Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Indo-Pasifik AS, Kurt Campbell mengatakan pada hari Jumat (12/8) bahwa China “bereaksi berlebihan” terhadap kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan dan menggunakannya sebagai dalih untuk mencoba mengubah status quo di Selat Taiwan.
Dikutip VOA Indonesia, Sabtu (13/8/2022), tanggapan Amerika akan sabar dan efektif, dan kehadiran serta sikap AS di kawasan itu akan menjelaskan perilaku China yang lebih tidak stabil, kata Campbell kepada para wartawan melalui telepon.
Advertisement
“China telah bereaksi berlebihan dan tindakannya terus bersifat provokatif, tidak stabil dan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Campbell.
Dia menyebut tindakan China itu sebagai bagian dari “kampanye tekanan intensif” terhadap Taiwan.
“Itu belum berakhir, dan kami perkirakan itu akan terus berlanjut dalam beberapa minggu dan bulan mendatang,” kata Campbell. Dia menambahkan bahwa beberapa kapal perang China tetap berada di sekitar Taiwan, sebuah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada hari Kamis (11/8) bahwa ancaman kekuatan China tidak berkurang, meskipun latihan militer terbesar Beijing di sekitar pulau itu setelah kunjungan Pelosi minggu lalu tampaknya akan berkurang.
Campbell menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat akan melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan dalam beberapa minggu mendatang, dan akan mengumumkan “peta jalan ambisius” untuk negosiasi perdagangan dengan Taiwan dalam beberapa hari mendatang.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Militer China Masih Hantui Laut dan Udara Taiwan Pasca Kunjungan Nancy Pelosi
Militer China mengatakan bahwa mereka melanjutkan latihan di laut dan udara di sekitar Taiwan pada Senin (8/8).
Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan di media sosial Weibo bahwa mereka akan berlatih melakukan serangan anti-kapal selam dan serangan laut.
Militer telah melakukan serangkaian latihan angkatan laut dan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di daerah dekat Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu.
Latihan itu awalnya dijadwalkan berlangsung empat hari dan berakhir pada hari Minggu.
Sebelumnya, kantor berita negara China Xinhua mengeluarkan laporan singkat yang tidak menyebutkan kesimpulan dari latihan tersebut.
Latihan tersebut menguji "taktik perang sistem di bawah kondisi berbasis informasi, dan mengasah serta meningkatkan kemampuan untuk menghancurkan target pulau penting dengan serangan presisi", tulis Xinhua mengutip perwira angkatan udara Zhang Zhi.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
China Beri Sanksi, Nancy Pelosi Tegas Bela Status Quo Taiwan
Pemerintah China mengumumkan sanksi kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi karena kunjungannya ke Taiwan. Kunjungan Pelosi menuai berbagai ancaman dari China.
Dilaporkan Kyodo News, Jumat (5/8/2022), sanksi akan diberikan kepada Nancy Pelosi dan keluarga dekatnya. Kementerian Luar Negeri China berkata langkah itu merupakan provokasi.
Pihak Kemlu China belum mengungkap jenis sanksi yang dimaksud.
Sebelum Nancy Pelosi tiba di Taiwan, pemerintah China berkali-kali memberikan pernyataan keras dan ancaman. Namun, perjalanan Nancy Pelosi berjalan lancar dan politisi 82 tahun itu sudah beranjak pergi dari Taiwan.
Pada konferensi pers di Jepang, Nancy Pelosi kembali mengkritik China yang berusaha untuk mengisolasi Taiwan.
"Mereka (China) mungkin mencoba mencegah Taiwan untuk berkunjung atau berpartisipasi di tempat-tempat lain, tetapi dia tidak akan mengisolasi Taiwan dengan mencegah kita mengunjungi Taiwan," ujar Nancy Pelosi pada Jumat ini.
"Kita tidak akan membiarkan mereka mengisolasi Taiwan. Mereka tidak mengatur jadwal travel kita. Pemerintah China tidak melakukan itu. Persaabatn kita dengan Taiwan kuat. Hal itu bipartisan di DPR dan Senat. Ada dkungan besar untuk perdamaian dan status quo di Taiwan," lanjutnya.
Pencitraan?
Ketika ditanya apakah kunjungan Nancy Pelosi hanya untuk pencitraan tetapi membuat repot Taiwan, politisi senior itu memberikan respons yang pedas terhadap anggapan demikian.
"Itu adalah pernyataan konyol. Maksud saya bukan pertanyaan anda, tetapi inti pertanyaan anda. Taiwan adalah salah satu negara paling bebas di dunia," ujar Pelosi. "Begitulah Freedom House menggambarkannya."
Selain memuji demokrasi Taiwan, Nancy Pelosi juga memuji bisnis Taiwan seperti semiconductor, serta hak LGBTQ di sana.
"Jadi ini bukan tentang saya. Ini tentang mereka. Ini tentang Taiwan," ucapnya.
"Ini tentang mengucapkan: Mari rayakan Taiwan secara semestinya: sebuah demokrasi besar dengan ekonomi yang berkembang, dengan respek ke semua rakyatnya," tegas Nancy Pelosi.
Advertisement