Liputan6.com, Gorontalo - Setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda saat menyambut tahun baru Islam dan 10 Muharam. Salah satunya di Provinsi Gorontalo yang menggelar festival kue apangi atau yang lebih dikenal dengan kue apem.
Tradisi ini diselenggarakan oleh masyarakat Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. Festival yang menyajikan kue khas Gorontalo ini sangat meriah dan dihadiri oleh ribuan masyarakat yang ingin mencicipi langsung kue tersebut. Senin (8/8/2022).
Baca Juga
Advertisement
Festival apangi digelar setiap tahun secara swadaya oleh masyarakat bersama pemerintah desa, Karang Taruna, hingga ibu-ibu Tim Penggerak PKK. Tahun ini masyarakat Tibawa menyajikan sebanyak 44 ribu kue apangi yang dibagikan secara gratis di sepanjang jalan di Tibawa hingga Datahu.
Olahan kue apangi sendiri terbuat dari olahan terigu yang disajikan serta gula aren yang sebelumnya sudah dicairkan. Meski terlihat biasa saja, olahan kue ini jadi buruan saat 10 Muharam tiba.
Memang sepintas olahan kue ini sederhana, tetapi kue apangi oleh warga lokal punya makna khusus. Saat bulan Muharam tiba, biasanya setiap rumah menyajikan Apangi selama dua pekan penuh.
"Bahkan, dulu biasanya disediakan selama sebulan secara gratis selama bulan Muharam," kata Wildan tokoh pemuda di Kecamatan Tibawa.
Menurutnya, jika kue apem sendiri memiliki makna, yakni warna putih pada kue tersebut melambangkan kesucian. Sedangkan, warna merah pada gula aren yakni keberanian dan pengorbanan.
"Itulah sedikit makna filosofi kue apangi yang saya tahu. Jelas ada sejarahnya mengapa festival ini digelar sejak dulu," imbuhnya.
Sementara penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer mengatakan tradisi seperti ini harus terus dipertahankan. Ini bukan hanya tradisi budaya, tapi juga tempat berkumpulnya masyarakat untuk bersilaturahmi.
"Ditambah kita kurang lebih tiga tahun dilanda Covid-19, sehingga acara berkumpul seperti ini jadi hal yang langkah," kata Hamka.
"Semoga acara Hari Asyura 10 Muharam dan gebyar apangi ini berjalan dengan lancar dan sukses. Pesan saya masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan ya," ia menandaskan.