Negara Sudah Kantongi Pajak Rp 1.028 Triliun per 31 Juli 2022

Kementerian Keuangan merilis, sampai 31 Juli 2022 kas negara telah terkumpul Rp 1.028,46 triliun lewat pajak.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2022, 11:15 WIB
Ilustrasi Pajak (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan merilis, sampai 31 Juli 2022 kas negara telah terkumpul Rp 1.028,46 triliun. Artinya, penerimaan pajak tahun ini telah mencapai 69,26 persen dari target APBN dalam Perpres 98 tahun 2022 yakni Rp 1.485 triliun.

“Kalau kita lihat penerimaan negara ceritanya sangat positif. Ini sesuai dengan tadi adanya pemulihan ekonomi yang sangat impresif,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Jumat, (12/8).

Sri Mulyani merincikan sumber-sumber penerimaan pajak diantaranya PPh Non Migas sebesar Rp 595,0 triliun atau telah mencapai 79,4 persen dari target. Dari sumber PPN & PPnBM sebesar Rp 377,6 triliun atau telah mencapai 59,1 persen dari target.

Lalu dari PPh Migas sebesar Rp 49,2 triliun atau telah mencapai 76,1 persen target. Sedangkan dari pos PBB & Pajak Lainnya sebesar Rp 6,6 triliun atau mencapai 20,5 persen dari target.

Tingginya penerimaan pajak ini didorong oleh beberapa faktor, mulai dari tren peningkatan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi yang ekspansif. Selain itu, basis penerimaan pajak tahun lalu yang masih rendah karena pemberian insentif fiskal.

Tak hanya itu, tingginya penerimaan pajak juga berkat Program Pengungkapan Sukarela (PPS) yang berlangsung pada Januari-Juni 2022. "Pertumbuhan yang sangat tinggi pada bulan Juni disebabkan oleh tingginya penerimaan dari PPS," kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai Mencapai Rp 185,1 Triliun

Ilustrasi Pajak (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Selain dari pajak, kas negara juga terisi dari kepabeanan dan cukai. Per Juli 2022 penerimaan negara yang masuk telah mencapai Rp 185,1 triliun. Angka ini telah mencapai 61,9 persen dari yang ditargetkan pemerintah.

"Penerimaan bea dan cukai ini bahkan selama musim pandemi pun mereka memberikan kontribusi dan pertumbuhan yang relatif sangat stabil. Jadi sekarang ini pertumbuhannya 31,1 persen itu adalah pertumbuhan yang tetap tinggi dan luar biasa,” lanjut Sri Mulyani.

Bea Masuk tumbuh 31,5 persen yang didorong tren perbaikan kinerja impor nasional terutama sektor perdagangan dan sektor Industri. Cukai tumbuh 20,8 persen yang dipengaruhi efektivitas kebijakan tarif, lonjakan produksi bulan Maret (efek kenaikan tarif PPN) dan efektifitas pengawasan.

Sementara itu, pada pos Bea Keluar tumbuh 97,8 persen yang didorong tingginya harga komoditas, kenaikan tarif BK produk kelapa sawit, dan kebijakan Flush Out.

"Penerimaan bea cukai masih tumbuh, didorong tren positif bea masuk, resiliensinya performa cukai serta kinerja yang meyakinkan," kata dia.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


PNBP Kumpulkan Rp 337,1 Triliun untuk Kas Negara

Ilustrasi Pajak Credit: pexels.com/Karolina

Sementara itu dari dari pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) per Juli telah mencapai R 337,1 triliun. Angka ini telah mencapai 70 persen dari yang ditargetkan pemerintah atau mengalami pertumbuhan 39,1 persen (yoy).

“Pada PNBP, menunjukkan adanya komoditas boom yang memberikan dampak tetapi juga kegiatan masyarakat yang pulih kembali,” kata dia.

Sri Mulyani merincikan, PNBP dari SDA Migas tumbuh 93,6 persen dengan kontribusi sebesar Rp 92,1 triliun. Angka ini telah mencapai 66,2 persen dari target yang didorong karena adanya kenaikan ICP.

PNBP dari SDA Non Migas tumbuh 102,6 persen dengan capaian sebesar Rp 48,2 triliun. Capaian tersebut telah mencapai 55,1 persen dari target APBN yang didorong oleh kenaikan harga minerba terutama batubara dan nikel.

PNBP juga didorong oleh Pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan sebesar Rp 37,9 triliun. Sumber pendapatan ini ditopang adanya kenaikan setoran dividen BUMN yang utamanya dari bank-bank himbara. Selain itu, Pendapatan PNBP Lainnya sebesar Rp 106,6 triliun dan pendapatan BLU yang mencapai Rp 52,3 triliun.

 

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Infografis Angin Segar Diskon Pajak dan DP 0 Persen Kendaraan Baru. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya