Liputan6.com, Jakarta - Raksasa media sosial seperti Twitter tak lepas dari bocornya data pengguna, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
Dilaporkan bahwa terdapat 5,4 juta data pribadi pengguna Twitter yang kemungkinan bocor, setelah terjadinya bug keamanan, yang dimanfaatkan oleh pelaku serangan siber untuk mencuri data pribadi pengguna.
Advertisement
Presiden Direktur ITSEC Asia, Andri Hutama Putra mengatakan, isu keamanan data pribadi semakin krusial di tengah maraknya kejahatan siber yang menyasar platform-platform media sosial besar.
Dalam siaran persnya, Sabtu (13/8/2022), Andri mengatakan, Indonesia sangat mungkin menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan siber untuk mencuri dan mengambil keuntungan dari data-data pribadi masyarakat.
Hal ini disebabkan karena jumlah populasi penduduk digital yang sangat besar, serta infrastruktur keamanan siber yang belum maksimal.
"Penetrasi internet dan pengguna media sosial yang tinggi di Indonesia menjadikan isu data pribadi krusial untuk diberikan perlindungan oleh sistem dan regulasi," kata Andri.
Menurutnya, kejahatan siber bisa berdampak merugikan mulai dari pemalsuan identitas, pencurian dan jual beli data ilegal, pembobolan akun media sosial atau dompet digital, hingga penipuan daring.
Menjaga data pribadi pengguna pun merupakan salah satu tanggung jawab perusahaan penyedia layanan digital atau elektronik.
Namun, hal yang sama juga dirasa menjadi tanggung jawab publik pengguna layanan, Menurut Andri, semakin canggih sistem keamanan yang dimiliki oleh perusahaan, serangan siber yang terjadi akan semakin canggih pula.
ITSEC Asia pun memberikan enam tips yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga data pribadinya secara mandiri, demi mencegah pelaku kejahatan siber dengan mudah mencuri dan memanfaatkannya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menjaga Data Pribadi Secara Mandiri
1. Bedakan alamat email untuk media sosial dan perbankan
Banyak masyarakat yang menggunakan satu alamat email untuk semua kebutuhan mulai dari layanan perbankan, transaksi, media sosial, subscription, dan lainnya.
Hal ini akan sangat bahaya bagi data pribadi masing-masing karena saat email tersebut diserang, semua informasi yang ada di dalamnya bisa rentan dicuri.
Maka dari itu, gunakan alamat email untuk tujuannya masing-masing, misalnya menggunakan alamat email yang berbeda antara kebutuhan transaksi dan media sosial.
2. Mengganti password email dan aplikasi secara berkala
Masih banyak masyarakat yang tidak melakukan pergantian password atau kata sandi secara berkala, meski sebagian sudah memahami pentingnya hal ini untuk mencegah serangan siber.
Walaupun terkesan simpel, mengganti password secara berkala merupakan salah satu cara paling ampun dalam menjaga data pribadi agar tidak mudah dicuri.
3. Jangan klik tautan mencurigakan
Di media sosial banyak beredar informasi-informasi yang perlu kita cek ulang kebenarannya. Jangan sembarang tergoda oleh tautan-tautan yang mencurigakan.
Hal ini untuk menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data akun dan data pribadi lainnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Penggunaan Aplikasi dan VPN
4. Kenali fitur-fitur pengaman aplikasi
Dalam aplikasi media sosial, sudah ada berbagai fitur keamanan yang disediakan, seperti Two Factor Authentication (2FA), One Time Password (OTP), End-to-end encryption, setelan privasi, atau peringatan masuk akun.
Pengguna disarankan untuk mengenali dan mengaktifkan fitur-fitur ini, demi menambah keamanan saat bermedia sosial.
5. Hati-hati saat menggunakan VPN (Virtual Private Network)
Isu-isu pemblokiran kerap terjadi di Indonesia. VPN pun jadi salah satu jalan keluar untuk mengakali akses sebuah situs yang terkena pemblokiran.
Namun, penggunaan VPN terutama yang gratis, membuka kemungkinan data-data pribadi yang ada di dalam perangkat kita dicuri oleh penjahat siber serta infeksi malware yang dapat menyusupi VPN.
Hindari login akun media sosial dan aplikasi perbankan jika menggunakan VPN.
6. Jangan membagikan informasi-informasi penting di media sosial
Berbagai informasi yang harus dihindari untuk dibagikan di media sosial seperti foto-foto KTP, foto tiket atau passport, QR code, atau informasi-informasi lain seperti nama ibu dan nomor pribadi.
Penjahat siber bisa melakukan berbagai hal dari pencurian identitas atau informasi penting yang dimanipulasi, untuk berbagai kejahatan seperti pembobolan akun dan penipuan dari identitas yang dicuri.
Jika Medsos Terlanjur Dibobol
Apabila masyarakat sudah terlanjut terkena serangan siber pembobolan akun media sosial, segeralah lakukan upaya permintaan reset password kepada aplikasi.
Hubungi juga layanan bantuan dari platform tersebut, untuk meminta bantuan pemulihan akses akun yang dicuri.
"Sama halnya dengan menjaga keamanan di dunia nyata, menjaga keamanan di dunia digital merupakan tindakan ekstra yang mungkin bagi sebagian masyarakat dirasa tidak nyaman," kata Andri.
Namun, menjaga keamanan di dunia digital sangatlah penting karena dampak yang ditimbulkan dari pencurian data pribadi, sama besarnya dengan dampak yang terjadi saat barang-barang kita dicuri oleh orang lain.
(Dio/Ysl)
Advertisement