Liputan6.com, Jakarta Ekonom sekaligus Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira, mengatakan kenaikan harga mi instan tidak bisa dihindari. Bahkan, dia memprediksi kenaikan harga mie tersebut akan terus naik secara bertahap.
“Kenaikan harga mi instan tidak bisa dihindari, karena selama 6 bulan terakhir pelaku usaha sudah menahan penyesuaian harga jual,” kata Bhima kepada Liputan6.com, Kamis (11/8/2022).
Advertisement
Dia menjelaskan, inflasi di sisi produsen termasuk industri makanan minuman dilaporkan mencapai 11 persen pada kuartal ke II 2022.
Biaya bahan baku mie instan, gandum naiknya 9,79 persen di pasar spot selama satu tahun terakhir. Belum ditambah rantai pasok gandum dari Ukraina yang terganggu akibat perang.
Sementara produsen makanan minuman ada di posisi dilema, tidak naikkan harga maka marjin menipis. Kalau harga naik, khawatir konsumen dari kelas menengah bawah akan kurangi konsumsi.
“Diperkirakan kenaikan harga akan berlanjut secara bertahap,” ujarnya.
Dia melihat belum ada tanda-tanda pasar gandum akan alami normalisasi pasokan, meski Ukraina sudah berhasil mengirim gandum lewat pelabuhan Laut Hitam sebesar 26.000 ton. Tapi masih sangat terbatas. Masih ada estimasi 20 juta ton gandum yang terperangkap di Ukraina tidak bisa di ekspor.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Mentan
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan ada kenaikan harga mie instan. Kenaikan tersebut dikarenakan perang dari Rusia dan Ukraina.
Kemungkinan kenaikan harga mie instan akan mencapai sekitar tiga kali lipat.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum enggak bisa keluar, di hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," kata Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian dalam webinar Direkorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Selasa (9/8/2022).
Alasan mengapa harga mi instan bakal naik karena gandum sebagai bahan baku utamanya berasal dari negara tersebut. Adapun Indonesia sendiri sampai saat ini masih melakukan impor gandum.
Rusia dan Ukraina adalah negara penghasil gandum yang terbesar di dunia, keduanya menyuplai sekitar 30 persen hingga 40 persen dari kebutuhan gandum yang ada di dunia. Maka dari itu, dengan situasi perang yang terjadi pada saat ini gandum pun menjadi salah satu bahan yang langka dikarenakan pasokannya yang terhambat.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Harga Mi Instan Bakal Naik, Sandiaga Uno Minta Anak Kos dan Pengusaha Kuliner Siap-siap
Masyatakat yang suka makan mi instan harus merogoh kocek lebih dalamn. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan kemungkinan harga mi instan naik.
Kenaikan harga mi instan masih disebabkan hambatan pasokan gandum imbas dampak perang Rusia-Ukraina.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapi dengan Perang Ukraina-Rusia, dimana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat," ujar Mentan dalam webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dikutip Rabu (10/8/2022).
"Ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," pungkasnya.
Menanggapi kabar tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyerukan agar para pelaku ekonomi kreatif kuliner bersiap untuk membuat strategi dan inovasi dari harga mi instan naik.
"Anak kost siap-siap! Dan untuk pelaku ekonomi kreatif kuliner yang berjualan mie instan, siapkan strategi dan inovasi!," tulis Menparekraf melalui unggahannya di laman Instagram resmi @sandiuno.
Menparekraf lebih lanjut mengatakan, dampak dari ketidakstabilan ekonomi global karena pandemi dan juga perang Rusia-Ukraina mengakibatkan lonjakan harga gandum sebagai bahan baku mie instan, serta turunannya.
"Bukan tanpa sebab, karena kedua negara tersebut merupakan penyuplai hampir 30-40 persen produksi gandum dunia," beber dia.
"Kondisi seperti ini jangan lantas membuat kita pasrah, justru harus menjadi momentum bagi kita untuk mengoptimalkan sumber pangan dan berbagai produk ekonomi kreatif lokal sehingga kita tidak terus menerus ketergantungan dengan bahan baku impor!," pungkas Sandiaga Uno.
Harga Mi Instan di Platform E-commerce Rabu 8 Agustus 2022
Diketahui bahwa perang-Rusia-Ukraina yang masih berlangsung menghambat pengiriman ratusan juta ton gandum dari kedua negara, sebagai penghasil gandum terbesar dunia.
Menteri Syahrul bahwa memprediksi harga mi instan bisa naik tiga kali lipat karena mahalnya harga gandum sebagai bahan baku, yang masih dipasok melalui impor.
Berdasarkan pantauan pada Rabu (10/8) di platform e-commerce Tokopedia, harga mi instan dijual di kisaran Rp 2 ribu per bungkus.
Ada juga yang menjual produk mi instan Indomie varian Mi Goreng original seharga Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu.
Sementara di platform e-commerce Shopee, harga produk Indomie dijual di kisaran Rp 3.500 hingga Rp 4 ribu per bungkus.
Adapun situs klik Indomaret, di mana harga Indomie varian Ayam Bawang dan Mi Goreng dibandrol seharga Rp 3.000 per bungkusnya.
Advertisement