Liputan6.com, Situbondo - Apabila hendak menuju ke Banyuwangi atau ke Bali dan sebaliknya menempuh jalur darat, Anda akan melewati dua jalur. Yaitu jalur hutan Taman Nasional Baluran yang menghubungkan Situbondo-Banyuwangi dan jalur Gunung Gumitir yang menghubungkan Jember- Banyuwangi.
Kedua jalur itu sama- sama melewati hutan. Namun hutan di Gunung Gumitir tidak sepanjang jalur hutan Taman Nasional Baluran.
Advertisement
Hutan Baluran yang juga dikenal sebagai Africa van Java terkenal keeksotisannya. Namun di balik keindahan pemadangan hutan Baluran ada spot yang membuat bulu kuduk merinding Ketika melewati jalur tersebut. Bahkan penduduk sekitar pun tidak cukup berani untuk mendekatinya.
Tempat itu terkenal dengan julukan Jurang Tangis. Konon dulunya adalah aliran sungai yang bermuara ke Selat Bali. Berbagai versi cerita mengerikan berkembang di kalangan masyarakat tentang Jurang Tangis tersebut.
Konon di sekitar jurang dengan kedalaman 18 meter itu sering terdengar suara perempuan menangis. Sehingga spot tersebut dikenal dengan Jurang Tangis.
"Itu disitu memang sering terdengar suara orang menangis, tapi tidak ada orang sama sekali. Saya dulu sering ketika masih sering ke Bali itu ketika lewat di situ sekilas mendengar orang menangis. tapi saya tidak berani berhenti,"ujar Salah satu warga Kecamatan Panji Situbondo Novi Widianto, Selasa (9/8/2022).
Rumor yang berkembang di masyarakat suara tangisan itu berasal dari kisah masa lalu. Seorang Gadis yang menunggu kekasihnya datang dan justru didorong masuk jurang oleh kekasihnya itu sendiri.
Sehingga kepala si gadis itu pecah karena terbentur batu. Gadis itu tewas seketika dan arwahnya disebut-sebut menghuni Jurang Tangis.
Bahkan tidak jarang konon sosoknya pun sering muncul di tepi jalan dan bahkan sering dikatakan sebagai penyebab kecelakaan di jalur hutan Baluran yang saat ini dikenal sebagai jalur tengkorak.
"Selain sering terdengar ada tangisan, terkadang di tengah jalan tiba- tiba kayak ada bayangan lewat. Saya pernah satu kali sampai melakukan pengereman mendadak ketika membawa mobil mau ke Banyuwangi. Di depan saya tiba- tiba seakan ada orang lewat dan setelah saya perhatikan lagi ternyata tidak ada siapa siapa," tambah Novi.
Pembuangan Mayat G30S/PKI
Keangkeran Jurang Tangis di Jalur Situbondo-Banyuwangi ini juga diperparah dengan cerita pembuangan mayat G30S yang kabarnya berjumlah ribuan. Menurut Pemerhati sejarah Yeti Chotimah, di kawasan Jurang Tangis dulunya diduga kuat sebagai pembuangan mayat orang yang terlibat G30S.
kata dia konon pada saat itu, di situ (Jurang Tangis) banyak pohon pisang yang di potong sebagai penanda ada mayat yang dibuang atau dikubur di kawasan Jurang Tangis.
"Dulu di jaman G30S itu Jurang Tangis jadi tempat pembuangan mayat. tapi saya tidak tau persis ya berapa mayat yang dibuang di situ. Biasanya tandanya itu kalau menurut kesaksian masyarakat dulunya jika ada pohon pisang yang dipotong di atas gundukan tanah berarti di situ pasti ada mayat yang dikubur. Dan kawasan Jurang Tangis itu konon katanya banyak gundukan tanah seperti itu,"papar Yeti Chotima.
Kata Yeti, Selain pembuangan mayat G30S Jurang Tangis juga sebagai tempat pembuangan mayat operasi penembak misterius (Petrus) yang dimana targetnya yaitu para pelaku kejahatan.
"Di Jurang Tangis itu juga sebgai tempat pembuangan mayat operasi penembakan misterius atau petrus. Jadi memang di kawasan Jurang Tangis itu, dulunya banyak mayat yang tergeletak di situ," pungkasnya.
Kemunculan mahluk harus di Jalur sepanjang 24 kilometer itu juga dibarengi dengan rumor aroma busuk mayat. Konon, siapapun yang mencium aroma tersebut maka itu merupakan tanda bahwa akan ada petaka yang menimpanya.
Advertisement