Dengar Pendapat Pakar, Komnas Perlindungan Anak Suarakan Bahaya BPA

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, berharap pemerintah dan masyarakat menyadari tentang bahaya BPA.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2022, 07:22 WIB
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait (Sumber foto: Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, berharap pemerintah dan masyarakat menyadari tentang bahaya BPA.

"BPA bagi orang dewasa saja dapat memicu kanker. Apalagi bagi anak-anak atau bayi, balita dan janin. Di mana bayi, balita dan janin itu belum mempunyai sistem imun. Dengan hadir di saresahan itu, kita jadi lebih takut. Ternyata BPA lebih berbahaya dari yang diperkirakan sebelumnya. Berdasarkan pemaparan para pakar lain BPA dapat mengkontaminasi air susu ibu bahkan saat bayi masih jadi embrio," kata Arist melalui keterangan tertulisnya, Jumat (12/8/2022).

BPA terdapat pada galon guna ulang atau pada wadah plastik lain yang terbuat dari polycarbonat dengan kode plastik No.7.

Komnas Perlindungan Anak akan terus mengkampanyekan bahaya BPA. Menurut Aris, bahaya yang bisa ditimbulkan buat masyarakat tidak boleh abai dan lengah.

"Salah satu dampak BPA saja sudah mengerikan. Satu saja sudah bisa membuat fatal, apalagi kalau banyak. Oleh sebab itu kita tidak boleh bersikap gegabah dan meremehkan BPA ini," kata dia.

Arist semakin yakin karena beberapa waktu lalu menghadiri Saresehan Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat.

Menurutnya, dalam acara tersebut, hadir puluhan pakar yang sangat berkompeten dari Perguruan Tinggi ternama di Indonesia juga dari lembaga Penelitian yang terakreditasi di Indonesia.


Pendapat Pakar

Beberapa di antaranya, Prof Dr Andri Cahyo Kumoro, Guru Besar Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Diah Ayu Puspandari dari Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (Pusat KPMAK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Prof Junaidi Khotib, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga serta pakar dari Universitas Indonesia dan IPB.

Ahli Biomedik Farmasi dan Farmakologi sekaligus Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Prof Juanidi Khotib mendorong penelitian yang bermanfaat. Tugasnya menyediakan data berbasis science untuk digunakan bagi dukungan kebijkan yang berpihak pada masyarakat.

"Dari kajian yang dilakukan terjadi pelepasan atau migrasi partikel BPA ke makanan atau minuman yang bersinggungan langsung dengan kemasan primer sehingga partikel BPA dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman tersebut. Konsentrasi BPA dalam darah dan urine sangat erat dengan berbagai penyakit yang berkaitan dengan gangguan endokrin, yaitu gangguan pada hormonal sistem, perkembangan saraf dan mental pada anak-anak," papar Junaidi Khotib.

Infografis 6 Cara Jaga Anak Aman Berinternet Saat Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya