Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk kembali menjadi sorotan. Orang terkaya dunia itu baru saja menjual 7,92 juta saham Tesla senilai USD 6,9 miliar atau setara Rp 102,6 triliun.
Dalam penjualan saham terbaru, miliarder Musk menjual sekitar 7,92 juta saham Tesla antara 5 Agustus dan 9 Agustus 2022, menurut beberapa pengajuan. Sang miliarder sekarang memiliki 155,04 juta saham di Tesla.
Advertisement
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (10/8/2022), penjualan terbaru membawa total penjualan saham oleh Musk menjadi sekitar USD 32 miliar atau Rp 476 triliun dalam waktu kurang dari satu tahun.
Sebelumnya, pada April 2022, Musk telah menjual saham Tesla senilai USD 8,5 miliar atau Rp 126,4 triliun dan menjelaskan penjualan itu tidak terkait atau tidak sama sekali ada rencana menjual perusahaan tersebut.
Melansir CNBC, Musk tengah menghadapi serangkaian gugatan terkait pembatalan pembelian platform media sosial Twitter, yang dia setujui untuk diakuisisi pada bulan April dengan harga sekitar USD 44 miliar atau USD 54,20 per saham.
Pada Selasa (9/8), setelah penjualan saham terbaru Musk terungkap, penggemar dan promotor Tesla bertanya kepada sang CEO apakah dia sudah selesai menjual saham perusahaan itu, serta kemungkinan membelinya kembali di masa depan.
Musk pun menjawab dalam sebuah unggahan: "Ya. Dalam hal (semoga tidak mungkin) bahwa Twitter memaksa kesepakatan ini untuk dilanjutkan dan beberapa mitra ekuitas tidak berhasil, penting untuk menghindari penjualan darurat saham Tesla".
Yes. In the (hopefully unlikely) event that Twitter forces this deal to close *and* some equity partners don’t come through, it is important to avoid an emergency sale of Tesla stock.
— Elon Musk (@elonmusk) August 10, 2022
Elon Musk Tantang CEO Twitter Debat Publik, Ada Apa?
Elon Musk menantang Chief Executive Officer atau CEO Twitter Inc Parag Agrawal untuk debat publik tentang persentase bot di platform media sosial. Dia mengatakannya dalam sebuah unggahan di akun Twitter pada Sabtu, 6 Agustus 2022.
"Biarkan dia membuktikan kepada publik bahwa Twitter memiliki <5% pengguna harian palsu atau spam!" kata Elon Musk dalam sebuah tweet dilansir dari South China Morning Post, Senin (8/8/2022).
Selain itu, dia juga memulai jajak pendapat yang menanyakan pengguna apakah kurang dari 5 persen pengguna harian Twitter termasuk palsu atau spam.
Di sisi lain, pada Kamis lalu Twitter telah menolak klaim Musk bahwa ia ditipu untuk menandatangani perjanjian senilai USD 44 miliar untuk membeli perusahaan.
Elon Musk mengajukan gugatan balik terhadap Twitter pada 29 Juli yang akhirnya meningkatkan perjuangan hukumnya melawan perusahaan atas upayanya untuk menjauh dari perjanjian pembelian.
Padahal sebelumnya pada hari Sabtu, Musk mengatakan bahwa jika Twitter dapat memberikan metode pengambilan sampel 100 akun.
Kemudian cara untuk mengetahui bahwa akun itu nyata, kesepakatan untuk membeli perusahaan harus dilanjutkan dengan persyaratan aslinya. Nantinya kedua belah pihak menuju pengadilan Oktober di pengadilan Delaware.
Advertisement
Uji Tuntas
Dalam hal ini, pada Sabtu lalu pun Twitter enggan berkomentar. Perusahaan telah berulang kali mengungkapkan kepada Securities and Exchange Commission perkiraan bahwa kurang dari 5 persen akun pengguna palsu atau spam dengan penafian bahwa itu bisa lebih tinggi.
Musk melepaskan haknya untuk melakukan uji tuntas lebih lanjut ketika dia menandatangani perjanjian merger April.
Sementara itu, Twitter sebetulnya juga telah berargumen di pengadilan bahwa Musk sengaja mencoba untuk menghentikan kesepakatan karena kondisi pasar telah memburuk dan akuisisi tidak lagi melayani kepentingannya.
Dalam pengajuan pengadilan pada hari Kamis, itu menggambarkan klaim baliknya sebagai cerita imajiner "bertentangan dengan bukti dan akal sehat”.
"Musk menciptakan representasi yang tidak pernah dibuat Twitter dan kemudian mencoba menggunakan, secara selektif, data rahasia ekstensif yang diberikan Twitter kepadanya untuk menyulap pelanggaran representasi yang diklaim itu,” tulis pengacara perusahaan.