Sejumlah Negara Manfaatkan Perang Rusia dan Ukraina untuk Keuntungan Ekonomi

Bahlil menerangkan, perang sendiri tidak sepenuhnya menghentikan aktivitas ekonomi. Mengingat, perang justru akan menimbulkan potensi ekonomi baru yang dapat dimanfaatkan oleh sejumlah negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Agu 2022, 19:35 WIB
Balok beton dengan karung pasir menutupi jalan di Odesa, Ukraina selatan, dengan latar belakang berdiri Katedral Preobrazhensky, pada 22 Maret 2022. Perang Rusia yang tak henti-hentinya di Ukraina memaksa lebih banyak pengungsi untuk meninggalkan rumah mereka. (AP Photo/Petros Giannakouris)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan fakta menarik. Ternyata ada sebagian negara yang denga sengaja memanfaatkan situasi perang Rusia dan Ukraina  dan konflik China dengan Taiwan untuk kepentingan ekonomi.

"Terkait konflik Ukraina sama Rusia, ada beberapa negara yang memanfaatkan ekonomi dari kondisi itu. Ada," ujar Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers Ekonomi Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat di Kantor BKPM Jakarta, Senin (8/8/2022).

Tak berbeda jauh dengan konflik geopolitik terbaru yaitu antara China dan Taiwan. ada beberapa negara juga menggunakan kesempatan konflik tersebut untuk keuntungan ekonomi. Konflik antara China dan Taiwan dimulai saat Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.

Bahlil menerangkan, perang sendiri tidak sepenuhnya menghentikan aktivitas ekonomi. Mengingat, perang justru akan menimbulkan potensi ekonomi baru yang dapat dimanfaatkan oleh sejumlah negara.

"Ingat ada satu cerita di dunia sekarang, perang itu bukan berarti ekonomi tidak jalan. Bahkan, ada sebagian yang mencari manfaat (ekonomi) positif," tandasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Militer China Masih Hantui Laut dan Udara Taiwan Pasca Kunjungan Nancy Pelosi

Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)

Militer China mengatakan bahwa mereka melanjutkan latihan di laut dan udara di sekitar Taiwan pada Senin (8/8).

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan di media sosial Weibo bahwa mereka akan berlatih melakukan serangan anti-kapal selam dan serangan laut, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (8/8/2022).

Militer telah melakukan serangkaian latihan angkatan laut dan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di daerah dekat Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu.

Latihan itu awalnya dijadwalkan berlangsung empat hari dan berakhir pada hari Minggu.

Sebelumnya, kantor berita negara China Xinhua mengeluarkan laporan singkat yang tidak menyebutkan kesimpulan dari latihan tersebut.

Latihan tersebut menguji "taktik perang sistem di bawah kondisi berbasis informasi, dan mengasah serta meningkatkan kemampuan untuk menghancurkan target pulau penting dengan serangan presisi", tulis Xinhua mengutip perwira angkatan udara Zhang Zhi.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


China Beri Sanksi, Nancy Pelosi Tegas Bela Status Quo Taiwan

Pemerintah China mengumumkan sanksi kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi karena kunjungannya ke Taiwan. Kunjungan Pelosi menuai berbagai ancaman dari China.

Dilaporkan Kyodo News, Jumat (5/8/2022), sanksi akan diberikan kepada Nancy Pelosi dan keluarga dekatnya. Kementerian Luar Negeri China berkata langkah itu merupakan provokasi.

Pihak Kemlu China belum mengungkap jenis sanksi yang dimaksud.

Sebelum Nancy Pelosi tiba di Taiwan, pemerintah China berkali-kali memberikan pernyataan keras dan ancaman. Namun, perjalanan Nancy Pelosi berjalan lancar dan politisi 82 tahun itu sudah beranjak pergi dari Taiwan.

Pada konferensi pers di Jepang, Nancy Pelosi kembali mengkritik China yang berusaha untuk mengisolasi Taiwan.

"Mereka (China) mungkin mencoba mencegah Taiwan untuk berkunjung atau berpartisipasi di tempat-tempat lain, tetapi dia tidak akan mengisolasi Taiwan dengan mencegah kita mengunjungi Taiwan," ujar Nancy Pelosi pada Jumat ini.

"Kita tidak akan membiarkan mereka mengisolasi Taiwan. Mereka tidak mengatur jadwal travel kita. Pemerintah China tidak melakukan itu. Persaabatn kita dengan Taiwan kuat. Hal itu bipartisan di DPR dan Senat. Ada dkungan besar untuk perdamaian dan status quo di Taiwan," lanjutnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya