaguna, cukup untuk pertemuan bisnis profesional atau acara spesial.
Tamu dapat tetap bugar dan menjaga keseimbangan hidup melalui gym yang tersedia dengan pemandangan yang menghadap ke kota dan dapat diakses oleh semua tamu yang menginap. Penawaran harga kamar mulai dari Rp626 ribu net per malam termasuk sarapan untuk dua orang.
Rawa Pening
Dikutip dari laman resmi Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Minggu, 7 Agustus 2022, Rawa Pening menyuguhkan pemandangan danau yang membentang luas. Spot wisata ini berada di empat wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang, yakni Kecamatan Bawen, Ambarawa, Tuntang, dan Banyubiru.
Rawa Pening berada di cekungan antara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Rawa Pening adalah danau alami dengan luas sekitar 2.670 hektar.
Sayangnya, hampir setengah dari luas Rawa Pening dipenuhi dengan tumbuhan eceng gondok yang bermanfaat bagi ikan dan biota air lainnya untuk berlindung dari paparan sinar matahari. Beragam upaya telah dilakukan, seperti dengan memanfaatkan daun enceng gondok untuk membuat suatu kerajinan.
Namun langkah itu kurang optimal, karena laju pertumbuhan enceng gondok begitu cepat. Meski begitu, banyaknya tumbuhan tersebut tidak mengurangi keindahan Rawa Pening.
Selain dijadikan tempat wisata, masyarakat di sekitar danau memanfaatkan Rawa Pening untuk memancing dan mencari ikan dengan menggunakan jala oleh nelayan. Banyak warga sekitar yang berprofesi menjadi nelayan
Advertisement