Liputan6.com, Jakarta - Platform peer-to-peer lending berizin resmi OJK, Doeku, berminat mengembangkan teknologi blockchain untuk mendukung mekanisme pinjaman peer-to-peer nya.
Dalam mengembangkan teknologi blockchain, platform di bawah PT Doeku Peduli Indonesia ini menyebut akan berkolaborasi bisnis dengan sejumlah institusi fintech baik lokal dan internasional. Kolaborasi tersebut tidak hanya dilakukan untuk mengembangkan teknologi blockchain tetapi juga dalam hal merger.
Advertisement
Direktur PT Doeku Peduli Indonesia, Hendra Dwisejoputro, mengatakan, jika perseroan akan merger, harus memilih partner yang memiliki jaringan internasional dan pengalaman teknologi yang advan. Dengan begitu, keduanya bisa menghasilkan sinergi dengan kelebihan dan kekuatan masing-masing untuk menambah laba, nilai, dan daya saing perusahaan.
Hendra menyebut, saat ini ada beberapa grup perusahaan yang terus berkomunikasi. Salah satunya adalah perusahaan finansial terbesar di Singapura. Selain itu juga ada institusi finansial yang sudah mencatatkan sahamnya di bursa saham NASDAQ, serta salah satu perusahaan FMGC lokal terbesar.
"Saat ini kami masih mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih kolaborasi terbaik, dalam arti yang dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pengembangan dan jaringan bisnis, jika nantinya terjadi merger," tutur Hendra.
Teknologi yang berkembang makin maju, membuat Doeku butuh parner yang memiliki visi sama. Salah satunya dalam mengembangkan teknologi blockchain.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Manfaat Teknologi Blockchain dalam Pinjaman
Dijelaskan Hendra, teknologi blockchain dapat memberi solusi pinjaman dengan mendukung skema P2P lending. Dalam mekanisme pinjaman ini, individu atau perusahaan bisa meminjamkan uang kepada orang lain dan mendapat keuntungan dari bunga pinjaman.
Dengan blockchain, hambatan berupa persyaratan yang rumit antar peminjam dan pemberi pinjaman bisa dikurangi. Selain itu, suku bunga pun bisa dikurangi karena proses yang lebih efisien.
Teknologi blockchain, dalam P2P Lending bisa diterapkan dalam general ledger yang berfungsi untuk mencatat detail transaksi. Kerahasiaan data (misalnya data peminjam dan pemberi pinjaman) pun bisa dijamin dengan teknologi blockchain.
Dari segi keamanan, blockchain pun memiliki tingkat keamanan tinggi, sehingga transaksi tidak bisa diubah siapa pun tanpa adanya persetujuan.
"Dengan teknologi blockchain, peminjam bisa mudah meminjam tanpa proses berbelit-belit. Dari sisi pemberi pinjaman, mendapatkan jaminan pembayaran tepat waktu sehingga tidak was was dalam melakukan investasi di sektor peminjaman online," kata Hendra menjelaskan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Berencana IPO
Sekadar informasi, saat ini Doeku mencatat peningkatan dalam pencairan penyaluran pinjaman modal kerja kepada UMKM. Total pinjaman yang disalurkan sebanyak Rp 63,5 miliar pada Desember 2021. Angka tersebut naik 13,2 persen dibandingkan penyaluran pinjaman 2020 yakni Rp 4,8 miliar.
Sementara pada Juni 2022, total pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 37 miliar, naik 58,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Doeku juga mencatatkan laba kotor Rp 7,8 miliar pada 2021. Sedangkan per kuartal 2 2022, laba kotor Doeku mencapai Rp 5 miliar.
Perusahaan juga berencana untuk melakukan IPO (intial public offering) pada tahun depan.
(Tin/Ysl)