OJK Sebut Belum Ada Rencana Normalisasi Jam Perdagangan Bursa

OJK menyatakan terus mengkaji untuk normalisasi jam perdagangan bursa seperti sebelum pandemi COVID-19.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Agu 2022, 08:51 WIB
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, pihaknya belum ada rencana untuk melakukan normalisasi jam perdagangan bursa.

"Tentunya kita terus mengkaji kapan kita akan normalisasi seperti sebelumnya, sampai saat ini belum ada rencana untuk itu kita melihat kondisi yang ada kita review terhadap hal ini dan kita nanti belum tentukan akan kita normalisasikan,” kata Inarno dalam konferensi pers, Rabu, 10 Agustus 2022.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mengkaji jam perdagangan bursa kembali normal.

Adapun jam perdagangan bursa kembali normal tersebut juga menunggu pernyataan resmi pemerintah mengenai status pandemi COVID-19.

"Sedang dikaji bersama dengan OJK terkait hal ini (jam perdagangan-red) sekalian menunggu pandemi dinyatakan resmi berakhir,” ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo, Kamis, 16 Juni 2022.

Ia menambahkan, kembalinya jam perdagangan normal juga dapat lebih awal. Hal ini tergantung dari assessmen bersama self regulatory organization (SRO) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Laksono juga menyebutkan kalau tidak ada deadline untuk penerapan jam perdagangan seperti sebelum pandemi COVID-19.

"Tidak ada deadline spesifik karena situasinya bisa berubah sewaktu-waktu," ujar dia.

Selama pandemi COVID-19, jam perdagangan bursa di pasar regular Senin-Jumat pada sesi I antara pukul 09.00-11.30 waktu JATS dan sesi II pukul 13.30-14.49.59 waktu JATS.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Laba Emiten Moncer pada Awal 2022, OJK Sebut Sektor Teknologi Memimpin

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi saat pembukaan perdagangan dalam rangka 45 tahun diaktifkannya pasar modal Indonesia (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kenaikan kinerja perusahaan tercatat atau emiten yang tumbuh signifikan pada semester I 2022.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan, dari sejumlah perusahaan yang telah melaporkan kinerja keuangannya, sektor teknologi yang tercatat tumbuh paling tinggi pada 2022.

"Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2022, tercatat dari 722 yang telah menyampaikan laporan kuartal 1 2022 terdapat peningkatan total laba secara year on year (yoy) sebesar 110 persen menjadi Rp 167,52 triliun," kata Inarno dalam Konferensi Pers 45 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Rabu (10/8/2022).

Dalam catatannya, kinerja emiten-emiten sepanjang tahun ini lebih baik dibanding sebelum pandemi COVID-19 atau pada 2019. Merujuk kinerja tersebut, Inarno menilai emiten cukup optimistis menghadapi gejolak ekonomi yang ada saat ini.

"Sementara berdasarkan data laporan kuartal II 2022 yang baru disampaikan oleh 314 emiten, kami mencatatkan rata-rata pertumbuhan yang nilai laba tertinggi itu dibutuhkan oleh emiten yang bergerak di sektor pertama adalah di sektor bidang teknologi,” ungkap dia.

Kenaikan laba signifikan berikutnya yakni dari sektor bidang transportasi dan logistik, kemudian emiten yang bergerak di bidang sektor energi Sejalan dengan itu, aktivitas penghimpunan dana juga terus meningkat.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Pertumbuhan Kinerja IHSG

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hingga 8 Agustus 2022, terdapat 149 penawaran umum dengan total emisi sebesar Rp 151 triliun 48 di antaranya adalah emiten baru.

Dari sisi kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) juga masih terjaga. Bahkan pada kuartal II 2022, pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) maupun nilai kapitalisasi pasar telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, yakni di level 7.276 pada 21 April 2022 dan nilai kapitalisasi pasar menyentuh Rp 9.555 triliun 28 April 2022.

Meski pada kuartal II hingga kuartal III tahun ini diwarnai berbagai dinamika pasar akibat tekanan inflasi global, tetapi hingga penutupan perdagangan 9 Agustus 2022 IHSG masih mencatatkan kinerja yang baik yaitu sebesar 7.102 atau tumbuh 7,92 ytd.

Sementara itu nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.315 triliun atau secara jytd uga meningkat sebesar 12,83 persen “Kinerja IHSG Indonesia ini juga merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga bahkan hampir semua bursa ASEAN mengalami pertumbuhan yang negatif,” imbuh Inarno.


45 Tahun Pasar Modal Kembali Aktif, Transaksi Harian Saham Naik 15 Persen

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja yang positif di tengah kondisi yang masih dibayangi pandemi COVID-19. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 7,68 persen dan saat ini masih yang tertinggi di kawasan ASEAN.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi dalam sejarah bangsa Indonesia yang menembus level 7.276 pada 21 April 2022.

“Kemarin malam sebagai informasi kita juga sudah tembus 7.000. Sebagaimana saya ingat pada waktu kami menjabat di periode awal setelah RUPS 29 Juni indeks kita saat itu turun merah di angka 6.800, tapi sampai tiga hari terakhir indeks kita kembali tembus ke 7.102,” kata Iman dalam sambutan acara HUT ke-45 Pasar Modal Indonesia, Rabu (10/8/2022).

Selain itu, Iman juga menyebutkan, kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.300 triliun. Sedangkan, rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH meningkat 15 persen secara year to date.

"Rata-rata transaksi harian terakhir sepanjang tahun 2022 rata-rata transaksinya meningkat 15 persen year to date atau rata-rata sebesar Rp 15,4 triliun rupiah. Tiga hari terakhir kita pernah mencapai trading harian sebesar Rp 21 triliun lebih,” ungkapnya. 

BEI menargetkan sebanyak 55 emiten dapat tercatat di pasar modal Indonesia hingga akhir 2022. Namun, BEI juga memiliki sejumlah tantangan ke depan untuk memperoleh emiten dengan kinerja yang baik bagi pasar modal.

"Kita tidak hanya bicara tentang kuantitas artinya jumlah yang kita punya, tetapi bagaimana juga ke depan kita memperoleh emiten dengan kualitas yang memang bisa memperoleh kinerja yang baik di pasar modal,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya