800 Juta Orang Diprediksi Alami Kelaparan, Jokowi Minta Semua Lahan Diproduktifkan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar lahan-lahan yang ada diproduktifkan, dengan ditanami berbagai jenis pangan. Hal ini untuk mengantisipasi krisis pangan yang sedang melanda sejumlah negara.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 11 Agu 2022, 13:20 WIB
Presiden Jokowi saat berpidato di hadapan menteri-menterinya (Instagram/@jokowi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar lahan-lahan yang ada diproduktifkan, dengan ditanami berbagai jenis pangan. Hal ini untuk mengantisipasi krisis pangan yang sedang melanda sejumlah negara.

Menurut dia, 300 juta masyarakat di dunia sekarang mengalami kekurangan pangan akut dan kelaparan. Kondisi ini dialami beberapa negara dan jumlah warga yang mengalami kelaparan akan bertambah, apaila tidak dicari solusinya.

"300 juta lebih orang lebih sekarang ada pada kekurangan pangan akut dan kelaparan. Di beberapa negara sudah mulai, mulai, mulai," jelas Jokowi usai menanam kelapa genjah dan tanaman sela di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (11/9/2022).

"Dan diperkirakan kalau ini tidak ada solusi bisa masuk ke 800 juta orang akan kekurangan pangan dan kelaparan. Inilah kenapa kita ingin lahan yang tidak produktif, itu diproduktifkan," sambungnya.

Menurut dia, seharusnya masyarakat di desa bisa menanam cabai sendiri di polybag atau pekarangan rumah. Hal ini, kata Jokowi, akan menecegah terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga cabai.

"Urusan cabai, ini harusnya rumah tangga-rumah tangga di desa itu bisa nanam itu di polybag, di pekarangannya. Sehingga, tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harga cabai naik drastis," ujarnya.


Tanami Lahan

Jokowi menyampaikan Kementerian Pertanian saat ini sedang menanami lahan-lahan yang tak produktif dengan tanaman. Dia mencontohkan kelapa genjah yang mampu memprodulsi 180 buah dalam setahun, bisa menghasilkan gula semut atau minyak.

"Kelapa genjah yang nanti hasilnya 2 tahun, 2,5 tahun, setahun bs produksi 180 buah, yang itu bisa dibuat gula semut, bisa dibuat minyak kelapa, yang juga bisa dijual buahnya untuk minuman segar," jelas Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan bahwa semua negara saat ini sedang dalam posisi yang sangat sulit akibat perang Rusia dan Ukraina. Perang tersebut membuat sejumlah negara mengalami krisis pangan.

"Muncul yang namanya perang di Ukraina sehingga semuanya menjadi bertubi-tubi, menyulitkan hampir semua negara. Semua negara berada dalam posisi yang sangat sulit," ucap Jokowi dilihat di Youtube Sekretariat Presiden, Senin, 1 Agustus 2022.

Jokowi mengatakan perang membuat 77 juta gandum dari Ukraina tidak bisa keluar dan diekspor. Padahal, negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa menjadikan gandum sebagai makanan harian mereka.

Bahkan, kata Jokowi, ada 130 juta ton gandum Rusia yang juga tak bisa diekspor karena perang. Kondisi ini mengakibatkan ratusan juta orang di dunia akan mengalami kelaparan akut.

"Berarti Ukraina plus Rusia jumlah stok gandum ada 207 juta ton. Bukan 207 ton, tapi 207 juta ton. Ini yang mengakitabkan 333 juta orang kelaparan dan mungkin 6 bulan lagi 800 juta orang akan kelaparan akut karena tidak ada yang dimakan sekali lagi," tutur Jokowi.


Harga Gas Naik

Selain pangan, dia menyebut dunia juga dihadapkan dengan krisis dimana harga gas naik lima kali lipat dan bensin naik dua kali lipat. Menurut dia, kondisi ini dihadapi oleh negara besar dan negara kecil.

"Beberapa negara yang tidak kuat ambruk karena sudah tidak memiliki uang cash baik untuk membeli energi bensin dan gas atau membeli pangan," pungkas Jokowi.

Infografis Hasil Pertemuan Jokowi dengan Vladimir Putin di Kremlin. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya