Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa di tengah memburuknya perekonomian global, Indonesia justru berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi 5,44 persen per kuartal II 2022.
"Di tengah cuaca dan suasana serba cerita dunia yang tidak baik ini, perekonomian Indonesia pada kuartal II menunjukkan kinerja yang sangat impresive," kata Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (11/8/2022).
Advertisement
Sri Mulyani menyebut, banyak negara di kuartal II sudah mulai mengalami koreksi ke bawah. Ada Italia yang kuartal II nya hanya tumbuh 4,2 persen. Itu menurun tajam dari kuartal I yang tumbuh 6,2 persen.
Kemudian, Prancis kuartal II hanya tumbuh 4,2 persen turun dari 4,8 persen. Sementara, Indonesia di angka 5,44 persen naik dari kuartal I 2022 yang hanya 5 persen.
"Negara lain koreksinya cukup tajam dikuartal II tumbuhnya 1,6 persen, itu melemah tajam dibanding kuartal I yang sebesar 3,5 persen," ujarnya
Selanjutnya disusul, China kuartal II hanya tumbuh 0,4 persen dibandingkan kuartal I-2022 yang tumbuh 4,8 persen. Sama halnya, Jerman kuartal II-nya hanya tumbuh 1,4 persen dari yang tadinya 3,6 persen di kuartal I-2022.
"Ini menggambarkan resiko ini sudah mulai terlihat di dalam pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang cukup besar dan pengaruhnya terhadap dunia juga cukup besar," ujarnya.
Di sisi lain kalau dlihat dari PDB riil-nya, Indonesia itu sudah mencapai 7,1 persen diatas situasi sebelum covid-19. Artinya Indonesia sudah jauh diatas kondisi sebelum covid-19.
"Artinya pemulihan sudah memulihkan seluruh pelemahan ekonomi dan GDP pada 2 tahun terakhir ini. Kita lihat Indonesia, Saudi Arabia, Singapura yang sudah diatas. Italia belum mencapai pre-covid-19 level, Meksiko, Jerman juga belum," pungkas Sri Mulyani.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BI: Pertumbuhan Ekonomi RI 5,44 Persen, tapi Belum Pulih Benar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal II 2022 yang tumbuh 5,44 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Dia mensyukuri capaian tersebut, tapi menurutnya itu masih belum cukup.
"Alhamdulillah ekonomi kita bisa tumbuh sangat tinggi, 5,44 persen. Tapi ini belum pulih, karena rakyat baru mulai semego, baru (bisa) mulai makan enak setelah Ramadhan kemarin," ujar Perry dalam acara kick off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, Rabu (10/8/2022).
"Sebelumnya belum bisa makan enak karena Covid-19. Ini kalo Boso Jowonyo sudah sehat, sedang semego, sedang senang-senangnya makan, tapi belum pulih bener," sebut dia.
Pendapat itu diutarakannya lantaran kondisi global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Meski tidak terkena imbas langsung, namun masyarakat Indonesia tetap kesulitan akibat kenaikan harga pangan dan energi.
Kondisi tersebut turut berdampak terhadap melemahnya pertumbuhan ekonomi, seperti yang sudah terjadi di berbagai negara besar dunia.
"Tapi Alhamdulillah, ekonomi kita tumbuh tinggi, 5,44 persen itu harus disyukuri. China tahun ini hanya tumbuh 3,3 persen. Negara-negara lain lebih rendah. Mari kita bersyukur 5,44 persen ini," kata Perry.
Perkara selanjutnya yang patut diwaspadai yakni inflasi. Adapun Indonesia mencatat tingkat inflasi 4,94 persen per Juli 2022. Lonjakan tertinggi disebabkan dengan adanya inflasi pangan.
"Yang paling tinggi inflasi ini, kita pecah kalau inflasi pangan, 10,47 persen. Mustinya inflasi pangan itu tidak boleh lebih dari 5 persen, paling tinggi 6 persen. Inflasi Pangan itu masalah perut, masalah rakyat, dan itu langsung ke sejahtera," tuturnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Menuju Negara Maju di 2045, Pertumbuhan Ekonomi RI Wajib 6 Persen per Tahun
Sebelumnya, Indonesia di tahun 2045 memiliki target yaitu menjadi negara maju. Pada saat itu Indonesia genap berusia 100 tahun dan inilah menjadi generasi emas 2045.
Oleh karena itu ekonomi hijau sebagai bagian dari strategi transformasi ekonomi untuk mendorong Indonesia lepas dari middle income trap sebelum 2045.
Untuk mencapai target tersebut pertumbuhan ekonomi per tahun harus bisa mencapai 6 persen.
“Kita harus kerja extra dan itulah Pak Presiden (Joko Widodo) kita perlu melakukan rebound transformasi ekonomi yaitu ekonomi hijau,” Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Medrilzam, Selasa (9/8).
Dia menjelaskan untuk rencana strategis transformasi ekonomi yaitu dengan sumber daya manusia berdaya saing, produktivitas sektor ekonomi, transformasi digital, integrasi ekonomi domestic pemindahan IKN, dan ekonomi hijau.
“Salah satu strategi transformasi ekonomi adalah melalui ekonomi hijau dengan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim,” terangnya.