Sewa Mobil Perusahaan Topang Kinerja Blue Bird

PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyatakan kontribusi kinerja saat ini juga didorong dari rental car corporate.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 12 Agu 2022, 15:03 WIB
Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Terdapat dua jenis mobil listrik yang digunakan Blue Bird yakni BYD e6 A/T untuk taksi reguler atau Blue Bird dan Tesla Model X 75D A/T untuk taksi eksekutif atau Silverbird. (Liputan6.com/Ang

Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengungkapkan, kontribusi pendapatan terbesar berasal dari taksi reguler. Namun, saat ini rental car corporate mulai menopang kinerja.

"Kontribusi paling besar dari taksi reguler,” kata Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono dalam acara Emiten Talk, ditulis Jumat (12/8/2022).

Tidak hanya itu, rental mobil kepada perusahaan juga memberikan kontribusi bagi pendapatan perseroan. "Dulu memang cukup banyak (kontribusi dari taksi reguler), tapi sekarang bergeser karena ada bisnis yang lebih tinggi dan sekarang ada rental car corporate,” ungkapnya.

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) menanggapi aturan baru yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait tarif ojek online (ojol) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022.Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono mengatakan, pasar taksi dengan ojol merupakan hal yang berbeda. Namun, kenaikan tarif ojol pun berdampak terhadap perubahan permintaan taksi.

"Marketnya kalau bisa dibilang terpisah ya, karena yang naik kendaraan ojol sama yang naik roda empat itu berbeda, tapi kalau dilihat semakin tingginya tarif ojol sebenarnya gap antara kendaraan roda dua dan roda empat menjadi lebih tipis," katanya kepada awak media, Selasa, 9 Agustus 2022.

Dengan perbedaan tarif yang tipis tersebut memberikan dampak positif bagi perseroan karena ada peningkatan ketertarikan masyarakat untuk memesan taksi Blue Bird.

"Dengan tipisnya jarak antara harga ojol dengan roda empat pasti memberikan dampak positif karena selisihnya makin sedikit antara naik roda dua mendingan roda empat, apalagi kalau dalam kondisi hujan kan kasian ojolnya," kata Sigit.

Sementara itu, Blue Bird belum berencana menaikan tarif argo taksi, karena dalam waktu dekat ini belum ada sinyal harga BBM subsidi Pertalite akan naik.

"Kami melihat karena transportasi umum ini masuk dalam BBM yang memang bisa disubsidi oleh pemerintah, menggunakan Pertalite, jadi kita akan tetap ikuti dulu,” ujar dia.

Kemudian, penentuan argo taksi Blue Bird disesuaikan melalui Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No 118 tahun 2018 yang mengatur tarif batas bawah Rp 3.500 per km dan tarif batas atas Rp 6.500 per km bagi taksi.“Kita sendiri sebenarnya diberikan fleksibilitas karena memang kita ditentukan adanya tarif atas dan tarif bawah dan kita masih punya range tersebut,” ujar dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Blue Bird Optimistis Kinerja Semester II 2022 Lebih Baik

Sejumlah taksi mobil listrik parkir terlihat di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Jumlah taksi mobil listrik Blue Bird akan terus meningkat hingga menjadi 200 unit pada 2020, dan mencapai 2 ribu unit pada 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) optimistis kinerja semester II 2022 akan lebih baik dari semester I 2022. Blue Bird menargetkan pendapatan mencapai Rp 1,8 triliun pada periode selanjutnya.

"Kami cukup yakin performa semester II ini akan lebih baik dari performa semester I,” kata Sigit dalam konferensi pers Blue Bird," ujar Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono, Selasa,9 Agustus 2022.

Manajemen Blue Bird optimistis meraih kinerja yang lebih baik karena telah menyiapkan kendaraan baru yang mulai masuk pada semester II. Selain itu,  berkurangnya pembatasan kegiatan masyarakat akan dorong mobilitas.

"Kenapa? Kami sudah menyiapkan kendaraan baru untuk mulai masuk semester II itu satu. Kedua posisi dari market yang memang kami juga yakin akan berkembang. Karena dengan berkurangnya PPKM,meningkatnya ekonomi, kegiatan masuk di tunjang dengan peraturan tadi tidak menahan, market sendiri akan berkembang lebih baik dari semester I,” kata Sigit.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Strategi Perseroan

Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Perusahaan taksi Blue Bird meluncurkan taksi bertenaga listrik pertama di Indonesia. Rencananya, sebanyak 30 unit taksi listrik Blue Bird akan beroperasi mulai Mei 2019. (Liputan6.com/Angga Yu

Selain itu, dengan kendaraan baru, dan juga menambah jumlah pengemudi bisa membuat kendaraan perseroan yang berjalan lebih banyak lagi pada semester II.

"Dengan adanya supply driver yang pas bisa dibayangkan kendaraan kita yang berjalan akan lebih banyak lagi di semester II,” ungkapnya. 

Di sisi lain, Perseroan juga membuat strategi dalam mempertahankan keuangan dan kinerja apabila suatu saat terjadi hal yang tidak diharapkan.

"Di satu sisi kita sebenarnya menggunakan strategi bersamaan apabila suatu saat terjadi yang tidak kita harapkan, kami juga melakukan kendaraan yang baru itu, yang lama kita lakukan proses peremajaan sehingga kondisi keuangan dan performa bisa dipertahankan sesuai dengan posisi pasarnya. Simplenya 48 persen semester I apabila semester II tidak ada catatan-catatan yang lainnya,” ujar dia.

Sigit menegaskan, bisa mencapai kinerja yang sama seperti semester I 2022. "InsyaAllah kita bisa mencapai performa yang sama seperti semester I,” tutur dia.

 


Realisasi Belanja Modal

Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Terdapat dua jenis mobil listrik yang digunakan Blue Bird yakni BYD e6 A/T untuk taksi reguler atau Blue Bird dan Tesla Model X 75D A/T untuk taksi eksekutif atau Silverbird. (Liputan6.com/Ang

Direktur Keuangan PT Blue Bird Tbk, Eko Yuliantoro menuturkan, perseroan realisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 300 miliar hingga semester I 2022. Belanja modal tersebut digunakan untuk penambahan armada pada tahun ini.

Blue Bird juga menargetkan untuk menambah armada sebanyak 4.000 hingga 5.000 unit hingga akhir 2022.

"Per Juli 2022 sudah menambah 800 unit mayoritas untuk mobil taksi . Kita optimis setidaknya bisa menambah 4.000 unit,” jelas dia.

Blue Bird menyiapkan belanja modal sekitar Rp 75 miliar untuk membeli mobil  listrik 75 hingga 100 unit sampai akhir 2022.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya