Liputan6.com, Bali Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki melakukan penandatanganan MOU dengan Universitas Warmadewa tentang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Guna mendorong peningkatan jumlah wirausaha baru dikalangan anak muda.
Dalam kesempatan tersebut, MenkopUKM Teten juga memberikan arahan kepada para mahasiswa yang hadir mengenai pentingnya berwirausaha.
Advertisement
MenkopUKM menyampaikan, konsep berwirausaha di kalangan masyarakat harus dikaitkan dengan upaya menyejahterakan masyarakat sekitar dan membuka lapangan kerja baru, bukan semata untuk memperkaya diri.
Teten pun mengajak mahasiswa untuk menumbuhkan UMKM socioentrepreneur, yang berpola pikir mendirikan usaha untuk sekaligus menyejahterakan masyarakat sekitar.
Menurutnya konsep socioentrepreneur sangat relevan diterapkan dimana ketika seseorang mendirikan usaha tidak sekadar untuk memperkaya diri melainkan menyejahterakan sekitarnya. Maka dari itu, ia mengajak wirausaha baru atau calon wirausaha untuk mengubah pola pikir menjadi socioentrepreneur mulai dari sekarang.
"Pola pikir kita harus berubah. Saya sering bertemu para pengusaha besar dan saya mendapati ketika mereka berbisnis bukan semata untuk memperkaya diri. Mereka juga ingin membawa kesejahteraan bagi orang di sekitarnya. Ingin menolong orang, membuka lapangan pekerjaan dan lainnya," kata MenkopUKM Teten dalam acara Young Entrepreneur Wanted di Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali, Selasa (9/8/2022).
Sosialiasi ke Mahasiswa
Selama ini, pihaknya sering melakukan kunjungan ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk menanamkan pola pikir ini kepada calon pengusaha.
Terlebih, saat ini pemerintah sedang berupaya untuk menambah 1 juta wirausaha baru hingga 2024. Target ini juga akan berkontribusi pada jumlah wirausaha baru di Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.
"Kenapa perlu ditambah jumlah wirausaha ini? Karena untuk menjadi negara maju, kita harus punya 10 persen sampai 12 persen pengusaha dari seluruh populasi. Minimumnya 4 persen. Singapura itu sudah 8,67 persen, Malaysia 4,74 persen, dan Thailand 4,26 persen. Kita baru 3,18 persen. Karena itu, kami keliling kampus untuk menyiapkan para entrepreneur sebagai persiapan Indonesia menjadi negara maju di 2045," katanya.
Advertisement
Ubah Kurikulum
Teten menegaskan perguruan tinggi juga perlu mengubah kurikulum agar semakin adaptif, dan mampu mendorong terciptanya lebih banyak wirausaha baru.
"Perguruan tinggi jangan lagi menyiapkan sarjananya sebagai pegawai pemerintah atau swasta. Kita siapkan mereka bukan sebagai pencari kerja tapi pencipta lapangan kerja," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Warmadewa I Dewa Putu Widjana mengatakan pemberian bekal untuk para mahasiswa ini sangat baik untuk dilakukan guna mengubah pola pikir wirausaha.
"Pemberian bekal ini sangat baik untuk memberikan wawasan kepada para mahasiswa agar dapat menjadi pebisnis yang sukses," pungkasnya Putu Widjana.