Liputan6.com, Jakarta Economist Intelligence Unit (EIU) merilis peringkat kota paling layak huni di dunia atau The World's Most Liveable Cities 2022. Peringkat tersebut terangkum dalam laporan riset Global Liveability Index 2022: Recovery and Hardship.
EIU yang merupakan bagian dari The Economist, rutin mengadakan riset Global Liveability Index. Tahun ini, EIU menilai 172 kota dari seluruh negara di dunia untuk menentukan peringkat kota paling layak huni.
Advertisement
Pengukuran kota layak huni melalui beberapa faktor, misalnya stabilitas politik, budaya dan lingkungan, pendidikan dan infrastruktur. Setiap kota bisa diberikan poin antara 1 (tidak dapat ditoleransi) hingga 100 (ideal).
Selain itu juga ada dampak dari kerusuhan geopolitik. Pada akhirnya menyebabkan kota-kota Rusia dan Eropa Timur mengalami penurunan, termasuk Kyiv yang dihapus dalam daftar.
Berikut 10 besar kota layak huni, dikutip dari CNBC:
1. Wina
Menurut EIU, Wina menunjukkan stabilitas dan infrastruktur yang baik termasuk juga layanan kesehatan.
Wina kembali menduduki peringkat pertama setelah 2018 dan 2019. Ini terjadi setelah atraksi budaya dan hiburan kembali dibuka.
"Stabilitas dan infrastruktur yang baik adalah daya tarik utama kota untuk penduduknya, didukung oleh layanan kesehatan yang baik dan banyak peluang bagi budaya dan hiburan," tulis EIU.
2. Kopenhagen
Pada tahun lalu, kota ini berada di urutan ke-15. Sementara tahun ini, ibu kota Denmark mendapatkan skor 100 untuk stabilitas, pendidikan, dan infrastruktur.
Kota Lainnya
3. Zurich
Tahun lalu ibu kota Swiss masuk ke dalam peringkat ketujuh. Zurich kembali masuk 10 besar dalam daftar tersebut.
4. Calgary
Calgary menjadi kota di Kanada yang menempati posisi tertinggi. Kota tersebut naik 15 peringkat dari tahun lalu di saat pelonggaran lockdown Covid-19 juga dilakukan.
5. Vancouver
Vancouver berhasil bertahan menjadi kota nomor satu layak huni sejak 2002 hingga 2010. Saat pandemi sempat mengalami penurunan lalu kembali ke 10 besar tahun ini.
6. Jenewa
Kota di Swiss berhasil mendapatkan skor keseluruhan 95,9 dari indeks tersebut.
7. Frankfurt
Peringkat Frankfurt berhasil masuk 10 besar tahun ini, melonjak dari ranking 39 yang diterima tahun lalu. Sementara beberapa kota besar Eropa tidak, seperti London, Berlin, dan Paris.
8. Toronto
Peringkat Toronto sempat jatuh pada tahun 2021. Lalu kota di Kanada ini kembali masuk ke daftar dengan skor indeks keseluruhan 95,4
9. Amsterdam
Setelah pelonggaran pembatasan Covid-19, peringkat Amsterdam mengalami lompatan besar. Pada tahun 2021, ibu kota Belanda ini berada dalam peringkat 30.
10. Osaka dan Melbourne
Osaka dan Melbourne berbagi tempat di peringkat 10. Osaka mencapai skor 100 untuk stabilitas, perawatan kesehatan dan pendidikan. Serta skor 83,1 untuk budaya dan lingkungan.
Advertisement
Sementara 10 tempat terburuk untuk ditinggali
1. Teheran, Iran
Teheran masuk dalam daftar sepuluh kota peringkat paling bawah dalam survei Global Liveability Index 2022. Padahal tahun lalu, ibu kota Iran ini tidak berada di peringkat sepuluh terbawah.
2. Douala, Kamerun
Posisi Douala menetap dari hasil survei tahun lalu yakni peringkat kedua kota paling tidak layak huni 2022. Namun, total skor kota terbesar di Kamerun ini naik dari 38,6 poin tahun lalu, menjadi 43,3 poin.
3. Harare, Zimbabwe
Posisi Harare menetap dari hasil survei tahun lalu yakni peringkat ketiga kota paling tidak layak huni 2022. Namun, total skor ibu kota Zimbabwe ini naik dari 36,6 poin tahun lalu, menjadi 40,9 poin.
4. Dhaka, Bangladesh
Serupa dengan Port Moresby, peringkat Dhaka juga membaik menjadi rangking keempat kota paling tidak layak huni. Tahun lalu, ibu kota Bangladesh ini masih berada di posisi keempat kota paling tidak layak huni.
5. Port Moresby, PNG
Ibu kota Papua Nugini ini berhasil memperbaiki posisinya menjadi peringkat kelima kota paling tidak layak huni 2022. Tahun lalu, Port Moresby berada di rangking ketiga kota paling tidak layak huni.
Total skor Port Moresby naik signifikan dari 32,5 poin menjadi 38,8 poin tahun ini. EIU menilai ada perbaikan pada indikator kesehatan, kebudayaan dan lingkungan, serta pendidikan.
6. Karachi, Pakistan
Karachi, Pakistan menempati posisi keenam kota paling tidak layak huni 2022. Tahun lalu, kota terbesar di Pakistan ini berada di peringkat ketujuh kota tidak layak huni
7. Aljir, Aljazair
Serupa dengan Tripoli, peringkat Aljir juga memburuk tahun ini menjadi kota paling tidak layak huni keempat. Tahun lalu, ibu kota sekaligus kota terbesar di Aljazair ini berada di posisi kelima kota paling tidak layak huni.
Namun, total skor Aljir naik dari 34,1 poin tahun lalu, menjadi 37,0 poin.
8. Tripoli, Libya
Peringkat Tripoli memburuk dibandingkan tahun lalu. Pada survei tahun ini, ibu kota sekaligus kota terbesar Libya ini berada di peringkat ketiga kota paling tidak layak huni.
Sedangkan tahun lalu, tripoli berada di posisi keenam kota paling tidak layak huni. Berbeda dengan kota lainnya di peringkat 10 terbawah yang mengalami kenaikan skor, Tripoli justru stagnan sebesar 34,2 poin.
9. Lagos, Nigeria
Kota terbesar di Nigeria ini berada di peringkat 171 dari 172 negara yang disurvei oleh EIU. Posisinya masih tetap dibandingkan tahun lalu, yakni berada di peringkat kesembilan kota paling tidak layak huni.
Seperti disampaikan sebelumnya, faktor yang membebani kota ini adalah perang, konflik, dan terorisme. Namun, total skor Lagos naik dari 31,2 poin tahun lalu, menjadi 32,2 poin.
10. Damaskus, Suriah
Damaskus berada di peringkat paling bawah yaitu 172, sehingga ibu kota Suriah ini menjadi kota paling tidak layak huni di dunia 2022. Tahun lalu, Damaskus juga berada di posisi paling bawah dalam laporan Global Liveability Index 2021.
Kesamaan kota-kota dalam daftar terburuk adalah beberapa masalah sosial yang serius dan masalah keamanan.
Reporter: Firda Makarimah