Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang Belanda pada Jumat, 12 Agustus 2022 mengatakan telah menangkap seorang pria berusia 29 tahun yang diyakini sebagai pengembang untuk platform crypto mixer, Tornado Cash, yang dimasukkan Amerika Serikat ke dalam daftar sanksi minggu ini.
Dilansir dari CNBC, Sabtu, 13 Agustus 2022, sanksi AS yang diumumkan pada Senin menyusul tuduhan Tornado Cash membantu menyembunyikan miliaran aliran modal dan pencucian uang. Platform crypto mixer atau pencampuran kripto berfungsi sebagai, layanan online yang memungkinkan untuk menyembunyikan asal atau tujuan pembayaran digital. Dalam arti lain, platform itu meningkatkan anonimitas pengguna kripto.
Advertisement
Tornado Cash adalah salah satu platform cryptomixer terbesar yang diidentifikasi bermasalah oleh Departemen Keuangan AS.
Kantor kejaksaan Belanda untuk penipuan serius, kejahatan lingkungan, dan penyitaan aset (FIOD) mengatakan Tornado diduga telah mencuci mata uang virtual senilai lebih dari USD 7 miliar atau sekitar Rp 102,6 triliun sejak dibuat pada 2019.
FIOD mengatakan pria itu, yang tidak disebutkan namanya, ditangkap di Amsterdam pada Rabu. Dia diyakini telah membantu memfasilitasi transaksi kriminal, termasuk “dana yang dicuri melalui peretasan oleh kelompok yang diyakini terkait dengan Korea Utara.”
Dia akan menghadapi tuduhan pencucian uang. Pada Juni, divisi Financial Advanced Cyber Team dari FIOD memulai penyelidikan kriminal terhadap Tornado Cash. Kemudian ditemukan bukti Tornado Cash telah digunakan untuk menyembunyikan aliran uang kriminal skala besar, termasuk dari pencurian (online) cryptocurrency.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Influencer Ini Meneyesal Promosikan Kripto dan Rugikan Pengikutnya
Sebelumnya, Armstrong adalah salah satu influencer kripto yang paling banyak ditonton di YouTube. Salurannya, BitBoy Crypto, telah mengumpulkan lebih dari 1,5 juta pelanggan.
Selama bertahun-tahun, Armstrong mengatakan dia menerima pembayaran dari perusahaan kripto untuk mempromosikan produk baru mereka kepada banyak pelanggan.
Itu adalah praktik yang sekarang dia sesali karena itu menyebabkan beberapa kerugian yang menyakitkan bagi penontonnya sendiri.
Pada musim gugur 2020, Armstrong mengumumkan kemitraannya dengan cryptocurrency bernama DistX, menyebutnya sebagai koin paling tepercaya.
Dia mengatakan seluruh ide DistX adalah untuk menghentikan penipuan di kripto tetapi Armstrong mengatakan pada akhirnya, proyek itu sendiri berakhir dengan penipuan.
Perusahaan tersebut melakukan “rug pull”, artinya mereka bekerja untuk meningkatkan kapitalisasi pasar kemudian menghilang meninggalkan investor yang memegang token. Koin itu sekarang turun 99 persen, bernilai kurang dari satu sen.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Hasilkan Rp 1,4 Miliar per Bulan
Sementara dia menerima promosi berbayar, Armstrong mengatakan dia sebelumnya menghasilkan lebih dari USD 30.000 (Rp 441,9 juta) untuk satu promosi, yang termasuk video promosinya untuk DistX, dan dapat dengan mudah menghasilkan lebih dari USD 100.000 (Rp 1,4 miliar) per bulan dari hasil promosi saja.
Armstrong sekarang mengatakan dia merasa bertanggung jawab atas kerugian yang diderita para pengikutnya.
"Maksudku, tentu saja, aku tahu. Aku benci ketika kita membicarakan hal-hal yang tidak berjalan dengan baik,” ujar Armstrong dikutip dari CNBC, Sabtu (13/8/2022).
Armstrong mengatakan dia berhenti menerima promosi berbayar pada Januari, influencer lain masih mengerumuni pasar yang menguntungkan ini. CNBC menemukan bahwa beberapa tokoh online ini dibayar ribuan untuk mendukung proyek yang meragukan.
Musim semi ini, detektif blockchain anonim memposting daftar di Twitter yang menyebutkan 44 influencer kripto YouTube dan harga mereka untuk promosi berbayar. Beberapa dari influencer ini dibayar sebanyak USD 5.000 untuk satu video promosi, menurut daftar itu.
Mantan Pejabat AS: Kripto Lebih Mirip Saham Internet Ketimbang Mata Uang
Sebelumnya, mantan Pejabat Pengawas Mata Uang AS selama Pemerintahan Trump, Brian Brooks mengungkapkan pandangannya tentang cryptocurrency. Ia menilai, kripto harus dilihat lebih seperti saham internet daripada mata uang.
Kesalahpahaman terbesar seputar cryptocurrency adalah jika mereka tidak melakukan pekerjaan yang baik untuk menggantikan dolar AS,kripto gagal dalam misinya,” kata Brooks, dikutip dari CNBC, Senin, 8 Agustus 2022.
Sekarang Brooks adalah CEO penambangan bitcoin dan perusahaan teknologi kripto Bitfury Group.
“Sebagian besar kripto adalah tentang mengganti sistem perbankan terpusat dengan jaringan yang memungkinkan kontrol pengguna versus kontrol bank. Namun, aset kripto yang memiliki harga lebih seperti saham internet,” ujar Brooks.
Brooks memaparkan, investasi kripto lebih seperti bertaruh di saham Google. Eethereum atau Ripple atau apa pun yang mencoba menggantikan dolar AS, itu sama saja mencoba mengganti sistem transmisi nilai.
Seperti diketahui, seluruh pasar kripto telah merosot pada 2022, yang menyebabkan kekhawatiran akan “musim dingin kripto” lainnya.
Beberapa perusahaan kripto dan teknologi dengan cepat membalikkan rencana perekrutan, sementara banyak, termasuk pertukaran terkemuka Coinbase, telah memberhentikan pekerja di tengah penurunan harga dan perdagangan kripto.
Hal Ini juga membuat banyak orang di industri memperkirakan akan ada ribuan token digital berpotensi runtuh, kekhawatiran yang hanya tumbuh setelah keruntuhan baru-baru ini dari apa yang disebut terra USD algoritmik stablecoin dan token digital Luna.
Advertisement