Liputan6.com, Banyuwangi - Sejumlah warga binaan berlenggak-lenggok di atas catwalk layaknya model profesional di ajang fashion show Lapas Kelas IIA Banyuwangi. Ajang ini digelar dalam rangka HUT ke-77 Kemerdekaan RI dan Hari Dharma Karya Dhika ke 77 Kementerian Hukum dan HAM RI.
Para warga binaan memamerkan kostum desainer lokal Banyuwangi, di antaranya Ocha Laros Indonesia, Almira, Oktavian "dugongs", Isyam Samsi, Sanet Sabintang, Bubu Ramadhan dan masih banyak lagi.
Advertisement
"Sempat grogi sih tadi. Tapi Alhamdulillah tadi juara satu," ujar Dita, warga Binaan Lapas Kelas IIA Banyuwangi, Kamis (11/8/2022).
Dita mengaku dirinya baru pertama kali tampil menjadi model. Butuh waktu dua minggu berlatih agar bisa menjadi model. Menurutnya, ajang ini sangat baik bagi warga binaan, karena mereka bisa menyalurkan bakat dan aspirasi meski neraka di tempat yang terbatas ini.
"Baru pertama kali ini. Latihan selama dua minggu. Saya harap ajang seperti ini bisa berlanjut dan ini menjadi penyaluran bakat kami di dalam Lapas. Agar tidak jenuh dalam menjalani hukuman di penjara," pungkasnya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi Wahyu Indarto mengatakan, ide ajang fashion show Lapas Banyuwangi ini merupakan ide dari warga binaan Lapas sendiri. Oleh karena itu, pihaknya memberikan karpet merah inovasi dan kreativitas penghuni Lapas untuk menggelar kegiatan perdana seperti ini.
"Ini karena antusias warga binaan ingin menunjukkan bakat mereka. Mereka ingin bisa tampil seperti model. Kita gandeng beberapa desainer dan pelatih model untuk ajang ini," tambahnya.
Warga Binaan Bisa Berkreasi
Lapas Banyuwangi ingin menunjukkan jika warga binaan bisa berkreasi mesi dengan keterbatasan.
"Artinya meski dibatasi dengan dinding tebal dan tinggi ini, warga binaan bisa berkreasi dan berinovasi dengan baik. Mereka tidak kalah dengan orang yang diluar Lapas. Tentunya dengan dukungan dari berbagai pihak," pungkasnya.
Ajang ini didukung penuh oleh Pemkab Banyuwangi. Pemkab menilai ajang ini menjadi salah satu kegiatan kreatif di dalam Lapas. Selain untuk menghilangkan kejenuhan warga binaan, akang ini menumbuhkan semangat dan kemampuan warga binaan dalam bidang Fashion.
"Kegiatan positif menjadi virus positif, bisa menyebarkan semangat dan optimisme warga binaan untuk mengusir kejenuhan. Poin penting, adalah warga binaan mampu bersaing dengan orang yang diluar. Lapas menjadi tempat workshop bagi warga binaan untuk meningkatkan kapasitasnya setelah bebas nanti," ujar Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banyuwangi Dwi Yanto.
Advertisement