PBB Sebut Kiriman Gandum Ukraina Bakal Terus Membanjiri Pasar Dunia

PBB memprediksi kenaikan pengiriman gandum dari Ukraina, menyusul kesepakatan prosedur kelanjutan ekspor biji-bijian.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Agu 2022, 17:21 WIB
Seorang petani menjahit karung gandum di sebuah pertanian di provinsi Delta Nil al-Sharqia, Mesir, Rabu (11/5/2022). Ukraina dan Rusia menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dan jelai global, yang diandalkan oleh negara-negara di Timur Tengah dan Afrika untuk memberi makan jutaan orang yang hidup dari roti bersubsidi. (AP Photo/Amr Nabil)

Liputan6.com, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan kenaikan besar pada kapal-kapal yang akan mengekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam

Hal ini menyusul kesepakatan target pengiriman 2-5 juta ton gandum per bulan. 

Sebagai informasi, Rusia, Ukraina, Turki dan PBB sebelumnya telah menyepakati prosedur untuk melanjutkan ekspor biji-bijian termasuk gandum dan pupuk Ukraina melalui Laut Hitam. Prosedur ini termasuk untuk zona perlindungan sejauh 10 mil laut bagi kapal pengirim.

Tujuan dari kesepakatan itu adalah untuk membantu meringankan krisis pangan global, yang menurut PBB diperburuk oleh perang Rusia- Ukraina dan telah mendorong puluhan juta orang dalam kelaparan.

"Kami memperkirakan akan melihat peningkatan besar dalam aplikasi untuk transit," kata Frederick Kenney, Koordinator Sementara PBB di Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul, yang mengawasi kesepakatan itu, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (11/8/2022). 

"Tujuan untuk mengirim antara dua dan lima (juta) metrik ton dapat dicapai," katanya kepada wartawan, mengacu pada ekspor bulanan.

Sejauh ini masih ada 12 kapal yang terjebak di Ukraina sejak perang Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari 2022. 

Adapun 4 kapal yang sudah disetujui untuk melakukan perjalanan ke Ukraina.

"Jumlah kapal yang masuk diperkirakan akan terus bertambah karena penjualan biji-bijian sudah disepakati," ungkap Kenney.

PBB telah menekankan bahwa kesepakatan ekspor adalah operasi komersial - bukan kemanusiaan - yang akan didorong oleh pasar.

Dengan catatan, semua kapal yang masuk Ukraina menjalani pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan tidak terjadi penyelundupan senjata.

"Kami akan melakukan tinjauan prosedur yang komprehensif awal minggu depan untuk melihat apa yang perlu diubah dan ditingkatkan," jelas Kenney.


Kapal Gandum Pertama dari Ukraina Berlabuh di Turki

Ilustrasi Biji Gandum Credit: pexels.com/Sony

Menyusul kesepakatan pengiriman gandum yang didukkung PBB, dilaporkan kapal gandum dan jagung pertama yang meninggalkan Ukraina telah berlabuh di Turki pada Rabu (10/8).

Kapal berbendera Sierra Leone, Razoni, meninggalkan pelabuhan Odessa, Ukraina, pada 1 Agustus 2022 dengan membawa 26.000 ton jagung dan diperkirakan akan berlabuh di pelabuhan Tripoli, Lebanon, akhir pekan lalu.

Situs lalu lintas laut menunjukkan Razoni berlabuh di pelabuhan Mersin di Laut Mediterania Turki setelah menghabiskan beberapa hari berlabuh di lepas pantai.

Outlet berita Middle East Eye yang mengutip seorang agen pengiriman mengatakan bahwa jagung dan biji-bijian yang tiba dari Ukraina telah menarik pembeli setibanya di Turki.

"Kargo yang terjual ... Akan (dibuka) di Mersin," kata Ahmed al-Fares dari Ashram Maritime Agency kepada Middle East Eye.


9 Negara Stop Ekspor Gandum, Indonesia Lirik Sorgum Jadi Pengganti

Dinas Pertanian Buleleng memanen perdana sorgum (jagung gembal) di Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Provinsi Bali. Dok Kementan

Pemerintah kini tengah melirik pengembangan lahan sorgum sebagai komoditas pangan substitusi pengganti gandum.

Bahkan Pesiden Joko Widodo meminta pengembangan lahan sorgum hingga 154 ribu hektare di Kabupaten Waingapu, Nusa Tenggara Timur.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mengikuti rapat internal terkait peningkatan produksi sorgum dan kebijakan gandum di Istana Kepresidenan melansir Antara di Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Presiden meminta adanya substitusi dan diversifikasi dari gandum sebagai bahan pangan dan campuran pakan ternak melalui sorgum.

Diketahui, terdapat 9 negara yang melakukan pelarangan ekspor gandum untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Negara tersebut, antara lain Kazakhstan, Kirgizstan, India, Afghanistan, Algeria, Kosovo, Serbia dan Ukraina. Kepala negara pun menilai sorgum bisa menjadi pengganti gandum.

"Arahan Bapak Presiden diprioritaskan untuk NTB di Kabupaten Waingapu yang kemarin sudah dilihat Bapak Presiden, dan di 2023 disiapkan lahan 115 ribu hektare dan di 2024 sebesar 154 ribu hektare," kata dia.

Saat ini luas tanam sorgum hingga Juni 2022 baru mencapai 4.355 hektare yang tersebar di 6 provinsi dengan produktivitas 3,63 ton per hektare.

Pada tahap awal, pengembangan sorgum dilakukan untuk 100 ribu hektare dari sasaran musim tanam 2022 sebanyak 15 ribu hektare.

Kemudian, peningkatan produksi sorgum diprioritaskan dengan pengembangan lahan seluas 115 ribu hektare pada 2023 dan 154 ribu hektare pada 2024.


Mendag Bantah Harga Mi Instan Naik Imbas Lonjakan Harga Gandum

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/7/2022). Rapat membahas pengesahan perjanjian Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membantah kenaikan harga mi instan imbas dari kenaikan harga gandum. Ia menyebut, suplai dari beberapa negara akan membanjiri, sehingga berpengaruh pada harga produknya.

Menurutnya, dengan adanya panen dari sejumlah negara, selain Ukraina, akan berpengaruh pada harga gandum kedepannya. Artinya, ia juga membantah adanya kenaikan harga bagi produk olahan gandum seperti mi instan.

"Enggak (tidak akan naik harga), mudah-mudahan nanti kan, ini sudah (melimpah suplai gandum)," kata dia kepada wartawan di Kementerian Perdagangan, Rabu (10/8/2022).

Ia menyebut, suplai gandum akan melimpah menyusul adanya panen di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Artinya, dengan peningkatan suplai, akan membuat tren harga gandum menurun.

Di sisi lain, Ukraina sendiri disebut telah membuka akses ekspor gandum yang dihasilkannya. Menyoal, Ukraina menjadi salah satu pemasok gandum terbesar di dunia.

"Dulu kan gagal panennya di Australia, Kanada gagal, Amerika ya, sekarang perannya sukses, apalagi sekarang Ukraina sudah mulai jual," ujarnya.

Dengan pemenuhan suplai tersebut, Mendag Zulkifli menaksir tren harga gandum, maupun produk turunannya seperti mi instan akan turun pada September mendatang.

"Mungkin September trennya akan turun," tukasnya.

Pernyataan ini berbeda dengan yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu. Dengan tersendatnya akses logistik gandum, maka, harganya akan semakin naik. Dimana berpengaruh juga pada harga mi instan.

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya