Liputan6.com, Jakarta Tokoh Relawan Jokowi Andi Gani Nena Wea menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin, 8 Agustus 2022. Saat kunjungannya itu, Andi Gani mengaku hanya bertemu Presiden Jokowi dan tidak bertemu langsung dengan Kapolri, yang juga dipanggil Jokowi di saat bersamaan.
"Sejak sore tadi saya juga menerima banyak pertanyaan soal bersamaan atau tidak saya dan Kapolri bertemu Presiden. Saya tegaskan saya hanya bertemu Presiden Jokowi membahas banyak hal," tutur Andi Gani dalam keterangannya.
Advertisement
"Silahkan tanya langsung ke istana saja ya," katanya kepada wartawan.
Seperti diketahui, Ketua Dewan Pengarah Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra) itu ikut dipanggil mendadak Presiden Jokowi hari ini.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung memastikan Presiden Jokowi memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ke istana. Selain Kapolri, Presiden juga memanggil Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
"Ya, Pak Kapolri dipanggil, Pak Panglima dipanggil, Pak Menko Perekonomian dipanggil, Pak Menteri ESDM dipanggil. Kebetulan saya dampingi terus, jadi saya tahu," katanya.
Saat ditanya lebih lanjut soal isi arahan yang diberikan Presiden kepada Kapolri, Pramono enggan menjelaskan.
Terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, kata Pramono, arahan presiden agar segera diusut tuntas. Jokowi berharap citra Polri tidak babak belur.
"Kan Presiden sudah tiga kali menyampaikan dan penyampaiannya sudah sangat terbuka, jangan ada yang ditutup-tutupi, buka apa adanya, itu kan arahan Presiden. Sehingga tentunya Presiden mengharapkan ini bisa terselesaikan supaya citra Polri tidak babak belur seperti saat ini," jelasnya.
Musra Tak Langkahi Parpol
Sementara itu, usai menghadap Jokowi, Andi Gani menekankan bahwa Musyawarah Rakyat (Musra) digelar untuk bukan bersaing dengan partai politik (parpol). Menurut dia, Musra digelar untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait nama calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
"Jadi musyawarah rakyat tidak perlu ditakut-takuti, tidak perlu dianggap momok seperti bersaingan dengan parpol," kata Andi Gani Nena Wea kepada wartawan usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (8/8/2022).
"Kami menyadari, dan ini saya tegaskan, yang bisa mencalonkan presiden kan parpol. Tapi harus dibuka ruang demokrasi untuk rakyat ya di musyawarah rakyat ini," sambungnya.
Dia menyampaikan Musra Indonesia merupakan bentuk demokrasi sehingga partai-partai politik tak perlu merasa takut. Adapun Musra akan digelar di Bandung Jawa Barat pada 28 Agustus 2022 mendatang.
"Ini bukan musyawarah relawan, tapi musyawarah rakyat Indonesia dan bukan dihadiri hanya relawan Jokowi, tetapi berbagai elemen. Ada tani, nelayan, kaum miskin kota yang seperti saya sampaikan tadi," ujar Ketua Dewan Pengarah Musra itu.
Andi Gani menyadari bahwa banyak partai politik yang merasa bahwa Musra seperti di-endorse atau didukung oleh Presiden Jokowi. Dia pun menegaskan bahwa Musra murni ide dari para relawan Jokowi.
"Presiden juga tidak mengendorse, tetapi kami tadi tanyakan kehadiran beliau dan beliau belum menjawab kehadiran nanti tanggal 28 Agustus. Bisa hadir dan bisa tidak," tutur Andi.
Dia menjelaskan Musra digelar untuk mencari sosok presiden yang akan menggantikan Jokowi di 2024. Para relawan ingin capres yang akan diusung nantinya adalah sosok yang bisa melanjutkan program-program Jokowi.
"Ada pekerjaan besar mengenai IKN (ibu kota negara) dan mengenai beberapa keputusan politik yang harus dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya. Itu menjadi perhatian para relawan Jokowi," jelasnya.
Advertisement