Pemerintah Kantongi Rp 30 Triliun dari Blok Rokan, Setahun Alih Kelola Produksi Minyak Naik

Adapun rata-rata produksi Blok Rokan setelah alih kelola setahun terakhir mencapai 159 MBOPD dan pernah berada di angka 161,9 MBOPD

oleh Nurmayanti diperbarui 08 Agu 2022, 20:00 WIB
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam acara Bincang Santai dengan Pimpinan Redaksi Media. (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Riau - Produksi minyak mentah di wilayah kerja (WK) atau Blok Rokan di Riau, bertambah usai setahun alih kelola kepada PT Pertamina Hulu Rokan. Adapun rata-rata produksi setelah alih kelola setahun terakhir mencapai 159 MBOPD dan pernah berada di angka 161,9 MBOPD.

Rata-rata produksi minyak di Blok Rokan sebelum alih kelola sebesar 158,7 MBOPD.

Sementara volume cadangan awal transisi sebesar 320,1MMBOE. Saat alih kelola cadangan minyak mentah di Blok Rokan naik menjadi 370,2 MMBOE.

Ini diungkapkan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat kunjungan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Riau, Minggu malam (7/8/2022).

Turut mendampingi Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (Subholding Upstream Pertamina) Budiman Parhusip dan Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin.

"Produksi saat ini 161 mbopd, 30 persen dari total Produksi subholding upstream atau 26 persen dari total Produksi nasional," jelas Nicke.

Pencapaian kenaikan produksi minyak mentah oleh PHR disebut suatu kesuksesan. Ini mengingat sebelum diambilalih Blok Rokan cenderung turun produksinya. Angka penurunan disebut bisa mencapai  26 persen.

Kenaikan Produksi didukung peningkatan jumlah pemboran. Bila setahun sebelum alih kelola, pemboran sekitar 105 pemboran, usai setahun alih kelola naik menjadi 370 pemboran.

Bahkan ditargetkan bisa mencapai 500 pemboran. Jumlah rig pemboran juga naik dari 9 rig pada saat alih kelola menjadi 21 rig saat ini. Kemudian pada akhir 2022 ditargetkan sebanyak 27 rig.

Blok Rokan dikatakan telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan daerah. Berupa penerimaan negara melalui PNBP dan pajak sekitar Rp 30 triliun.

Sejak 9 Agustus 2021, pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan beralih dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). 

 

 

 

 

 

 

 


Alih Kelola Terbaik

Pencapaian kenaikan produksi minyak mentah bisa dicapai PHR. Ini mengingat sebelum diambilalih Blok Rokan cenderung turun produksinya. "Jika Pertamina tidak melakukan upaya ekstra, produksi bisa drop 26 persen sampai ke 120-an barel per hari,” kata Jaffee. 

 

 

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam acara Bincang Santai dengan Pimpinan Redaksi Media. (Dok Pertamina)

Nicke menyebut jika dengan kompleksitas tinggi dan skala terbesar di regional (SEA), pengelolaan Blok Rokan oleh PHR menjadi model alih kelola terbaik. 

PHR memberi andil dalam upaya Pertamina terus memaksimalkan kinerja operasi demi menjaga ketahanan energi nasional.

Di bidang hulu, sampai dengan Juni 2022, Pertamina mampu meningkatkan produksi migas sebesar 965 MBOEPD dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 850 MBOEPD. 

Pencapaian tersebut diraih berkat beberapa upaya optimal yang dilakukan para perwira Subholding Upstream. Pertama, peningkatan aktivitas pengeboran dan kerja ulang sebagai upaya optimasi sumur existing.

Kedua, peningkatan aktivitas pada fasilitas produksi dan sarana pendukung. Ketiga, implementasi teknologi dan transformasi digital di Subholding Upstream Pertamina.

Salah satu upaya optimal yang ditunjukkan oleh Subholding Upstream adalah keberhasilan Pertamina Hulu Rokan dalam melaksanakan alih kelola Blok Rokan dalam satu tahun terakhir ini. 

"PHR mampu melewati proses transisi, mencakup cultural engagement yang meliputi penyesuaian proses bisnis, budaya kerja dan sistem manajemen keselamatan, serta sharing best practice dengan entitas Pertamina lainnya sehingga operasional Blok Rokan berjalan lancar," ujar Nicke. 

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya