Liputan6.com, Albuquerque - Kepolisian di New Mexico telah berhasil menangkap tersangka utama kasus pembunuhan empat pria Muslim. Perbuatan itu dilakukan dalam sembilan bulan terakhir dan pencarian masif telah dilakukan.
Menurut laporan New York Post, Rabu (10/8/2022), polisi di kota Albuquerque telah berhasil melacak kendaraan pelaku dan menahan tersangka utama. Di antara empat kasus tersebut, tiga terjadi dalam dua pekan terakhir. Polisi belum mengkonfirmasi jika kejadian-kejadian itu terkait.
Baca Juga
Advertisement
Tiga korban berasal dari Pakistan dan beribadah di masjid yang sama. Aparat berkata tiga orang itu disergap dan ditembak.
Sementara, satu korban lain dibunuh pada November 2021. Ia berasal dari Afghanistan.
Polisi belum memastikan bahwa pembunuhan dimotivasi kebencian. Namun, polisi akan mengungkap lebih banyak informasi terkait tersangka.
Ahmad Assed, juru bicara Islamic Center of New Mexico, berharap situasi bisa kembali seperti semula, sebab pembunuhan-pembunuhan yang terjadi telah membuat resah komunitas Muslim.
"Kami berharap negara bagian kita akan bangkit lagi sebagai negara bagian yang kita kenal, yakni yang hangat dan beragam, budaya yang beragam," ujarnya.
Sejumlah organisasi juga telah menawarkan hadiah signifikan bagi yang punya informasi untuk menangkap pelaku. Presiden AS Joe Biden juga berkata dirinya marah dan sedih atas pembunuhan yang terjadi.
"Serangan-serangan kebencian ini tidak punya tempat di Amerika," ujar Joe Biden.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gubernur New Mexico Angkat Suara
Sebelumnya dilaporkan NY Post, Gubernur New Mexico Michelle Lujan Grisham mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa dia mengerahkan polisi negara bagian tersebut untuk membantu proses penyelidikan, yaitu "pembunuhan yang telah ditargetkan sebelumnya."
“Pembunuhan yang ditargetkan terhadap penduduk Muslim Albuquerque sangat memicu kemarahan dan sepenuhnya tidak dapat ditoleransi,” tulisnya di Twitter.
"Kami tidak akan berhenti mengejar keadilan bagi para korban dan keluarga mereka dan mengerahkan segala sumber daya untuk menangkap si pembunuh atau para pembunuh. Kami akan menemukan mereka," kata politis Demokrat tersebut dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan: “Saya marah dan sedih bahwa ini terjadi di New Mexico, tempat yang membanggakan keragaman budaya. Ini bukan siapa kita sebenarnya.”
Seorang pria Muslim yang tidak disebutkan nama dan identitasnya telah dibunuh pada Jumat lalu, menyusul penembakan Muhammad Afzaal Hussain pada Senin (8/8), kata polisi setempat.
Pembunuhan Hussain terjadi setelah Aftab Hussein dibunuh pada 26 Juli dan Mohammad Ahmadi terbunuh pada November 2021.
Advertisement
Kebencian ke Orang yang Tak Bersalah
Hussain dan Hussein keduanya orang Pakistan dan pergi ke masjid yang sama, menurut New York Times. Pembunuhan itu telah memicu kecaman di komunitas Muslim Albuquerque. Kurang dari satu persen dari dua juta orang di New Mexico adalah Muslim, menurut Pew Research Center.
"Kami sangat muak dengan gagasan bahwa seseorang memiliki kebencian sebesar ini terhadap orang-orang yang tidak bersalah,” kata Ahmad Asssed, pemimpin Islamic Center of New Mexico, mengatakan, menurut Times.
“Kami takut keluarga kami, kami takut anak-anak kami jadi target. Dan kami sangat bingung mengapa ini terjadi.”
New Mexico adalah daerah yang kini dipegang oleh Partai Demokrat. Gubernur Grisham adalah mantan anggota DPR AS. Negara bagian ini kerap menjadi rebutan antara Partai Demokrat dan Partai Republik.
Sebelum Grisham, gubernur negara bagian ini adalah anggota Partai Republik: Susana Martinez. Ia berkuasa selama dua periode.
Namun, sebelum Martinez berkuasa gubernur dari New Mexico adalah politisi Partai Republik, dan sebelumnya lagi Partai Demokrat. Pergantian kekuasaan yang selang-seling itu terjadi sejak 1987.
BTS Bertemu Presiden Joe Biden di White House, Bahas Diskriminasi hingga Ujaran Kebencian
Terkait diskriminasi, grup musik BTS dari Korea Selatan sempat berbicara kepada Presiden AS Joe Biden terkait serangan kebencian kepada komunitas Asia.
BTS bertemu dengan Presiden Joe Biden pada Selasa (31/5/2022) di Gedung Putih, Amerika Serikat. Pertemuan mereka untuk menghormati bulan Asian American and Native Hawaiian/Pasific Islander (AANHPI).
Malam harinya, Presiden Biden mengunggah klip singkat pertemuannya yang bermakna dengan Bangtan Boys di akun Twitter resmi Potus, dilansir Soompi, Rabu (1/6/2022).
"Senang bertemu denganmu, BTS. Terima kasih atas semua yang Anda lakukan untuk meningkatkan kesadaran seputar meningkatnya kejahatan kebencian dan diskriminasi anti-Asia. Saya berharap dapat segera berbagi lebih banyak percakapan kami," tulisnya.
Sementara, grup idola K-Pop ini juga membagikan foto yang mereka ambil bersama Presiden Biden di Ruang Oval.
Bisa datang ke Gedung Putih dan bertemu Presiden Biden menjadi sebuah kehormatan besar bagi personel BTS.
"Terima kasih telah mengundang kami ke Gedung Putih! Merupakan suatu kehormatan besar untuk membahas masalah penting dengan [POTUS] hari ini," ungkap BTS melalui Twitter resminya @BTS_official.
Advertisement