Liputan6.com, Jakarta Obsessive Compulsive Disorder atau OCD adalah salah satu gangguan mental dimana seseorang memiliki pikiran obsesif (berlebihan) dan perilaku kompulsif (dorongan). Pola pikiran dan ketakutan yang mendorong seseorang melakukan perilaku berulang. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan tekanan mental pada penderitanya.
Baca Juga
Advertisement
OCD dapat menyerang pria, wanita dan anak-anak. Beberapa orang mulai mengalami gejala lebih awal, seringkali sekitar masa pubertas, tetapi biasanya muncul pada awal masa dewasa. Belakangan ini, sejumlah selebritas di Indonesia pun ramai mengungkapkan telah mengidap OCD, salah satunya artis muda Aliando Syarief.
Contoh perilaku kompulsif misalnya mencuci tangan hingga berulang kali setelah melakukan kontak langsung terhadap sesuatu yang menurutnya tidak bersih.
Pemikiran dan perilaku tersebut tidak mampu dikendalikan oleh pengidap. Meski pengidap bisa jadi tidak memiliki pikiran maupun keinginan untuk melakukan hal tersebut, ia seperti tidak berdaya untuk menghentikannya. Artinya, OCD bisa memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan pengidapnya.
Dilansir dari Healthline, Kamis (11/8/2022), penyebab seseorang dapat mengidap OCD tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor penyebabnya antara lain seperti faktor biologis, kepribadian, dan lingkungan.
Berikut ini penjelasan mengenai salah satu gangguan mental OCD, faktor penyebab, dan gejalanya, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Faktor Penyebab OCD
Tidak diketahui secara pasti penyebab seseorang dapat mengidap OCD. Namun, beberapa faktor seperti faktor biologis, kepribadian, dan lingkungan seringkali menjadi penyebabnya. Berikut ini merupakan macam- macam faktor penyebab OCD, antara lain:
1. Riwayat keluarga, gangguan ini dapat diturunkan dari orang tua yang memiliki riwayat.
2. Perbedaan pada otak, beberapa orang dengan gangguan ini memiliki area aktivitas tinggi yang tidak biasa pada otak mereka atau tingkat bahan kimia yang disebut serotonin yang rendah.
3. Pengalaman hidup, penderitanya mungkin lebih umum terjadi pada orang yang telah terintimidasi atau mengalami pelecehan. Terkadang muncul setelah peristiwa penting dalam hidup, seperti melahirkan atau berkabung.
4. Kepribadian, orang yang rapi, teliti, metodis dengan standar pribadi yang tinggi mungkin lebih mungkin menderita OCD. Selain itu, orang yang umumnya mudah cemas atau memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Gejala OCD
Seseorang yang mengidap OCD umumnya akan memiliki pikiran serta kegelisahan yang terus-menerus dan tidak diinginkan. Pikiran tersebut kemudian menyebabkan stres atau kecemasan.
Hal tersebut mendorong penderita untuk melakukan perilaku atau ritual kompulsif untuk menyingkirkan kecemasannya. Berikut ini merupakan beberapa gejala umum pada seseorang dengan obsessive compulsive disorder, antara lain:
1. Kecenderungan untuk memeriksa sesuatu, seperti kunci, alarm, oven, atau sakelar lampu. Selain itu, munculnya pikiran bahwa ia memiliki kondisi medis seperti kehamilan atau skizofrenia
2. Ketakutan akan hal-hal yang mungkin kotor atau takut akan terkontaminasi kuman atau kotoran lain.
3. Simetri dan ketertiban, kebutuhan untuk mengatur segala sesuatunya dengan cara tertentu.
4. Renungan dan pikiran yang mengganggu, dapat berupa pikiran agresif atau mengerikan tentang kehilangan kendali yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.
Gejala OCD
Berikut ini merupakan contoh perilaku yang umumnya terjadi pada penderita OCD, antara lain:
- Takut terkontaminasi kuman atau kotoran sehingga membuat Anda mencuci tangan berkali- kali.
- Keraguan bahwa Anda telah mengunci pintu atau mematikan kompor
- Stres yang intens ketika objek tidak teratur atau menghadap ke arah tertentu
- Mengulangi doa, kata atau frase secara tidak sadar
- Pikiran tentang meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas di depan umum
- Melakukan suatu aktivitas, atau menata barang dengan metode atau pola yang sama.
- Khawatir tentang diri sendiri atau orang lain yang terluka.
- Kesadaran konstan akan kedipan mata, pernapasan, atau sensasi tubuh lainnya.
- Kecurigaan bahwa pasangan tidak setia, tanpa alasan untuk mempercayainya
Advertisement