Stok Beras Nasional pada Juni 2022 sebesar 9,71 Juta Ton

Produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2022, 17:30 WIB
Pekerja menjemur gabah di Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/7/2020). Selama semester I 2020, Perum Bulog telah merealisasikan serap gabah petani secara langsung sebanyak 700 ribu ton setara beras guna meningkatkan ketahanan stok cadangan beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Stok beras nasional pada Juni 2022 mencapai 9,71 juta ton. Sebagian besar stok beras tersebut berada di tersebut sebagian besar berada di institusi rumah tangga. Jumlah stok ini akan menjadi dasar penguatan produksi ke depan. 

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M Habibullah menjelaskan, BPS bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan Survei Cadangan Beras Nasional (SCBN) 2022.

Survei ini dilakukan dengan menghitung ketersediaan cadangan beras di tingkat rumah tangga, penggilingan, pedagang beras, bulog, horeka, industri dan pengolahan. Dari survei tersebut mendapat kesimpulan bahwa stok beras nasional pada periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton dan pada 30 April 2022 meningkat 10,15 juta ton. 

"Sedangkan stok pada Juni 2022 menjadi 9,71 juta ton," ujar M Habibullah, dalam keterangan resmi, Selasa (9/8/2022).

Habibullah mengungkapkan, stok beras pada bulan Juni 2022 sebagian besar berada di institusi rumah tangga yang mencapai 6,6 juta ton, kemudian di pedagang 1,04 juta ton, BULOG 1,11 juta ton, penggilingan 0,69 juta ton dan di Horeka maupun industri sebesar 0,28 juta ton.

"Secara umum, rata-rata stok beras di seluruh institusi cenderung mengalami peningkatan pada periode 30 April 2022 dibandingkan periode 31 Maret 2022," jelasnya.

Rata-rata stok beras di rumah tangga dan produsen mencapai kurang lebih 390-443 kilogram per rumah tangga produsen, atau lebih tinggi jika dibandingkan rata-rata stok beras di rumah tangga konsumen yang hanya 9-10 kilogram per rumah tangga konsumen.

"Survei ini kami lakukan pada bulan Juni 2022 yang digelar di 34 Provinsi meliputi 490 kabupaten/kota dengan jumlah sampel 47.817 sampel yang terdiri dari 14.100 sampel rumah tangga dan 33.717 sampel non rumah tangga dengan melibatkan 1.900 orang petugas sebagai enumerator," ungkapnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penguatan Produksi

Pekerja menjemur gabah di Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/7/2020). Selama semester I 2020, Perum Bulog telah merealisasikan serap gabah petani secara langsung sebanyak 700 ribu ton setara beras guna meningkatkan ketahanan stok cadangan beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa survei data ini menjadi penting untuk menentukan program penguatan produksi ke depan. Apalagi, Indonesia dan juga Negara-negara di dunia tengah menghadapi ancaman krisis global.

"Saya dan jajaran dinas di challenge terus, dimana ada dua hal setelah 2019 sampai hari ini: tidak ada impor beras umum. Kemudian, produksi data BPS KSA selalu meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan surplus. Tapi saya ditambah tugas lagi yang harus diwujudkan bareng-bareng yaitu produktivitas harus naik, bahkan supaya lebih tinggi lagi dari yang sekarang,"

Sekedar informasi, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton. Disisi lain, ekspor pertanian dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan yang diikuti kenaikan NTP maupun NTUP.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Harga Beras Premium di Penggilingan Naik Jadi Rp 9.629 per Kg pada Juli 2022

Pekerja menjemur gabah di Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/7/2020). Selama semester I 2020, Perum Bulog telah merealisasikan serap gabah petani secara langsung sebanyak 700 ribu ton setara beras guna meningkatkan ketahanan stok cadangan beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga Gabah Kering Panen dan Harga Beras Premium mengalami kenaikan pada Juli 2022. Hal tersebut diungkap oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (1/8/2022).

Margo menjelaskan, Harga Gabah Kering Panen di Tingkat Petani naik 0,68 persen pada Juli 2022. Sedangkan Harga Beras Premium di Penggilingan naik 1,38 persen.

Dari 1.832 transaksi penjualan gabah di 27 provinsi selama Juli 2022, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 66,27 persen, gabah kering giling (GKG) 21,56 persen, dan gabah luar kualitas 12,17 persen.

"Selama Juli 2022, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 4.569,00 per kg atau naik 0,68 persen. Untuk di tingkat penggilingan Rp 4.682,00 per kg atau naik 0,71 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya," kata dia.

Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp 5.210,00 per kg atau naik 1,19 persen dan di tingkat penggilingan Rp 5.323,00 per kg atau naik 1,03 persen. Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp 4.305,00 per kg atau naik 0,78 persen dan di tingkat penggilingan Rp 4.412,00 per kg atau naik 0,88 persen.

Dibandingkan Juli 2021, rata-rata harga gabah pada Juli 2022 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 5,99 persen, 6,89 persen, dan 8,21 persen.

 


Di Tingkat Penggilingan

Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Juli 2022 dibandingkan dengan Juli 2021 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 6,22 persen, 6,42 persen, dan 8,34 persen. Selama Juli 2022, survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan pada 893 perusahaan penggilingan di 31 provinsi, dimana diperoleh 1.132 observasi beras di penggilingan.

Pada Juli 2022, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 9.629,00 per kg, naik sebesar 1,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 9.092,00 per kg atau naik sebesar 0,93 persen, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 8.906,00 per kg atau naik sebesar 0,64 persen.

Dibandingkan dengan Juli 2021, rata-rata harga beras di penggilingan pada Juli 2022 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 2,41 persen, 2,31 persen, dan 5,00 persen.

 

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya