Liputan6.com, Jakarta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) berupaya menjaga aset milik Ormas Muhammadiyah, agar tidak diserobot oleh pihak lain. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkannya dengan melakukan verifikasi ulang dan menerbitkan sertifikat.
Upaya itu dikemukakan oleh Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto di hadapan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Hadi mengatakan, pihaknya akan melakukan verifikasi terhadap sejumlah aset milik Muhammadiyah.
Advertisement
Mantan panglima TNI itu mengatakan, jika aset Muhammadiyah belum memiliki sertifikat, maka segera dibuatkan. Tujuannya, agar aset ormas Islam tersebut tidak diserobot oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Muhammadiyah memiliki aset begitu banyak. Universitas ada ratusan, ada ribuan sekolah, dan ada rumah sakit termasuk klinik-klinik semua akan kita backup,” ujar Hadi Tjahjanto di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/8/2022).
Hadi berjanji memberikan sertifikat untuk aset-aset milik Muhammadiyah di seluruh daerah.
Bahkan purnawirawan TNI-AU itu memerintahkan seluruh kantor BPN di wilayah membantu untuk menerbitkan sertifikat tersebut.
Banyaknya Aset Muhammadiyah
Di tempat yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, aset milik Muhammadiyah yang tersebar di Indonesia harus dijaga. Mengingat, seluruh aset Muhammadiyah bukan milik perorangan, tapi milik organisasi.
"Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan yang berdiri sebelum republik ini berdiri. Tentu seluruh asetnya milik organisasi bukan perorangan. Seluruh asetnya dipergunakan untuk kepentingan pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial,” ujar Haedar.
Selain tersebar di seluruh pelosok Indonesia, kata Haedar, aset Muhammadiyah kini sudah ada di luar negeri. Makanya perlu untuk menjaga aset-aset tersebut.
Salah satu upayanya dengan berkolaborasi dengan Kementerian ATR/BPN untuk membuatkan sertifikatnya.
Kami juga mendukung kementerian yang mendukung usaha kami, karena langkah seperti itu usaha-usaha Muhammadiyah di berbagai bidang akan lebih mudah dirasakan langsung masyarakat, Muhammadiyah tidak pernah menguasai aset yang bukan miliknya,” tegas Haedar.
Advertisement