Liputan6.com, Jakarta - Kaspersky menyebut, 85 persen pengguna Android rupanya khawatir dengan privasi mereka. Hal ini berdasarkan data Privacy Checker yang mengungkap pengguna paling tertarik untuk mengetahui cara mengatur pengaturan privasi untuk layanan khusus di Android (85 persen).
Sementara, untuk aplikasi, sebagian besar permintaan tahun ini terkait dengan pedoman keamanan Google (22 persen).
Advertisement
Bukan hanya itu, Digital Privacy and Security Survey yang dilakukan Calyx Institute pada 2021 juga melaporkan, 80 persen responden khawatir tentang data privasi digital selama setahun terakhir. Ada 59 persen pengguna yang lebih sadar tentang keamanan data pribadi dibandingkan tahun lalu.
Kaspersky Privacy Checker pun menemukan, pun menganalisis layanan dan platform mana yang paling sering diminta oleh pengguna untuk instruksi layanan keamanan.
Hasilnya, pedoman privasi untuk layanan di platform Android jauh lebih banyak dibanding OS lain. Windows dan iOS hanya 6 persen, sementara Mac adalah 3 persen.
Angka untuk halaman yang paling banyak dilihat di situs Privacy Checker mengkonfirmasi popularitas terbesar untuk permintaan Android. Lima teratas semuanya terkait instruksi keamanan privasi di Android.
Data mengungkap, pengguna paling tertarik dengan privasi tingkat menengah untuk Google (17 persen). Tiga posisi berikutnya adalah aturan privasi menengah Chrome (9 persen) dan WhatsApp (9 persen).
Selain itu pedoman paling ketat untuk Google (9 persen). Kelima, adalah instruksi keamanan tingkat menengah untuk Facebook (7 persen).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pedoman Pengaturan Layanan
Untuk pengaturan layanan, pengguna paling tertarik pada pedoman untuk Google (22 persen), WhatsApp (14 persen), aturan privasi sistem operasi dan Chrome (12 persen), Instagram (11 persen), sedikit mengguli Facebook dengan jumlah permintaan 10 persen.
Pada platform Privacy Checker, pengguna bisa memilih dari tingkat pengaturan keamanan yang berbeda, yakni ketat, sedang, dan ringan.
Tahun ini, untuk semua layanan, pangsa permintaan terbesar terkait dengan instruksi tingkat menengah. Pengecualian untuk browser Safari, di mana pengguna lebih tertarik pada aturan privasi paling ketat, yakni 54 persen dan 45 persen untuk medium.
Head of Social Media di Kaspersky, Sergey Malenkovich, mengatakan, statistik pengunjung Privacy Checker memperlihatkan aspek privasi dan keamanan online yang paling menarik perhatian pengguna.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Paling Penasaran dengan Keamanan Instagram
"Tahun ini, Instagram menduduk puncak di atas Facebook dan TikTok, di mana ini cukup mengejutkan, mengingat jumlah pengawasan TikTok masih diterima dari publik dan pihak berwenang," kata Sergey.
Dia melanjutkan, hal tersebut kemungkinan terkait dengan update persyaratan layanan yang dibuat selama ini. Menurut Sergey, pengguna Instagram, dalam hal ini, ingin memastikan bahwa data pribadi mereka aman.
Berikut adalah checklist singkat Kaspersky untuk membantu pengguna melindungi informasi pribadi mereka di semua platform:
- Solusi keamanan seringkali memiliki fitur penjelajahan pribadi yang bisa membantu menghindari pelacakan internet.
- Meninjau izin untuk aplikasi seluler dan ekstensi browser. Sebaiknya hindari mamasang ekstensi browser, kecuali pengguna benar-benar membutuhkannya. Periksa dengan cermat izin yang diberikan pengguna.
Jangan Bagikan Informasi Pribadi yang Terlalu Detail ke Medsos
- Penyimpanan umum bukan tempat terbaik untuk menyimpan informasi pribadi. Misalnya paspor yang sudah dipindai (scan) atau daftar kata sandi. Pilihan yang lebih baik adalah menyimpannya dalam arsip terenkripsi.
- Perbarui (update) OS dan aplikasi penting saat dan seketika pembaruan tersedia. Banyak masalah keamanan dapat diselesaikan dengan instalasi versi software terbaru.
- Hindari unggah informasi yang memberi detil terlalu banyak. Misalnya alamat, nomor telepon pribadi, alamat email, dan data pribadi lainnya.
Ingatlah, sebelum membagikan apa pun, pertimbangkan apakah mungkin ada konsekuensi yang tidak diinginkan. Jangan bagi informasi atau foto apa pun yang bisa membahayakan privasi diri maupun orang lain.
(Tin/Ysl)
Advertisement