Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan stok gandum dalam negeri cukup untuk 2 bulan ke depan. Suplainya tak bergantung pada Ukraina, tapi ada beberapa negara lain yang memasok Indonesia.
"Cukup untuk dua bulan lebih," ungkap Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra di Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Advertisement
Ia menyebut, ini didasari pada pasokan yang cenderung aman masuk di Indonesia. Sehingga, Kemendag tak perlu lagi mencari alternatif impor gandum dari negara lain.
"Pelaku usaha tidak perlu diajari, jago udah. Selain Australia, Argentina, Brasil, India, Kanada mereka punya, mereka tidak akan salah dalam memilih," terangnya.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan pengaruh terhadap harga mi instan, ia menyebut tak berdampak signifikan. Persentasenya hanya 15 persen.
"Gandum sendiri tepungnya itu hanya 15 persen kontribusinya terhadap produksi cost production untuk mi instan. Selebihnya kan ada packaging bisa 30-40 persen, distribusi, jadi yaa 15 persen dari totaly cost production," kata dia menjabarkan.
Kata Mendag Zulkifli Hasan
Terpisah, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pastikan stok gandum di Indonesia cukup. Ini disuplai dari beberapa negara yang telah kembali bisa panen raya gandum seperti Australia dan Kanada.
"Cukup," kata dia kepada wartawan di Tanjung Priok Kamis (11/8/2022).
Zulkifli menyampaikan, akses gandum dari Ukraina sekarang telah mengalami perbaikan. Artinya, suplai dari sana juga akan segera membanjiri apsar internasional.
Di sisi lain, panen di beberapa negara penghasil gandum juga mengalami peningkatan. Sebelumnya, ia menyebut ada gagal panen raya di beberapa negara tersebut.
"Nah bapak Presiden (melakukan) diplomasi, sekarang barangnya keluar nih gandum (dari Ukraina). Sudah banyak membanjiri pasar, Australia panen raya, Kanada panen raya, Amerika panen raya, jadi gandum melimpah," paparnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kenaikan Harga Mi Instan Tak Bisa Dihindari, Anak Kos Harap Siap-Siap
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, stok gandum perlahan sudah mulai tercukupi seiring musim panen raya di sejumlah negara. Sehingga harga mi instan juga bakal turun per Oktober 2022.
Mendag menilai, itu jadi buah keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam melobi sejumlah negara penghasil gandum.
"Nah Bapak Presiden (melakukan) diplomasi, sekarang barangnya keluar nih gandum. Sudah banyak membanjiri pasar, Australia panen raya, Kanada panen raya, Amerika panen raya, jadi gandum melimpah. Mungkin Oktober sudah turun trennya turun harganya," ungkapnya di Jakarta, Kamis (11/8/2022).
"Iya kemarin naik sedikit, tapi nanti trennya turun Oktober-November karena sekarang produknya berlebihan," imbuh Zulkifli Hasan.
Ia juga tidak memungkiri kalau harga mi instan beberapa waktu lalu memang sedikit terangkat. Utamanya karena mengikuti tekanan inflasi, yang melesat hingga 4,94 persen secara tahunan per Juli 2022.
"Jadi kalau mi, memang naik sedikit. Inflasi kita kan 4,9 (persen) kira-kira segitu naiknya selama berapa bulan. Jadi kecil naiknya," kata dia.
Penyebabnya, lantaran harga gandum di pasar internasional sebagai bahan baku tepung terigu untuk produk mi instan terangkat.
"Kenapa terigu itu naik sedikit, karena di Australia itu panennya gagal, Kanada gagal, Amerika gagal. Maksudnya gagal itu tidak panen raya, tidak sesuai harapan. Kemudian Rusia-Ukraina perang barangnya tidak bisa keluar," bebernya.
Namun, Mendag menampik bila harga mi instan sampai meroket ke tiga kali lipat, seperti diutarakan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Ia menilai Mentan hanya bermaksud untuk mengajak produsen lokal beralih ke bahan baku domestik, semisal singkong.
"Itu saya kira itu Pak Menteri (Pertanian) menyemangati agar kita menggunakan singkong, atau tanaman-tanaman dalam negeri, itu semangatnya. Itu istilahnya dalam bahasa melayu bukan yang sebenarnya, kiasan," ujar Zulkifi Hasan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kenaikan Harga Mi Instan Tak Bisa Dihindari
Ekonom sekaligus Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira, mengatakan kenaikan harga mi instan tidak bisa dihindari. Bahkan, dia memprediksi kenaikan harga mie tersebut akan terus naik secara bertahap.
“Kenaikan harga mi instan tidak bisa dihindari, karena selama 6 bulan terakhir pelaku usaha sudah menahan penyesuaian harga jual,” kata Bhima kepada Liputan6.com, Kamis (11/8/2022).
Dia menjelaskan, inflasi di sisi produsen termasuk industri makanan minuman dilaporkan mencapai 11 persen pada kuartal ke II 2022.
Biaya bahan baku mie instan, gandum naiknya 9,79 persen di pasar spot selama satu tahun terakhir. Belum ditambah rantai pasok gandum dari Ukraina yang terganggu akibat perang.
Sementara produsen makanan minuman ada di posisi dilema, tidak naikkan harga maka marjin menipis. Kalau harga naik, khawatir konsumen dari kelas menengah bawah akan kurangi konsumsi.
“Diperkirakan kenaikan harga akan berlanjut secara bertahap,” ujarnya.
Dia melihat belum ada tanda-tanda pasar gandum akan alami normalisasi pasokan, meski Ukraina sudah berhasil mengirim gandum lewat pelabuhan Laut Hitam sebesar 26.000 ton. Tapi masih sangat terbatas. Masih ada estimasi 20 juta ton gandum yang terperangkap di Ukraina tidak bisa di ekspor.