5 Kriteria Saham dengan Fundamental Baik

Terdapat lima kriteria saham dengan fundamental yang baik, apa sajakah itu?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 07 Agu 2022, 21:43 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Founder Analisa Fundamental Saham Indonesia (AFSI) Krisantus mengatakan, saham pilihan fundamental cenderung terdapat pada saham-saham yang lebih tahan terhadap resesi global.  Ingin tahu kriteria apa saja saham dengan fundamental baik?

Krisantus menuturkan, terdapat lima kriteria saham dengan fundamental yang baik. Sebelum masuk ke dalam kriteria saham dengan fundamental yang baik, Krisantus menuturkan, fundamental berarti landasan dasar suatu perusahaan menjalankan bisnis.

"Apa fundamental itu? Fundamental artinya landasan dasar, yang menjadi landasan dasar perusahaan itu adalah aktivitas atau kegiatan perusahaan atau paling simplenya bisnis perusahaan. Kesimpulannya adalah fundamental adalah bisnis,” kata Krisantus dalam Investment Talk, Minggu (7/8/2022).

Krisantus menuturkan, ada sejumlah prinsip fundamental yang perlu diketahui oleh pelaku pasar.

"Fundamental memiliki prinsip, perusahaan yang memiliki fundamental ternyata saat ini belum tentu akan selalu bagus di masa depan dan belum tentu berhasil, yang punya fundamental kurang baik belum tentu selalu kurang baik dan bisa jadi investasi yang berhasil,” tutur dia.

Sedangkan, untuk menilai lebih dalam lagi perlu dilakukan pengamatan terkait masa depan. Salah satunya dengan mengamati seputar informasi mengenai makro maupun mikro ekonomi, karena pada hakikatnya bisnis perusahaan bisa berubah-ubah.

"Kenapa kita harus belajar fundamental? Dengan mempelajari ini kita mengetahui betul perusahaan itu baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Sehingga meningkatkan keberhasilan dalam investasi,” ujar dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kriteria Saham

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lantas, seperti apa kriteria saham yang memiliki fundamental yang baik? Berikut ini merupakan lima kriteria saham fundamental yang baik dari Krisantus.

1. Cari saham dengan pengendali yang dapat dipercaya

Untuk mengetahui kriteria saham yang baik, salah satunya dengan melihat pengendali saham tersebut bisa dipercaya.

"Kita harus mencari saham-saham yang memiliki pemegang saham pengendali yang dapat dipercaya, memiliki reputasi baik, kita tau produknya sudah diterima, saham yang betul-betul kualitasnya oke,” kata Krisantus.

2. Perusahaan tanpa utang

Selain pengendali yang bisa dipercaya, tentu perlu memperhatikan perusahaan yang tidak memiliki utang atau memiliki utang yang minim.

"Yang kedua perusahaan yang punya mempunyai harta dan tidak memiliki utang atau utang mini. Perusahaan sehat menjalani bisnis tanpa utang. Memiliki uang kas atau setara kas lebih besar dari utang,” ujar dia.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Perusahaan Raih Untung

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

3.Bukukan laba setiap kuartal

Saham yang baik bisa dilihat dari perusahaan yang selalu membukukan laba setiap kuartal selama lima tahun berturut-turut

"Perusahaan ini selalu membukukan laba setiap kuartal dan membagikan dividen selama lima tahun berturut-turut,” ungkapnya.

4. Memiliki PER kecil 10-15

Perusahaan tersebut memiliki PER atau price earning ratio kecil 15, lebih bagus kecil 10.

"Perusahan yang baik kadang-kadang ada di 10,” kata dia.

5.Selalu untung

Terakhir, perusahaan yang operasi cash flow dan bisnis intinya secara positif setiap tahunan selalu untung, baik cash flow operasi atau tahunan.

"Cashflow selalu naik lima tahun berturut-turut,” tutur dia.

Krisantus menyebutkan ada 15 saham di Indonesia yang memiliki kriteria saham yang baik, antara lain dari sektor energi, basic, industri, consumer non cyclical, consumer cyclical, keuangan dan properti.

"Energi: BSSR, MBAP, PTBA, basic: EKAD, industri: UNTR,ARNA, consumer non cyclical TGKA, ULTJ, consumer Cyclical: SMSM, keuangan: BJTM, SDRA, BMRI, properti: JRPT, DMAS, RDTX,” paparnya.

Selain itu, untuk saham pilihan fundamental yang bisa dicermati pelaku pasar, Krisantus memilih antara lain BMRI, DMAS, EKAD, JRPT, PTBA, ULTJ, dan UNTR.


Pertumbuhan Investor Saham Syariah Loyo Selama Pandemi COVID-19, Kok Bisa?

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, hingga kuartal I 2022, jumlah investor saham syariah mencapai 108.345 investor. Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi mengungkapkan, jumlah investor tersebut dihimpun dari data anggota bursa penyelenggara syariah online trading sistem (ABSOTS).

"Kalau kita lihat perkembangan hampir 4 kali lipat dari 2017, 367 persen dan dengan tingkat keaktifan yang mencapai angka 16,4 persen," ungkap Hasan dalam edukasi wartawan pasar modal, ditulis Jumat (15/4/2022).

Sepanjang 2021, jumlah investor saham syariah telah bertambah sebanyak 19.283 investor atau mengalami pertumbuhan 22,5 persen. Dari 85.861 investor pada 2020 menjadi 105.170 investor pada 2021 dengan tingkat keaktifan sepanjang 2021 sebanyak 34 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdullah mengatakan, meski tercatat tumbuh, namun kenaikan investor saham syariah jauh lebih lambat dibandingkan saham konvensional.

"Kita masih tetap tumbuh tapi lambat. Menariknya adalah perlambatan terjadi selama pandemi di 2020-2021,” kata Irwan.

Rasio investasi syariah terhadap total investor mengalami penurunan sejak 2020, setelah mencapai puncaknya di 2019 sebesar 6,2 persen. Kemudian merosot menjadi hanya 5,1 persen pada 2020 dan 3 persen pada 2021.

Irwan menilai, hal ini bisa terjadi lantaran percepatan penambahan investor konvensional lebih lebih tinggi dibandingkan dengan investor saham syariah selama periode 2020-2021.

“Biasanya sebelum 2020 itu ke pertumbuhan investor saham syariah lebih tinggi dari growth total. Kemarin saja kita kesalip. Penyebabnya apa? pasar modal syariah itu ketinggalan dari sisi teknologi,” kata Irwan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya