Liputan6.com, Jakarta - Dikenal sebagai ratunya Aceh, sosok Cut Nyak Dhien merupakan salah satu pahlawan Nasional Indonesia yang ikut berjuang melawan Belanda pada saat masa Perang Aceh terjadi.
Sepanjang perjalanan hidupnya, Cut Nyak Dien terus melakukan perlawanan kepada para penjajah di Aceh demi terbebasnya bangsa Indonesia dari penjajahan.
Lahir di Lampadang, Kesultanan Aceh pada tahun 1848 sosok Cut Nyak Dhien ini merupakan sosok perempuan yang ditakuti oleh Belanda, karena sosoknya mampu mengobarkan semangat perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda.
Baca Juga
Advertisement
Berawal pada tahun 1878, Teuku Cek Ibrahim Lamnga yang merupakan suami dari Cut Nyak Dhien gugur saat berperang melawan Belanda. Hal tersebut membuat Cut Nyak Dhien marah, dia berjanji akan menghancurkan Belanda.
Hingga pada tahun 1880, Cut Nyak Dien mulai ikut berperang melawan Belanda.
Kemudian di tahun yang sama, pada tahun 1880 Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Semangat Juang Rakyat Aceh
Suaminya Teuku Umar mempersilakan Cut Nyak Dhien untuk ikut bertempur di medan perang melawan Belanda.
Bergabungnya Cut Nyak Dhien ini berhasil meningkatkan semangat juang para rakyat Aceh untuk melawan Belanda.
Peperangan yang dilakukan setiap hari membuat fisik Cut Nyak Dhien makin hari makin melemah. Hingga akhirnya Belanda dapat menangkap sosok Cut Nyak Dhien dan mengasingkannya di Sumedang.
Di tempat pengasingannya sosok Cut Nyak Dhien mengajarkan ilmu agama dan Al-Qur'an kepada rakyat sekitarnya. Hingga beliau wafat pada 06 November 1908 karena sakit sakitan yang di alaminya.
Penulis: Eris Hopipah
Advertisement