Liputan6.com, Mamuju - Pencanangan gerakan merdeka pangan di Sulawesi Barat dimulai, ditandai dengan pelaksanaan program penanaman bibit jagung dan kedelai. Gerakan ini merupakan upaya antisipasi menghadapi ancaman krisis pangan yang menghantau masyaarakat global.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik mengatakan, gerakan merdeka pangan di provinsi ke-33 itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam upaya menghadapi krisis pangan global. Khusus di Sulawesi Barat, berfokus pada dua komoditi yakni jagung dan kedelai.
Advertisement
"Sasaran tanam hari ini untuk jagung dan kedelai di lahan seluas 14 hektare di sejumlah titik tersebar di 6 kabupaten se Sulbar. Ini langkah awal, selanjutnya penanaman oleh 6 kabupaten dan target kita 40 ribu hektare," ujar Akmal Malik, Sabtu (13/08/22).
Akmal memaparkan, penanaman bibit jagung dan kedelai ini dilakukan di lahan seluas 40 ribu hektar yang terseber di enam kabupaten. Semua lahan itu akan dikelola oleh pemerintah bersama petani dan masyakarat umum.
"Dari target luas tanam tersebut, diharapkan dapat memproduksi enam ton per satu hektare nantinya," ujar Akmal.
Akmal menegaskan, hasil panen dari lahan yang telah digarap melalui gerakan merdeka pangan ini bukan untuk diperjualbelikan. Karena menurutnya, hasil dari gerakan ini akan menjadi langkah baik untuk ketahanan pangan di Sulawesi Barat khususnya menghadapi krisis pangan.
"Terima kasih kepada masyarakat, petani. Gerakan ini bisa sukses ketika kita bersinergi, kuncinya kolaborasi," tegas Akmal.
Sedangkan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang hadir secara virtual mengatakan, Sulawesi Barat memiliki potensi besar seperti padi, jagung dan kedelai sehingga dengan adanya pencanangan tersebut dapat menambah nilai produksi pangan di Sulbar. Menurutnya, masalah pangan merupakan masalah yang sangat penting dan tidak bisa ditunda.
"Kami siap mendukung apa yang dilakukan di Sulbar dan berharap seluruh daerah dapat mengikuti gerakan yang sama Sulbar," harap Syahrul.