Kemenag Tegur Pengurus Ponpes yang Santrinya Meninggal Dunia Usai Berkelahi

Kementerian Agama Kabupaten Tangerang meminta agar pengelola pondok pesantren meningkatkan pengawasan terhadap kondisi pergaulan di lingkungan dalam.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 09 Agu 2022, 10:36 WIB
BD, santri Daar El Qolam yang meninggal dunia dimakamkan oleh keluarga. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Buntut dari tewasnya seorang santri di Ponpes Daar El Qolam, Kabupaten Tangerang, membuat Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tangerang meminta agar pengelola pondok pesantren meningkatkan pengawasan terhadap kondisi pergaulan di lingkungan dalam.

Seperti diketahui, seorang santri berinisial BD (15) meninggal dunia seusai terlibat perkelahian dengan teman sesama santri seangkatannya berinisial R (15) hanya karena insiden kecil di kamar mandi.

"Kami sudah ke pesantrennya untuk mendapatkan keterangan langsung dari pihak pesantren. Intinya dari semua keterangan, kami minta agar ustaznya bisa lebih bisa meningkatkan pengawasan," tegas Kepala Seksi Pondok Pesantren Kemenag Tangerang, Joni Juhaemin, Selasa (9/8/2022).

Tidak hanya itu, dia juga meminta agar setiap kamar dipasang CCTV atau kamera pengawas agar pihak pesantren mengetahui kejadian di dalam kamar para santri.

"Tiap kamar itu ada ustaz pengawasnya. Jadi selain peningkatan itu, kita juga minta untuk dipasang CCTV agar hal-hal seperti ini bisa diantisipasi," ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan penuturan para saksi, peristiwa penganiayaan ini bermula saat pelaku R (15) mencari santri DS (15) yang kebetulan berada di kamar mandi bersama dengan korban BD (15), pada Minggu, 7 Agustus 2022, sekitar pukul 06.25 WIB.

"Berdasarkan keterangan dari saksi, awal mula pemicu perkelahian antara R (15) dan BD (15) diawali dengan pelaku R (15) mencari santri DS (15) yang kebetulan sedang mandi berdua bersama korban BD (15). Saat R (15) membuka pintu tidak sengaja mengenai korban BD (15), karena kesal korban memaki dan berteriak kepada R (15) dan terjadi perkelahian," jelas Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Raden Romdhon Natakusuma.

Saat itu, perkelahian sempat dipisahkan oleh para santri yang berada di lokasi kejadian. Hingga akhirnya terlerai. Namun, sekitar pukul 06.35 WIB pelaku R (15) mendatangi kamar korban dan langsung menendang bagian kepala korban sebanyak 2 kali dan langsung dipisahkan kembali oleh para santri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sakit Kepala dan Tidak Masuk Kelas

Polisi mendalami kasus santri tewas yang berkelahi di Pesantren Daar El Qolam Kabupaten Tangerang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Akibat dari perbuatan pelaku R (15), korban BD (15) mengalami sakit kepala dan izin tidak masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Hingga akhirnya, korban ditemukan tidak sadarkan diri sekitar pukul 14.00 WIB, lalu dibawa oleh pengasuh ke Klinik Fita Farma Tangerang.

"Saat sedang melakukan penanganan di Klinik Fita Farma Tangerang, dokter menyatakan pada tubuh BD (15) sudah ada tanda-tanda kematian, kemudian korban oleh pengasuh Ponpes dibawa ke RSUD Balaraja untuk memastikan lebih jelas kondisi korban," ungkap Kapolres.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Infografis: Deretan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan Tahun 2011 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya