Studi: Jalan Kaki Usai Makan Bantu Menurunkan Gula Darah

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Sports Medicine membandingkan efek duduk dan berdiri/berjalan terhadap kesehatan jantung, insulin dan kadar gula darah.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 09 Agu 2022, 19:49 WIB
Ilustrasi Jalan Kaki ©pexels

Liputan6.com, Jakarta - Manfaat jalan kaki tentu tidak perlu dipertanyakan lagi. Pentingnya berjalan kaki bahkan telah diturunkan dari generasi ke generasi.

Olahraga jalan kaki terasa lebih mudah dilakukan jika dibandingkan harus berlari dengan kecepatan tertentu.

Melansir dari Times of India, Selasa (9/8/2022), sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Sports Medicine membandingkan efek duduk dan berdiri/berjalan terhadap kesehatan jantung, insulin dan kadar gula darah.

“Interupsi singkat yang sering terjadi saat berdiri secara signifikan melemahkan glukosa postprandial dibandingkan dengan duduk lama. Namun, berjalan dengan intensitas ringan ditemukan mewakili istirahat aktivitas fisik yang unggul,” temuan studi tersebut.

Perilaku menetap (SB) seperti duduk lama kemungkinan besar menjadi kebiasaan dan dikaitkan dengan hasil kesehatan yang buruk, kata laporan penelitian. Itu didefinisikan sebagai perilaku bangun yang menghabiskan kurang dari 1,5 tugas setara metabolik saat duduk, berbaring atau hanya tinggal di postur berbaring.

Serangan duduk lama berhubungan buruk dengan glukosa 2 jam, triasilgliserol dan kolesterol high-density lipoprotein (HDL) sehingga memiliki efek negatif pada kesehatan kardiometabolik.

“Setiap gangguan untuk duduk lama bisa disebut sebagai istirahat menetap,” kata laporan itu.

Frekuensi istirahat menetap secara langsung terkait dengan penanda kesehatan metabolik seperti glukosa plasma 2 jam, trigliserida dan ukuran adipositas.

Sesuai penelitian lain, yang telah dikutip dalam penelitian ini, rata-rata sepuluh istirahat tambahan per hari terbukti bermanfaat terkait dnegan tekanan darah sistolik (SBP), kolesterol HDL, insulin, glukosa, trigliserida dan lingkar pinggang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Yang ditemukan oleh studi tersebut

Ilustrasi Berjalan Kaki Credit: pexels.com/Noelle

Berdiri dalam waktu singkat daripada duduk lama memiliki efek negatif pada glukosa postprandial. Juga ditemukan bahwa jalan kaki ringan mengurangi efek glukosa dan insulin.

“Serangan singkat intermiten berdiri dibandingkan dengan duduk lama secara signifikan mengurangi glukosa postprandial dalam pengaturan akut 1 hari tapi tidak menunjukkan efek yang signifikan pada insulin postprandial dan SBP. Berjalan intensitas ringan menunjukkan pelemahan glukosa dan insulin yang lebih besar dibandingkan dengan gangguan berdiri dan duduk,” kata penelitian tersebut.


Jalan kaki jadi solusi

Ilustrasi Jalan Kaki. (Sumber: Pixabay)

Berjalan-jalan kecil menjadi solusi bagi para pekerja yang tidak memilih untuk berolahraga. Banyak dari pekerja mengatakan bahwa berolahraga akan memakan waktu dan membuat mereka lelah.

Temuan penelitian ini adalah nafas bagi orang-orang yang meskipun memiliki komplikasi seperti diabetes tidak bisa memberikan waktu untuk aktivitas fisik dengan semua keyakinan salah yang disebutkan di atas.Aidan Buffey, seorang mahasiswa pancasarjana di University of Limerick di Irlandia dan penulis makalah, melihat jalan-jalan kecil lebih praktis selama hari kerja.

“Orang-orang tidak akan bangun dan berlari di atas treadmill atau berlari di sekitar kantor, tapi mereka bisa berjalan untuk membel kopi atau bahkan berjalan-jalan di lorong kantor,” katanya kepada New York Times.

Infografis Journal_ Fakta Mengenai Risiko Diabetes Melitus (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya