Liputan6.com, Jakarta Bagi orang tua dengan anak penyandang autisme, tidak selalu mudah menghadapi ledakan emosinya. Namun semua orang tua perlu mengetahui beberapa hal dalam mengelola meltdown pada anak autisme.
Meskipun kemungkinan tidak mudah menenangkan anak autisme, tetapi jika kita melihat penyebabnya, hal itu bisa menjadi sedikit lebih mudah. Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui orang tua dengan anak autisme.
Advertisement
Dikutip dari laman autismparentingmagazine, meltdown didefinisikan sebagai reaksi intens terhadap gangguan sensorik. Ketika seorang anak autisme kewalahan, dia tidak tahu cara lain untuk mengungkapkannya.
Ini mungkin melibatkan ledakan verbal emosional seperti berteriak dan menangis atau reaksi fisik seperti menendang, menggigit atau memukul.
Menurut VeryWellHealth, meltdown digambarkan sebagai perasaan emosional yang tahan lama, dan lebih sulit untuk dikelola daripada sekadar marah.
Meltdown juga dianggap tidak memiliki tujuan yang jelas. Ketika seorang balita autisme mengamuk misalnya, bisa saja dilihat sebagai "manipulatif", karena mereka mencoba untuk mendapatkan sesuatu, dan mereka berpikir bahwa itu akan berhasil.
Tidak selalu mudah bagi orang tua dari anak autisme untuk memprediksi atau bahkan mengenali situasi meltdown.
Perubahan biasa dalam rutinitas sehari-hari , seperti jalan memutar dalam perjalanan ke sekolah, dapat mengganggu beberapa anak autisme. Bau tertentu, seperti bau cat baru, atau lampu neon yang berkedip-kedip di toko kelontong juga bisa memicu meltdown.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Memprediksi Meltdown
Dikutip Verywellhealth, dokter anak Stephanie Hartselle, MD mengungkapkan beberapa pemicu umum terjadinya krisis pada anak autisme:
- Suara yang sangat keras, seperti kembang api atau suara gemuruh mobil
- Perubahan besar dalam rutinitas sehari-hari
- Bau yang kuat, bahkan yang menyenangkan seperti aroma masakan.
- Mal yang ramai mungkin terlalu banyak untuk anak-anak, tetapi bioskop yang ramai mungkin tidak (terutama jika sedang memutar film yang mereka nantikan).
Advertisement
Reaksi terhadap stres emosional fisik
Reaksi terhadap stres emosional fisik yang dapat terjadi misalnya:
- Membuat kebisingan
- Berlari atau melarikan diri
- Stimulasi diri, atau "stimming" (seperti goyang yang intens, mondar-mandir, atau berbicara sendiri)
- Agresi diri (seperti menampar diri sendiri atau membenturkan kepala)
- Penghindaran sensorik (seperti menutupi telinga atau mata)
- Perilaku mencari indra (seperti menabrak furnitur atau terjepit ke ruang kecil)
- Perilaku kompulsif (seperti menyentuh objek yang sama berulang kali)
- Agresi terhadap orang lain (jarang)
Meltdown hanyalah salah satu kemungkinan respons terhadap stres pada anak autisme. Lainnya termasuk melarikan diri, membuat suara melengking, memukul diri sendiri, menutupi mata atau telinga seseorang, atau terlibat dalam perilaku berulang.
Cara terbaik untuk menjadi tenang
Cara terbaik untuk menjadi tenang adalah tetap tenang sejak awal. Ini adalah langkah pertama untuk mengajari anak Anda cara mengelola perasaan mereka sendiri.
Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan:
- Miliki rencana permainan
Jika anak Anda kewalahan, siapkan rencana permainan. Misalnya menghitung sampai 10, berjalan menjauh, bernapas dalam-dalam, menonton video yang menenangkan, atau membaca buku yang menenangkan.
- Membawa mainan sensorik
Anda dapat membeli mainan sensorik, termasuk squishy, tanah liat dan hal-hal lain yang menyediakan sentuhan atau sensorik.
- Ayunan atau trampolin di dalam atau di luar ruanga
Ini sering kali merupakan cara yang bagus untuk anak-anak dengan autisme untuk mendapatkan input sensorik yang diperlukan untuk mengatur diri sendiri.
- Memiliki hewan peliharaan keluarga
Hewan peliharaan memiliki efek menenangkan pada anak autisme. Bahkan, beberapa anak autisme mengandalkan hewan peliharaan sebagai dukungan emosional.
Selain itu, ajari mereka beberapa teknik pernapasan atau meditasi, atau bahkan menghitung mundur dari 10. Tergantung pada kemampuan anak Anda, Anda dapat mengajari mereka keterampilan yang digunakan untuk membantu mereka mengatasinya.
Terlepas dari apa yang terjadi, hal terpenting yang harus dilakukan adalah memastikan Anda tetap tenang. Jika Anda tenang saat mengelola meltdown dan agresi, itu akan membantu anak Anda merasa tenang.
Advertisement