10 Saham Ini Catat Koreksi Terbesar pada 8-12 Agustus 2022

Berikut 10 saham yang masuk top losers pada 8-12 Agustus 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Agu 2022, 12:43 WIB
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang perkasa pada 8-12 Agustus 2022, 10 saham tertekan atau top losers.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 0,63 persen ke posisi 7.129,27 pada pekan ini dari posisi pekan lalu di 7.084,65. Kapitalisasi pasar juga naik 0,54 persen menjadi Rp 9.333,89 triliun dari pekan lalu di Rp 9.283,70 triliun.

Pada pekan ini, sebagian besar sektor saham menguat. Namun, dua sektor saham melemah yaitu indeks sektor saham nonsiklikal melemah 0,04 persen dan indeks sektor saham ksehatan merosot 0,60 persen.

Selama sepekan, indeks sektor saham IDXbasic memimpin penguatan dengan naik 2,89 persen. Diikuti indeks sektor saham energi IDXenergy melonjak 2,77 persen, dan indeks sektor saham IDXproperty mendaki 2,31 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXinfrastruktur menguat 1,21 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi naik 1,18 persen, indeks sektor saham IDXindustry mendaki 0,38 persen, indeks sektor saham keuangan IDXfinance menanjak 0,14 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXtechnology bertambah 0,11 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal menguat 0,05 persen.

Pada pekan ini, ada 10 saham yang catatkan kinerja saham di bawah IHSG. Bahkan koreksi yang dialami hingga puluhan persen. Saham OLIV memimpin koreksi pada pekan ini dengan turun 28,57 persen. Disusul saham ASHA merosot 27,66 persen dan saham ESTA tergelincir 24,24 persen.

Berikut 10 saham yang alami koreksi terbesar atau top losers pada 8-12 Agustus 2022, dikutip dari data BEI:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


10 Top Losers pada 8-12 Agustus 2022

Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

1.PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV)

Saham OLIV merosot 28,57 persen ke posisi Rp 65 per saham dari pekan lalu Rp 91 per saham.

2.PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA)

Saham ASHA merosot 27,66 persen ke posisi Rp 272 per saham dari pekan lalu Rp 376 per saham.

3.PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA)

Saham ESTA merosot 24,24 persen ke posisi Rp 200 per saham dari pekan lalu Rp 264 per saham.

4.PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA)

Saham DRMA merosot 16,27 persen ke posisi Rp 695 per saham dari pekan lalu Rp 830 per saham.

5.PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU)

Saham TRGU merosot 14,71 persen ke posisi Rp 290 per saham dari pekan lalu Rp 340 per saham.

6.PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS)

Saham BESS susut 14,55 persen ke posisi Rp 188 per saham dari pekan lalu Rp 220 per saham

7.PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST)

Saham IBST susut 14,07 persen dari posisi Rp 9.960 per saham ke posisi Rp 8.550 per saham.

8.PT Indo Kordsa Tbk (BRAM)

Saham BRAM susut 12,94 persen ke posisi Rp 7.900 per saham dari pekan lalu Rp 9.175 per saham.

9.PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS)

Saham SLIS susut 12,94 persen ke posisi Rp 148 per saham dari pekan lalu Rp 170 per saham

10.PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN)

Saham KJEN susut 12,82 persen ke posisi Rp 102 per saham dari pekan lalu Rp 117 per saham.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Kinerja IHSG pada 8-12 Agustus 2022

Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada perdagangan 8-12 Agustus 2022. Sentimen global membayangi laju IHSG pada pekan ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI),ditulis Sabtu (12/8/2022), IHSG menguat 0,63 persen ke posisi 7.129,27 dari posisi 7.084,65 pada pekan lalu. Kapitalisasi pasar juga menguat 0,54 persen menjadi Rp 9.333,89 triliun. Kapitalisasi pasar naik Rp 50 triliun dari Rp 9.283,70 triliun pada pekan lalu.

Sementara itu, rata-rata frekuensi harian bursa melemah 0,18 persen menjadi 1.305.619 transaksi dari 1.307.982 transaksi pada penutupan pekan sebelumnya. Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa melonjaj 6,08 persen menjadi 25,737 miliar saham dari 24,26 miliar saham pada penutupan pekan lalu.

Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian bursa turun 9,35 persen menjadi Rp 13,90 triliun dari Rp 15,33 triliun pada penutupan pekan lalu.

 

 


Kata Analis

Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, pekan ini sentimen global mendominasi gerak IHSG. Sentimen itu dari konflik China dan Taiwan, serta rilis data inflasi Amerika Serikat yang turun ke level 8,5 year on year (YoY) dan di bawah harapan pasar yang menandakan ada tanda-tanda penguata ekonomi Amerika Serikat (AS). “Dari dalam negeri, ada penurunan pada bea keluar CPO 46 persen,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Pada pekan depan, Herditya pekirakan IHSG masih cenderung menguat dan melemah 50:50 seiring resistance 7.182 yang belum tertembus. "Apabila mampu break level ini, IHSG berpeluang ke 7.200, namun bila tidak maka dapat cermati level koreksi terdekat di 7.030,” kata dia.

Adapun sentimen yang bayangi IHSG antara lain rilis data neraca dagang Indonesia dan Amerika Serikat akan rilis data penjualan ritel. Herditya menuturkan, berdasarkan konsensus neraca dagang akan turun ke USD 3 miliar-USD 4 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya