Liputan6.com, Jakarta - Domba Ladoum, yang dikenal sebagai "raja domba" di Senegal, dianggap sebagai tanda prestise dan simbol status di negara Afrika. Domba itu dijual dengan harga untuk spesimen terbaik melebihi US$ 85.000 atau setara dengan Rp 1,2 miliar.
Hibrida antara ras 'Touabire' Mauritania dan 'Bali-bali' Mali dan menghasilkan Ladoum ini, pertama kali dibiakkan di luar ibu kota Senegal, Dakar pada awal 1970-an.
Baca Juga
Advertisement
Untuk jenis yang tergolong muda, Ladoum sangat populer di negara Afrika Barat, dengan keluarga kaya dan peternak menghabiskan banyak uang mereka untuk membeli spesimen ini.
Tidak dapat disangkal kualitas fisik domba Ladoum. Mereka adalah raksasa dari spesies mereka, mencapai ketinggian 1,2 meter di bahu dan berat 175 kg.
Tak hanya itu, mereka juga memiliki bulu halus dan panjang, tanduk keriting, dan daging yang rasanya tentu lezat.
Sebagian besar orang Senegal menganggap mereka cantik, bahkan agung, jadi mereka juga kerap menonton kontes kecantikan domba Ladoum di TV dan mengikuti peternak populer di media sosial hanya untuk mengagumi kawanan domba itu.
Pemain bola basket NBA Gorgui Dieng dikenal memiliki kawanan Ladoum, seperti halnya Yékini, pegulat Senegal terhebat sepanjang masa.
Di sisi lain, orang miskin Senegal hanya bisa bermimpi memiliki domba itu, sebagaimana Ladoum dikenal di Afrika Barat, apalagi dikorbankan untuk Idul Adha.
95% populasi Senegal adalah Muslim, dan tradisi mengorbankan domba untuk Idul Fitri adalah urusan yang sangat besar, yang telah berkontribusi pada popularitas Ladoum.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Unik, Simba Si Kambing Punya Telinga Sepanjang 56 Cm
Jika tadi soal domba. Kini soal kambing. Ia adalah Simba, si bayi kambing telah memenangkan hati netizen dengan telinganya yang sangat panjang - 22 inci (56 sentimeter) dan terus tumbuh.
Mengutip Al Arabiya, Sabtu (9/7/2022), anak kambing berkulit kuning kecoklatan itu telah menarik ribuan pengikut di YouTube dan saluran lainnya sejak ia lahir di Karachi, Pakistan pada 4 Juni.
Peternaknya, Mohammad Hassan Narejo, telah mengirimkan detail telinga Simba ke Guinness Book of Records, meskipun dia tidak yakin kambingnya memenuhi kriteria. Ia masih menunggu jawaban.
Ketika Simba lahir, telinganya panjangnya 19 inci (48 cm). Seiring bertumbuh, telinganya pun memanjang tiga inci lagi hanya dalam waktu sebulan dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.
"Saya membuatkan sabuk atau kantong beludru khusus untuk menjaga telinganya, sehingga dia bisa berlari dan bermain dengan mudah tanpa terganggu telinganya," kata Narejo kepada Reuters.
Narejo bekerja di departemen kontrol lalu lintas udara bandara Karachi, tetapi hasratnya adalah beternak kambing, dan dia memiliki rencana besar untuk Simba.
"Saya berencana untuk mengawetkan sperma Simba untuk inseminasi buatan, sehingga jika Tuhan berkehendak mengambilnya, keturunannya bisa melanjutkan," kata Narejo.
Dia memberi makan Simba tiga kali sehari dengan susu dan telah mengambil langkah-langkah lain untuk memastikan kesejahteraannya - termasuk benang hitam di sekitar tenggorokan hewan untuk menangkal evil eye (mata jahat) -- hal buruk seperti kutukan, kepercayaan orang Pakistan.
"Evil eye dapat menghancurkan gunung. Dia hanya anak kambing dengan status selebritas," kata Narejo.
Advertisement
Punya Tinggi 51 Cm, Rani Si Sapi Kerdil di Bangladesh Curi Perhatian Warga
Sebelumnya, pengunjung berbondong-bondong ke sebuah peternakan di Bangladesh untuk melihat selebritas baru: sapi kerdil bernama Rani. Binatang itu telah mencuri perhatian warga setempat.
Sapi Bhutti atau Bhutan yang berusia 23 bulan ini tingginya hanya 51 cm, dan beratnya 28 kg.
Meskipun negara tersebut tengah lockdown nasional akibat COVID-19, lebih dari 15.000 orang dilaporkan mengunjungi Rani di pertaniannya di Charigram, dekat ibu kota Dhaka.
Manajer peternakan Hasan Howladar telah mendaftarkan Rani ke Guinness Book of Records, mengatakan sapi itu adalah sapi terkecil di dunia.
"Saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam hidup saya," kata pengunjung Rina Begum kepada BBC Bangla yang dikutip Jumat (9/7/2021).
Howladar membeli sapi Rani tahun lalu dari pertanian lain di distrik Naogaon barat laut Bangladesh.
Sapi Rani Sulit Berjalan
Howladar mengatakan Rani memiliki kesulitan berjalan dan takut dengan sapi lain di peternakan Shikor Agro, jadi binatang itu dipisahkan dari kawanan lainnya.
"Dia tidak makan banyak. Dia makan sedikit dedak dan jerami dua kali sehari," kata Howladar. "Dia suka berkeliaran di luar dan tampak bahagia saat kami menggendongnya."
Gelar sapi terkecil di dunia dipegang oleh Manikyam, di negara tetangga India, yang berukuran 61,1 cm dari kaki hingga pundak.
Howladar mengatakan kepada BBC bahwa penyelidik dari Guinness Book of Records akan mengunjungi pertaniannya tahun ini, untuk melihat apakah Rani akan menyabet gelar juara.
Dengan hanya beberapa minggu lagi menuju hari raya Idul Adha, muncul spekulasi apakah Rani akan dijual untuk kurban. Tetapi otoritas pertanian mengatakan mereka tidak punya rencana untuk berpisah dengannya.
Advertisement